Chereads / Zeyfana / Chapter 10 - 10. Tutup pulpen

Chapter 10 - 10. Tutup pulpen

zeyfa menatap lurus ke depan, berusaha tetap tenang padahal dirinya gelisa bukan main, bukan apa apa ayahnya sudah ada di depan bisa bisa dia dapat siraman rohani dari ayahnya yang panjangnya ngalahin rel kereta api

" gue rasa lo udah tau kenapa lo bisa disini" setelah sekian lama hanya saling adu tatap akhirnya mentari memulai pembicaraan

" lo tau kan apa hubungan gue sama zay? "

zeyfa mengangguk malas berharap drama ini cepat selesai

" gue pacar zay, nggak ada yang bisa ngerebut dia dari gue,jadi lo jangan mimpi buat deketin dia" ucap mentari tetap tenang

zeyfa menatap tak percaya dengan lawan bicaranya sekarang zeyfa tidak habis pikir dengan yang di katakan mentari, ngerebut dia bilang HAAH apa mereka sedang syuting sinetron sekarang

"udah kan kak,, aku mau pulang" kata zeyfa lelah

"eeitss,, siapa bilang lo boleh keluar? "

cewek yang berambut sebahu dan memakai banyak aksesoris di tangannya berkata tepat di depan zeyfa yang hendak keluar

zeyfa yang mengira sudah selesai menatap tidak terima pada orang yag di depannya

mentari kembali memainkan handphone nya tanpa memperdulikan apa yang akan teman temannya lakukan pada zeyfa

"buru buru banget,, kita kan belum main"

"tapi saya memang lagi buru buru" jawab zeyfa cepat

"santai dong"

"lo nggak bisa keluar dari sini sebelum ngelakuin apa yang kita suruh"

"asik nih"

"hahaah"

zeyfa melirik jam tangannya menghitung waktu yang dia habiskan disini mungkin ayahnya sudah pulang dan dia akan di beri hukuman aahh tidak, memikirkannya saja sudah membuat telinganya pegal

dan dia tidak mungkin memaksa keluar dengan cara kekerasan itu adalah jalan terakhir yang dia ambil dan lagi pula senior seniornya tidak menggunakan kekerasan padanya

kehadiran hanna sangat di perlukan saat saat seperti ini hanna pasti akan mendebat orang orang yang didepannya zeyfa menyesal meninggalkan hanna di kelas tadi

"ada apa di depan? "mentari bertanya heran pada teman temannya karena mendengar suara orang memaksa membuka pintu

"kayanya ada yang mau masuk"

"WOII BUKA DONG"

"siapa sih? "

"rusuh banget"

"buka pintunya njir"

"kalau nggak di buka gue dobrak nih"

"yang di luar pada ngapain sih, kok nggak ada yang nahan? "

aksi dorong mendorong terjadi di depan pintu zeyfa seperti mengenal suara itu tapi tidak ingat dengan pemilik suara

"udah buka aja pintunya" kata mentari jengkel

pintu akhirnya terbuka setelah aksi dorong mendorong mentari langsung keluar dan di ikuti teman temannya

"lo nggak apa apa kan? " zeyfa mengerutkan dahinya heran melihat orang yang berdiri di depannya yang bertanya khawatir

"aksara? "

zeyfa menyebutkan nama salah satu teman sekelasnya

"kenapa bisa,, "

"gue nggak sengaja lewat" aksara langsung memotong perkataan zeyfa dengan cepat

"nggak sengaja lewat? " zeyfa mengulang perkataan aksara dengan wajah bingung

"iya, gue nggak sengaja lewat,,, dan oohh iya" aksara merogoh saku tasnya mencari sesuatu

"ini,, gue nemu di dekat meja lo" aksara memberikan tutup pulpen karakter koya yang berwarna biru padanya

"ini punya lo kan? "

zeyfa masih menatap penutup pulpen dan aksara bergantian

"makasih" zeyfa berkata cepat pada aksara sambil mengambil tutup pulpennya

"duluan yah" pamit zeyfa

aksara mempersilakan zeyfa melewatinya lalu dia berjalan di belakangnya

zeyfa yang menyadari itu melirik kecil ke arah blakang, setelah sampai di pinggir lapangan zeyfa berlari lari kecil ke arah pintu gerbang keluar berharap ayahnya masih ada disana

