Chereads / Sebatas lewat tanpa singgah / Chapter 2 - Hangout

Chapter 2 - Hangout

"Tok tok tok assalamualaikum"

"walalaikum salam, sebentar, ehh Dika, jemput Kayla ya?"

"hehehe iya dong tan masa jemput pak Maman, kayla nya masih dandan ya Tan?"

"bisa aja kamu, yaa biasa lah Dik kayak kamu baru kenal aja sama Kayla. Tante panggilin dulu ya." oke Tan"

* * *

ceklek

"Kay itu udah di tungguin Dika di bawah, buruan, kasian dia nunggu lama"

"loh Dika udah di bawah mah?" kok tumben dia gak ngabarin Kay dulu?"

"yaaa mana mamah tau, lupa mungkin"

"yaudah deh mah Kay pamit jalan sama Dika ya" mamah hati-hati dirumah ya"

"iya,seharusnya mamah yang bilang gitu ke kamu, hati-hati di jalan, bilang sama Dika jangan ngebut." emang mau jalan kemana sih?"

"biasalah mah anak muda,hehehehe"

Deru angin yang berhembus membuat rambut Kayla terbang-terbang di terpa angin. Suasana yang begitu ramai menghiasi jalan raya. Klakson yang seharusnya membuat telinga ingin pecah, tapi mereka nikmati bagaikan alunan musik. Mereka sengaja setiap mereka ingin keluar untuk merefresh otak, mereka lebih memilih menggunakan motor daripada mobil. katanya lebih nikmat. Selain mengurangi kemacetan, waktu yang mereka gunakan juga tidak terbuang sia-sia.

~Tujuan mereka adalah Dufan.

"Kay loe mau naik wahana apa?"Rollercoaster, Tornado, Histeria, atau apa?"

"Histeria dulu deh, gue mau liat loe berani apa takut, hahahhahh"

"yahhh histeria doang mah kecil, gue kasih tau nih ya, gue tuh setiap kesini pasti naik itu. Gak mungkin dong gue takut. kayaknya loe deh yang perlu banyak berdo'a, wkwkwkwk"ucap Dika menyombongkan diri"

"Dih sombong bener loe, jangan sok-sok an berani deh."

"Lah kan emang gue pemberani, hehehehe"

"udahlah kita buktiin aja!" oke siapa takut"

Benar kata Kayla bahwa Dika tidak mungkin berani menaiki wahana histeria. Karena Kayla tahu kalau Dika itu takut akan ketinggian. maka dari itu Kayla menantang Dika untuk menaik wahana itu. Tapi dugaan Kayla salah, dia kira Dika akan menolak, tapi malah sebaliknya, Dika menerima tantangan Kayla dan malahan Dika menyuruh Kayla untuk banyak berdo'a agar tidak takut. berbanding terbalik dengan kenyataannya malah Dika yang takut, dan hampir saja dia meneteskan air matanya karena saking takutnya.

"arghh payah loe Dik masa naik beginian aja loe takut."

"Yaa mau gimana lagi Kay, loe kan tau kalo gue takut ketinggian, eh loe malah ngajak gue naik begituan. Sekarang yang payah gue apa loe? tanya Dika dengan nada tingginya.

"iya iya maaf kan gue bercanda tadi, gue kira loe bakalan nolak, eh gak taunya loe terima kan tantangan gue. lagipula nih ya kalo loe takut bilang aja kali gak usah malu segala sama gue, loe kan sahabat gue Dik, jadi loe harus jujur dalam hal apapun sama gue."

"panjang bener kata-kata loe, tumben bisa bilang kek gitu, gak percaya gue kalo loe tadi yang ngomong, wkwkwk"

"ehh si sableng di kasih tau malah ngatain gue"

"hehehe bercanda Kay, gitu aja loe ngambek, buat gemes aja"

"ha apa loe bilang tadi? gemes? gak salah denger gue? "ehh siapa yang bilang gemes, gue tadi bilang Pms kali Kay. Salah denger loe, makanya kuping itu di bersihin biar bisa denger jelas."

