Chereads / Antara Cinta dan Nafsu Bagus / Chapter 2 - Antara Cinta dan Nafsu bag 2

Chapter 2 - Antara Cinta dan Nafsu bag 2

"Ya mas, aku disini dulu sebentar" Jawab dedy.

"Yaudah sampai jumpa lagi" Kata bagus.

"Ya mas, hati hati dijalan"

Bagus berjalan meninggalkan dedy seorang diri. Bagus bertemu dengan driver kantor yang menjemputnya. Lalu menuju ke kantor cabang bertemu dengan team yang ada disana.

Bagus segera check in di hotel sesampainya disana. Lalu menaruh koper dan membawa kembali tas laptop dan berkas berkas pekerjaan. Lalu kembali menuju kantor. Seharian bagus hanya berada di kantor hingga sore  harinya. Jam 5 sore waktu setempat bagus meminta driver kantor untuk mengantarkannya ke hotel. Sesampainya di hotel bagus mandi lalu rebahan di kamar sambil menonton tv. Membalas chat dan video call sama istri dan anaknya. Tak lama kemudian ada pesan masuk.

Haris : " Mas saya sudah di lobi hotel"

Bagus :" Masuk aja ke kamar no 23"

Haris :" Ya mas"

Haris langsung menuju ke kamar 23. Di ketoknya pintu kamar itu.

"Masuk"

Haris masuk dan tersenyum pada bagus.

"Gimana perjalanan?" Tanya bagus.

"Lancar mas"

"Dah makan?"

"Belum mas"

"Tunggu sebentar" Bagus bangun lalu berganti pakaian. Hanya mengenakan boxer dan kaos dalam bagus memakai kaos putih dan celana khaki warna abu abu.

"Ganteng mas" Rayu haris.

"Kamu juga ris" Senyum bagus.

"Udah yuk, kita kebawah" Ajak bagus. Haris langsung berdiri menyusulnya. Sesampainya di bawah mereka pesan makanan sesuai selera masing masing.

"Kita jalan jalan kemana nih?" Kata haris.

"Kalo ke pantai agak jauh lagian udah malam nanti pulangnya" Kata bagus.

"Nggak apa mas, daripada di keramaian bosen isinya tempat hiburan dan mall aja" Saran haris.

"Ok, kita naik taksi aja kalo gitu"

"Ya mas"

"Kamu ada barang yang ketinggalan di kamar nggak? Kalo nggak habis makan kita langsung kesana saja"

"Nggak ada mas"

Selesai makan bagus dan haris segera beranjak dari hotel dan mencari taksi.

"Pantai kuta pak" Kata bagus setelah masuk kedalam taksi bersama haris duduk di belakang.

"Ya pak" Kata sopir taksi.

Taksi pun meluncur di tengah keramaian kota.

"Rencana berapa hari di sini ris?" Tanya bagus.

"Belum tahu mas, belum beli tiket nya" Jawab bagus.

"Emang cuti berapa lama? " Tanya bagus.

"Saya nggak jadi cuti mas, kebetulan ada urusan pekerjaan juga disini selama kurang lebih satu minggu" Jawab haris.

"Wah kebetulan juga ya" Bagus tersenyum.

"Iya mas, kebetulan kita bisa bareng ketemu disini"

"Mas besok sore jadi pulang ke jogja?" Tanya haris.

"Iya ris kalo sesuai scedule" Jawab bagus.

"Ya mas, sayang cuma semalam ya? " Haris terkekeh melihat ke depan pak sopir yang melirik lewat kaca spionnya. Pak sopir mendengar percakapan mereka jadi mereka lebih hati hati dalam obrolannya.

Bagus memenggam tangan haris agar diam. Haris yang kaget tangannya di pegang bagus menoleh. Bagus memberi kode agar diam. Haris paham lalu diam. Tangannya masih di genggam bagus. Haris pun membalas menggenggamnya. Dalam diam di belakang mereka saling meremas remas tangannya. 2 jam perjalanan akhirnya tujuannya mereka sudah sampai. Bagus segera turun setelah membayar ongkos taksi.

"Masih ramai juga nih pantai' kata bagus. Berdua berjalan menuju tepi pantai. Menyisir tepi pantai dan berjalan beriringan. Saling ngobrol dan bercanda.