"dari mana aja lo? "

bukannya ayahnya yang dia temukan malah handaru yang skarang ada di depan gerbang yang kini sedang mengamatinya

"bukannya lo keluar kelas duluan? "

"ayah ku mana? " tanya zeyfa tanpa menjawab pertanyaan handaru

"udah pulang,, lo kelamaan sih"

"udah pulang? dari tadi? "

"iya,, gue bilang biar gue yang nungguin lo"

zeyfa berjengit kaget ketika motor merah milik aksara tiba-tiba berhenti di sampingnya

"belum pulang lo? " tanya aksara pada handaru

"nungguin zey,, lo sendiri kenapa baru pulang? "

"ada urusan"

handaru mengangguk nganggukan kepalanya paham

semetara zeyfa menatap aksara tajam memperingatinya lewat tatapan

"yaudah yuk" handaru segerah memakai helm dan menghidupkan motornya

" duluan aja" ucap zeyfa

"lahh terus lo gimana? "

" aku masih ada urusan dekat-dekat sini jadi kamu duluan aja" zeyfa mencoba tersenyum meyakinkan handaru untuk segera pergi dari situ

"gue tungguin aja deh"

"jangan" ucap zeyfa sedikit teriak

"maksudnya,, aku bakalan lama jadi mendingan kamu pulang duluan aja, nanti aku suruh jemput hanna"

handaru menatap zeyfa tidak rela tapi apalah daya nya dia tidak bisa memaksa zeyfa

"gue duluan kalau gitu" pamit handaru

namun kembali mematikan mesin motornya

"terus lo ngapain masih disini? " tanya handaru pada aksara yang belum pergi dari tadi

"ahh gue" aksara menunjuk diri nya

"udh pulang aja sana" zeyfa medorong handaru dan memasang wajah tergalaknya

dengan sangat terpaksa handaru menarik gas motornya keluar dari kawasan sekolah berbagai pertannyaan muncul di kepalanya, bagaimana bisa zeyfa terlihat dekat dengan aksara

yang kerjaan nya main game di pojok kelas, mereka adalah jenis orang yang tidak mudah berteman menurut handaru, zeyfa pasti tidak menyukai game dan aksara pastinya tidak akan mau bergaul dengan zeyfa yang memiliki aura kutu buku

dia tidak perna melihat mereka berdua bicara di kelas, lalu dimana? atau jangan jangan aksara menyukai zeyfa?

tidak! dia tidak boleh membiarkan itu terjadi, handaru memutar motornya ke arah yang berlawanan kembali ke sekolah dan akan mengikuti kemana perginya dua orang itu.

sementara itu zeyfa dan aksara sudah berada di kafe dekat sekolah

"gue nggak bakalan ngomong, lo tenang aja" aksara berkata pelan sambil meminum minuman yang sudah di pesan,

"makasih udah nolongin aku" ucap zeyfa tanpa menatap aksara

"hah? " aksara cukup kaget,, zeyfa terlihat seperti tidak akan dengan mudah berterima kasih pada orang lain wajah dingin dan irit bicara sudah terlanjur melekat di pikirannya walaupun dia sama saja dengan zeyfa tapi justru karena itu dia sedikit paham dengan orang-orang sejenis dengannya.

handaru berhasil menemukan zeyfa secarah tidak sengaja melihat motor aksara terpakir di depan kafe dan dengan tidak sabar langsung masuk kedalam

handaru duduk tidak jauh dari meja dua orang yang sedang bicara itu atau hanya diam diaman

handaru mencoba bersikap biasa saja layaknya pengunjung yang lain

tapi rasa penasaran nya megalahkan akal sehatnya sekarang dia berpindah dengan cepat ke meja yang lebih dekat agar bisa mendengar pembicaraan mereka

bagaimana tidak penasaran, apa yang akan mereka bicarakan? handaru saja yang tetanggaan dengan zeyfa harus berpikir keras mencari topik agar bisa berbicara dengannya lalu bagaimana dengan aksara yang juga malas bicara?

***