Chereads / Zeyfana / Chapter 9 - 9. Pemeran utama

Chapter 9 - 9. Pemeran utama

Setelah pulang dari tokoh bunga zeyfa langsung membersikan diri mengganti bajunya dengan piyama berwarna peach polos yang memberikan kesan manis pada zeyfa,

zeyfa berbaring malas di atas tempat tidur melihat langit-langit kamarnya

semua kata-kata hanna di perpus masih dia ingat dengan jelas,

tentang surat yang dia dapatkan yang hanna katakan merupakan sebuah undangan masuk ke dalam salah satu organisasi di sekolahnya

yang membuat zeyfa bingung adalah kenapa harus memakai surat? dan kenapa dia? bukannya kita hanya perlu masuk jika ingin dan suratnya tidak menjelaskan apapun tentang organisasi mana pun di sekolahnya

dan yang makin tidak masuk akal adalah kabar putusnya ketua osis mereka dengan pacarnya yang sekarang telah bergelar mantan di sangkut pautkan dengan dia

zeyfa saja tidak kenal dekat dengan zayndra si ketua osis lalu kenapa dia di bawa bawa dalam masalah percintaan orang lain?

"aahhhhhh" zeyfa meninju udara di depannya gusar

entah apa yang membuat dia terseret dalam permasalahan orang lain sampai di sekolah banyak yang meliriknya sinis bahkan sampai mengatainya perebut pacar orang

OMG HELLO zayndra tidak istimewah itu untuk di perebutkan,

zeyfa hanya ingin sekolah seperti biasa lulus dengan nilai yang bagus dan pergi ke universitas lalu mendapatkan kerja dan menikahi laki laki yang baik mendapatkan anak kembar yang lucu ahhhh masa depan yang indah

"nggak, nggak boleh" zeyfa menggelengkan kepalanya, dipeluknya guling yang ada di sampingnya lalu menarik selimut sampai batas leher

"good night " kata zeyfa pada boneka gude tamanya

zeyfa memilih tidur dari pada harus memikirkan hal yang tidak menyenangkan lebih baik bersikap seperti biasa urusan orang lain biar mereka sendiri yang urus.

SKIP SEKOLAH*

"jadi gue udah cari info sama anak-anak yang lain sampe senior,, gue udah ngumpulin ini dari seminggu yang lalu dan udah gue rangkum buat lo" hanna berkata dengan semangat

"iya apa? " zeyfa bertanya tapi pandangannya jatuh pada buku yang di depannya

"jadi gini,, " hanna menarik kursinya mendekat pada zeyfa

"lihat gue dong" hanna menutup paksa buku yang sedang di baca zeyfa

di tarik nya tangan zeyfa yang bebas sekarang mereka berdua duduk berhadap hadapan

"jadi menurut survei, dari sekian orang yang gue tanya pada nggak mau ngomongin masalah lo"

ucap hanna dramatis dia bahkan memegang buku yang sudah dia gulung menggantikan mic

"masalah siapa sih? " alana yang baru masuk langsung bergabung dengan mereka berdua dia memilih berdiri di depan meja hanna

"lo nggak tau? " hanna bertanya dengan ekspresi kaget dia bahkan sampai menutup mulutnya dengan tangan kanan dan menarik bahu alana mendekat ke arahnya

"masalahnya zeyfa" hanna membisikan ke telinga alana

lalu tidak lama kemudian mereka berdua sama-sama menutup mulut dan ekspresi yang di lebih lebihkan

zeyfa sampai memutar bangkunya menghadap depan sambil mendengus malas

kenapa dia dipertemukan dengan teman macam mereka

"zeyfa lo nggak mungkin kaya gitu kan? "

tanya alana dengan ekspresi terkhianati dan menggenggam kedua tangan zeyfa dengan erat

"yaelah,,, fitnah itu mah" ucap hanna

"kalian nggak penasaran kenapa zeyfa bisa digosipin sama kak zay? " hanna berkata sambil bersandar di bangkunya dan tidak lupa kedua tangannya yang dia lipat ke dalam dengan memasang muka pengen di tabok

"emang apaan? " alana langsung menarik tangannya

zeyfa memasang muka tidak peduli padahal dia sedang berkosentrasi pada apa yang mau hanna bilang

"berani bayar berapa? " tanya hanna

"gue jajanin bakso" ucap alana cepat dengan wajah penuh harap

"seminggu" zeyfa berkata pelan sambil membuka lembaran bukunya secarah acak

"oke,,, seminggu yahh" hanna tersenyum lebar dan langsung memajukan kursinya mendekat

"info yang gue dapat kenapa bisa banyak yang nuduh zey ngerusak hubungan kak zay dan kak mentari"

hanna berbisik ke arah alana dan zeyfa yang sudah penasaran

"nanti aja dehh di kantin"