Berdua menyusuri tepi pantai tapi tidak sampai ke bibir pantai. Bagus dan haris berjalan memandangi ombak lautan dan pasir dimana mereka akan melangkah.

"Mas, boleh nanya nggak?" Tanya haris dalam kebisuan diantara mereka.

"Ya"

"Sudah lama menjadi bisex? " Tanya nya pelan pelan.

"Lama, kenapa? " Bagus balik bertanya.

"Nggak apa apa mas, hanya saja mas berani berbuat kemarin di kolam renang? " Tanya haris.

"Ya tahu aja kalo haris sengaja mendekati mas dan tahu arahnya kemana"

"Dan kamu sendiri berani begitu, kenapa?" Tanya bagus.

"Iya mas, aku suka saja melihat mas. Pengen kenal lebih dekat"

"Dan ternyata mas meresponnya terlalu cepat" Jawab haris.

"Trus" Bagus memojokkan haris.

"Takut aja mas" Jawab haris.

"Takut kenapa? "

"Ya takut aja" Jawab haris lalu mencuri kesempatan mencium bagus disaat sepi dan jauh dari pandangan orang lain. Lalu berlari menjauhi bagus.

"Hmmmm nakal juga nih bocah" Batin bagus lalu mengejar haris.

Haris berlalu menghindar saat ingin di tangkapnya. Lebih gesit dan lincah.

Haris berhenti di sebuah batang kayu yang terdampar. Mengatur nafasnya yang ngos ngos an. Bagus menyusulnya lalu duduk di sampingnya. Juga ngos ngosan dan lebih parah daripada haris.

Keringat bagus bercucuran dan haris mengambil sapu tangan di sakunya lalu mengusapnya.

"Mas nggak apa apa? " Tanya haris.

"Nggak apa apa, haus nih"

"Bentar mas" haris berlari ke tepi pantai mencarikan air minum.

Lama kemudian haris muncul membawa dua botol air mineral. Di bagikan satu untuk bagus.

"Terimakasih" Kata bagus sambil meminum air itu.

Haris merogoh sakunya. Lalu memberikan sesuatu kotak kecil.

"Selamat ulang tahun ya mas, semoga menjadi pria yang baik, pengertian, selalu sayang dengan keluarga dan yang di cintainya. Sehat dan sukses selalu" Kata haris.

"Terimakasih ris" Jawab bagus sambil mengusap usap kepalanya. Haris merasa nyaman dan pasrah. Lalu di cium keningnya oleh bagus.

"Terimakasih mas" Kata haris.

"Boleh di buka?" Tanya bagus.

"Ya mas, tapi bukam barang mewah" Jawab haris.

"Nggak apa apa ris, terimakasih sudah memberi hadiah" Bagus mulai membuka kado itu.

Sebuah kotak merah beludru berbentuk hati dan di dalam nya sebuah cincin emas.

"Wow bagus, terimakasih ris. Tapi ini berlebihan" Kata bagus.

"Nggak apa mas"

"Boleh jujur nggak mas" Kata haris.

"Apa itu ris" Tanya bagus.

"Sejak bertemu dengan mas, haris suka sama mas. Sengaja haris beli 2 cincin yang sama persis" Haris menunjukkan jari manis nya terpasang cincin yang sama.

Haris diam bingung untuk mengungkapkan perasaan dan kata katanya. Bagus pun diam melihat cincin itu masih di genggam dengan jemarinya.

"Mas? "

"Ya"

"Mas, nggak suka?" Tanya haris.

Bagus merasa iba dan memberikan semangat kepada haris.

"Ris, mas berterimakasih kamu sangat pengertian. Aku suka kamu dengan sikap yang baik dan apa adanya" Bagus meraih tangan haris dan menggenggamnya

"Kita juga baru mengenal satu sama lain. Sebagai tanda ikatan pertemuan kita berdua ini mas terima. Kamu pasangkan ini di jari mas ya! " Kata bagus menyerahkan cincin itu di telapak tangannya.

Haris tersenyum lalu memasukan cincin ke jari manis tangan kanannya. Lalu mencium tangan itu dengan hangat dan mesra.

"Terimakasih mas"

"Sama sama ris. Terimakasih juga ya"

Bagus lalu mencium bibir haris dan memeluknya.

"Ris kita kembali ke hotel yuk" Ajak bagus.