"masa iya sih gue yang salah denger, kayaknya gue tadi bener kok, denger loe bilang gue gemes. Perasaan gue aja kali ya"

"mungkin, loe kan sering ke-geeran gitu jadi orang. Makanya denger bener bener biar bener, heheheh"

apa sih loe bener bener bener, gak ada kata lain kah?"

"ada sih tapi pingin aja pake itu. Udah lah ayo beli ice cream, pingin makan ice cream gue"

"cusss lah beli"

Setelah dika meyakinkan Kayla, Kayla pun percaya pada Dika kalau Dika tidak memujinya itu. Padahal yang dia dengar itu emang benar, seorang Dika mengatakan gemas pada Kayla. Tapi Dika malu mengakuinya, maka dari itu dia meyakinkan Kayla kalau dia tidak mengatakan itu. Untung saja Kayla mempercayainya.

"Dik kayaknya kita duduk di pojok sana aja deh"

"ohhh yang deket sama kaca ya? iya"

* * *

"ehh dik, gue mau cerita nih"

"tinggal cerita aja kali, gak usah minta izin gitu"

"hmmm Dik, loe tau gak sih gue suka sama seseorang tau"

Duarrrr...bagai di sambar petir di siang bolong. Ada yang retak tapi bukan kaca, ada yang patah tapi bukan kayu. Hati Dika seakan remuk mendengar ucapan Kayla itu.

"ssssiapa kay, siapa orang yang loe suka?

"hmm, loe tau kak Amos kan? kakak kelas di sekolah kita.

"Amos Ruben maksud loe? iya Amos itu"

"Menurut loe dia gimana sih Dik?"

"gimana apanya?"

"yaaa sifatnya gimana? cocok gak sama gue?"

"bbbaik kok, cocok juga sama loe?" kalo beneran loe bisa jadian sama dia, bisa jadi couple goals loe Kay."

"Masa iya sih Dik, do'ain deh biar gue bisa deket sama dia, syukur-syukur bisa jadian sama dia."

"Selalu Kay, gue selalu do'ain yang terbaik buat loe, kan loe sahabat gue.

Kayla tidak tahu perasaan Dika sekarang. Dika seakan teriris-iris hatinya. Ternyata orang yang di cintainya sama sekali tidak cinta padanya. Kayla malah cinta pada seniornya.

Di depan Kayla, Dika mencoba menahan segala emosinya, rasanya dia ingin membanting sesuatu yang ada di hadapannya. Tapi, dia tidak ingin Kayla benci padanya. Walaupun Kayla tidak mencintainya. Setidaknya, jika tidak saling mencintai, bisa saling menjaga kan?

Karena Dika tahu cinta tidak bisa di paksakan. sekuat apapun kita mencoba membuatnya mencintai kita, itu tidak akan bisa. Jika harus merelakan apa yang kita punya, relakanlah. Jika keadaan menginginkanmu pergi darinya, pergilah. Mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk kita.

Setidaknya kita pergi tanpa membuat luka di hati orang yang selama ini kita cintai.

"Terlihat sempurna bukan berarti baik- baik saja?membuat orang lain tertawa, tapi menangis saat sendirian. Itulah yang di rasakan Dika saat ini.

"Dik, dikaaaa, loe baik-baik aja kan?

"ha iya Kay, loe manggil gue?

"hihhh Dika,loe ngelamunin apaan sih. Sampai-sampai gue panggil berkali-kali loe gak denger. kenapa sih?

"ehh enggak gitu, gue cuma bayangin aja kalo loe beneran jadian sama dia" pasti sakit bener hati gue Kay (batin dika)"

"Kenapa? loe bayangin apa? kasih tau dong!

"Dihh rahasia dong, kalau mau tahu bayangin aja sendiri wleee" hahahaha"

"ishh loe jahat bener sih sama gue, ngambek nih gue sama loe"

"Gak denger, gak peduli, hahaha"

"huft jahat loe Dik sama gue." bodo amat, gak peduli"