"huhhhh" alana berseru tidak puas

"kita kan udah mau pulang, kantin apaan" tanya zeyfa yang sudah terlanjur penasaran

"skarang aja" alana menahan kedua bahu hanna dan terjadi lah kerusuhan, hanna yang mencoba kabur dan di tahan alana dan zeyfa

"lepasin gue"

"nggak"

"gue mau ke toilet bego"

"alahhh nggak usah ngeles lo"

"kenapa jadi lo yang ngegas banget, ini kan tentang zeyfa"

"yaudah,, nggak ada bakso"

alana melipat tangannya di depan dada dan pergi ke tempat duduknya dengan memasang wajah cemberut

"al jangan gitu dongg, lo kan udah janji"

"hanna" handaru yang duduk tepat di blakang zeyfa menegur hanna

"alana tuh, masa dia udah janji tapi di ingkarin" hanna mengadu pada handaru dengan menunjuk nunjuk ke arah alana seperti anak kecil dia ambil permennya

sementara alana pura-pura tidak melihat ke arah tempat duduk mereka

bukannya menenangkan hanna handaru malah tidak peduli dan kembali fokus pada handphone nya

"lo liat kan si aru" hanna langsung berbalik ke arah zeyfa dan langsung melirik sinis ke arah handaru

"dia tuh pilih kasih tau nggak,, gue udah nggak suka sama dia waktu pertama kali dengar namanya"

"yang kemarin bilang aru ganteng siapa? "

"yaahh,, itu kan kemarin, sebelum gue tau kebusukan dia"

"bisa nggak sih kalau ngomongin gue jangan di depan gue juga? " ucap handaru yang ternyata menyimak percakapan zeyfa dan hanna

"paansii nguping lo yah? "

" nguping lo bilang? "

"udah dehhh ribut mulu nanti saling suka"

"NGGAK"

"NGGAK"

handaru dan hanna berkata kompak

"nahh kompak banget kalian"

zeyfa tertawa kecil melihat ekspresi handaru dan hanna yang suda tidak karuan mendengar perkataan dia

keributan di kelas terhenti ketika pak tara masuk ke kelas mengisi pelajaran pelajaran jam terakhir

guru-guru mengadakan rapat jadi kelas tidak ada yang isi sampai jam istirahat kedua.

zeyfa segerah memasukan buku dan peralatan menulis di tasnya,bel pulang tidak lama lagi, pak tara hanya memberikan tugas pada mereka karena waktunya mepet kalau di pake untuk mengajar,

"duluan yah" pamit zeyfa pada hanna dia langsung keluar kelas tanpa mendengar hanna yang sudah teriak teriak tidak jelas di kelas

zeyfa terburu buru karena ayahnya ternyata sudah ada di depan

ketika sampai di tengah koridor tangannya di tarik paksa oleh seseorang

"apaan sih? " tanya zeyfa yang kaget di tarik-tarik

"berani lo sama kita? " orang yang berdiri di depannya bertanya dengan tidak santainya

"aduh maaf yaa kak,, ayahku udah di depan, aku bisa dimarahin kalau telat" kata zeyfa sambil berusaha keluar dari kelas kosong itu

"aku aku,, jijik gue denger lo ngomong"

cewek dengan rambut bob dan menggulung lengan bajunya mendorong bahu zeyfa sampai jatuh

"uupsss,, sakit yah? maaf aku nggak sengaja"

"hahahaaa"

"euwww"

"makanya jangan sok cantik lo"

zeyfa yang masih terduduk di lantai melihat semua orang yang ada di dalam kelas, dua orang berdiri di depan pintu bertugas menjaga pintu dan tiga orang lainnya di dalam bersamanya,zeyfa tidak menyangka akan berada dalam situasi seperti ini, zeyfa merasa seperti toko utama dalam sebua film yang sedang di buly,tanpa di tahan zeyfa tertawa kecil

"kenapa ketawa lo?"

"lo kira lucu hah? "

"waahhh berani banget ni anak"

zeyfa berdiri dan membersikan debu yang ada di seragamnya gara gara duduk di lantai

"lo cuman sendirian disni"

"nggak ada yang bakalan nolongin lo"

"jadi siswa baru tuh jangan belagu"

"udah guys,, jangan buat dia takut"

ahhh zeyfa lupa mengitung orang yang duduk di kursi blakang

"dia jadi urusan gue"

zeyfa semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang, mentari berdiri di depannya dengan percaya diri dan sorot mata yang seakan berkata

NGAPAIN LO AMBIL COWOK GUA HAH?

LO PIKIR LO CANTIK?

NGACA LO

aahh apalagi yang akan senior nya ini tanyakan selain itu? ini waktu dimana dia sebagai pemeran utama akan di siksa oleh si antagonis karena perihal cowok, dan si cowok akan muncul menyelamatkannya.

***