"Ya mas"

Bagus dan haris berjalan menuju tepi pantai. Bagus merangkul haris  layaknya seperti adiknya. Haris melingkarkan tangan di pinggang haris. Haris menunduk karena ebih tinggi tapi merasa kecil di samping bagus. Setelah mendapatkan taksi dan menuju ke hotel haris duduk  bersandar di pundak bagus. Dan bagus hanya membiarkan saja walaupun di lihat oleh sopir taksi.

Tak di hiraukannya selama mereka tidak berbuat macam macam.

Sesampainya di hotel mereka langsung naik dan masuk ke kamar no 23. Bagus melepas celana dan kaosnya. Dengan menggunakan boxer dan kaos dalam lalu ke kamar mandi. Setelah mencuci muka dia kembali lalu duduk di ranjang menyalakan tv.

"Dik, dah mandi?" Tanya bagus.

"Belum mas" Jawab haris.

"Yaudah mandi aja dulu" Suruh bagus.

"Ya mas"  Haris lalu mengemasi kopernya dan mengambil peralatan mandi lalu masuk ke kamar mandi.

Selama menunggu haris mandi bagus memesan 2 kopi dan 2 jus buah. Lalu dia keluar duduk di balkon kecil di hotel itu. Pemandangan pantai kuta yang jauh sejauh mata memandangnya. Dia menghisap batang rokoknya dalam dalam. Haris selesai mandi saat keluar terdengar bunyi bel pintu. Haris membuka pintu datang seorang pelayan hotel membawakan pesanan bagus. Haris memberikan tips dan pelayan itu pun langsung pergi.

Haris melihat bagus berada di balkon. Dia mengambil nampan yang berisi kopi lalu berjalan ke arahnya. Di balkon kecil itu ada satu meja dan satu kursi. Di taruhnya kopi itu. Bagus mendengar suara langsung menoleh di lihatnya haris telah menaruh kopi. Haris mengambil satu cangkir lalu menyuguhkannya 

"Mas, di minum kopinya" Kata haris.

"Terimakasih dik" Bagus mengambil cangkir kopi itu lalu menyruput kopi panasnya. Bagus masih memandang ke arah pantai nan jauh dalam kegelapan. Haris mendekatinya lalu memeluknya dari belakang. Di sandarkan kepala dipundaknya.

"Mas, aku sayang sama mas" Bisik haris.

"Ya dik, terimakasih" Kata bagus.

Rasa hangat dari tubuh haris membuat bagus merasa nyaman. Haris pun makin nyaman memeluk bagus yang di sayanginya.

Tangan haris mulai nakal. Di raba rabanya perut bagus dan ciumnya leher dan juga tengkuknya. Bagus secara reflek merasakan kenyaman dan kehangatan itu langsung ngaceng.

Haris begitu menikmati penuh dengan rasa. Pelan tapi pasti. Lalu dia diam dan hanya memeluknya. Menunggu reaksi bagus.

Bagus kembali menyruput kopinya.   Rokok yang di hisapnya masih setengah batang. Dinikmati dengan penuh santai dan nyaman.  Kopi di tangan hampir habis. Di teguknya sekali dan tanpa sisa. Haris meraih cangkir dan sepuntung rokok yang hampir habis lalu menaruhnya cangkir di nampan dan puntung rokok dalam asbak. Bagus memutar tubuhnya saat haris menaruh cangkir itu. Saat berbalik haris sudah berhadapan dengan bagus. Berhadapan saling bertatapan. Haris tersenyum, wajah tampan yang tegas dan juga romantis. Bagus membalas senyumnya lalu merangkulkan tangan di lehernya. Haris memeluk pinggang bagus lalu menariknya memeluknya erat. Bibir telah telah menyatu dan saling melumat.

Seakan baru sebentar saling melumat bibir tenyata sudah belasan menit dilakukannya.

Bagus lalu menggandeng tangan haris menuju kedalam kamar.

Bagus langsung rebahan di kasur dan berselimut karena dinginnya ruangan. Haris menyusul disampingnya.

Berdua saling berpelukan dan bibirpun kembali menyatu. Bagus lalu melepas kaos singlet dan boxernya. Haris pun sama melepaskan kaos dan celananya. Berdua sudah telanjang di dalam balutan selimut tebal.

Rasa hangat kedua tubuh untuk menyatu dan kembali bibir saling bertemu. Tangan saling meraba, kaki saling bersilang. Lidah saling beradu...

Haris mulai agresif. Di tindihnya bagus lalu di cumbunya lehernya. Sambil menjilat seluruh bagian. Semua kulit di sentuhnya dengan bibir dan lidahnya. Lalu dadanya....

Menjelajah hingga ujung pentil putingnya. Tak luput pula ketiak dengan bulu tipisnya. Lengannya bahkan tangan dan jemarinya pun di cumbu dan di jilatinya.

Bagus menikmati setiap sentuhan dan setiap cumbuan.

"Ough .... Arghhh" Desah bagus yang benar benar di manjakan. Rasa geli berganti nikmat karena romantisnya cumbuan haris.

Haris setiap puas dengan satu titik berpindah ke titik lain. Seluruh bagian tubuh bagus tidak akan lolos tersentuh bibir dan lidahnya.

Tubuh bagus lemas lunglai terbuai kenikmatan.

Haris tetap bergerilya di setiap kulit dan tubuhnya.

Dari dada lalu turun ke pusar.... Berputar putar lidahnya bermanja manja. Lalu pinggul merata ke paha yang tumbuh bulu bulu kejantanan. Lutut dan betisnya pun tak kuasa menahan desiran desiran lidahnya. Haris ingin memiliki tubuh itu kesempatan ingin menjamah semuanya. Telapak kaki pun tak lepas jilatan lidahnya haris. Bahkan jempol kakinya  di emut dan di lumat olehnya. Bagus meronta dan mendesah.

"Aaaaaarrrrrrgggghhhhh ....." Matanya terpejam.

Haris membalikkan tubuh bagus. Lalu mulai dia mencumbu dan menjilat seluruh bagian belakang tubuh bagus. Pantat, punggung, dan tengkuknya. Bagus merasakan relaksasi seperti sedang di refleksi lembut oleh gairah.

Haris puas menikmati setiap inci bagian tubuh bagus.

Dan akhirnya haris mengincar bagian utama. Kontol dan biji pelernya. Dalam keadaan tengkurap haris meraih kontol dan biji pelernya. Di jilat kedua biji peler itu...

Bagus lalu membalikkan badannya. Terlentang ....

Haris akhirnya menuju bagian utama. Yang sangat di sukainya. Memegang batang kontol yang kekar lalu di jilatnya. Kepala kontol di emut dan lumat dengan lidah nya. Batang kontol yang membal dalam genggaman di remas remasnya pelan. Dan di elus elus nya penuh dengan rasa sayang. Bagus merasakan tingkat tinggi kenikmatan. Sudah hampir berasa menuju klimaks tapi tak kuasa untuk mencapainya. Seakan akan di tahan oleh indahnya permainan haris. Saat akan mencapai klimaks berubah rasa sensasinya. Bagus pun mencari keseimbangan. Di tariknya pinggung pantat haris ke hadapannya. Di genggam kontol itu lalu di emutnya. Posisi berubah menjadi posisi 69 dengan haris di atas tubuhnya. Bagus memainkan peran keseimbangan. Sambil mengemut dia meremas remas pantat dan meraba raba lobang dubur haris. Haris pun  merasakan sensasi nikmatnya. Di goyang goyangkan pantatnya dan mendorong kebawah dan menarik keatas. Seakan memompa....

Kontol hampir masuk semua dalam mulut bagus. Tapi bagus tidak menolaknya. Saat yang di nantikan haris akhirnya di raihnya. Bagus menjilati lobang duburnya.

"Aaaarrrrghhh enak mas" Haris berhenti mengoral hanya ingin mendesah.

"Ough .... " Haris terus menerus mendesah.

Haris ingin berlama lama di manja dengan jilatan bagus. Sambil menikmati ngemut kontol dan jilatan di lobang duburnya haris mendesah bebas dan puas.

Bagus menikmati dengan santai dan rileks. Lalu berganti dia membanting tubuh haris dan menindihnya.

Di emutnya kontol haris hingga haris kelejotan saking nikmatnya. Lalu tidak kuasa lagi menahan kegairahannya. Penuh nafsu dia muntahkan pejuhnya tanpa memberitahu bagus.

Bagus yang kaget mendapat semburan pejuh di mulut langsung di lepaskan emutannya. Pejuh muncrat di perut haris hinga menetes di kasur. Setelah semua pejuh menetes habis bagus menjilati kontol berkedut itu.

"Ough mas. Geliiiii" Ucap haris mendesah karena menikmatinya.

Haris ternyata tidak menyerah dengan klimaksnya. Dia makin bergairah lagi.

Bagus mendapatkan respon kegairahan kembali terpacu.

Kontol yang sempat lunglai kembali ngaceng dalam jilatan dan emutan bagus. Lalu bagus pindah posisi. Di tindihnya haris dengan berhadapan. Lalu kedua bibir saling menyatu dan saling melumat. Dengan berada di posisi bawah haris mengangkangkan kedua kakinya lalu menyilangkan kepinggul bagus. Memberikan kebebasan bagus mencari celah untuk kontolnya memburu lobang pantatnya.

Bagus mencumbu haris sambil memposisikan pinggulnya. Tak sabar bagus mengarahkan kontolnya ke dalam lobang haris. Haris mengerti keinginan bagus di ludahi jarinya lalu di usapkan ke lobang pantat. Dan memegang batang kontol bagus lalu mendorongnya masuk.

"Ough mas, enaaaak"

"Argh .... Penuh mas.... Enaaaaaak" Desah haris.

Bagus mendorong dengan penuh hasrat hingga seluruh batang masuk ke dalam lobang.

Rasa sempit dan susah di gerakkan bagus menariknya pelan pelan. Lalu di dorongnya lagi hingga mentok ke pangkal batang kontolnya. Berulang kali bagus bermain pelan dan santai. Sambil bercumbu dan mencium bibir haris.

Haris menikmati irama dengan diam dan pasrah.

Di peluk erat tubuh bagus penuh kasih sayang.

Bagus mulai merasakan pijatan lobang itu pada batang kontolnya. Bagus semakin lama semakin cepat. Memompa batang kontolnya keluar masuk.

"Ough mas, enak.....  Terus sayang..... Ough...."

"Arrgh mas.... Hmmmmmmaaarrggggh" Desah haris.

Agar sodokan nya makin berasa dan lebih leluasa menyodok bagus  bersandar kedua tangan dengan posisi shit up. Haris melepaskan lingkaran kakinya di pinggul bagus. Dan mengangkat ngangkang di hadapannya. Tangannya memegang dada bidangnya bagus dan memain kan pentil putingnya.

"Ough ris.... Nikmat sekali.. Mmmmmmm arrrgh"

Bagus bersemangat menikmati nikmat surgawi di hadapannya. Dingin nya ac terkalahkan dengan bara nafsunya. Keringat tipis membasahi dahi, leher dan dadanya. Lama sudah kenikmatan itu di rasakan tapi tak mengundang hingga ke puncak. Bagus tanpa melepas kontolnya menarik tubuh haris yang lebih besar darinya. Di bangunkannya haris hingga duduk di pangkuan. Kontol masih tertancap diam. Berdua saling berpelukan dan berciuman. Haris tak sabar lobang pantatnya menahan sedikit perih dengan bergerak naik turun pelan pelan. Hingga kontol dalam lobangnya seperti piston memompa tabung mesinnya. Posisi haris yang duduk membuat lobangnya menjepit sempit batang kontol.

"Mmmmmmmmm" Desah kedua insan dalam lamutan bibir saling menyatu.

"Ough mas, enak banget.... Sumpah" Ucap haris saat bagus mencumbu lehernya.

Keringat haris mulai terlihat dengan badanya mengkilat. Kedua insan itu berpelukan hingga keringat menyatu dalam balutan kemesraan. Bergesek licin dan pelan membuat keduanya semakin dalam buaian nafsu membara.

Haris kecapean keenakan dan harus bergerak naik turun. Lalu dia merebahkan dirinya. Bagus melepaskan tubuh haris lalu tercabutlah kontolnya. Haris terlentang kelelahan dan bagus mendekati dengan rebahan di sampingnya.

Bagus mendorong pinggul haris untuk memiringkan pantatnya. Haris meliukkan pinggulnya hingga pantatnya miring tetapi badanya masih terlentang. Bagus memeluk badannya dan mencium bibirnya sambil memegang kontolnya mengarahkan lobang pantat. Haris mengangkat kaki kirinya keatas agar lobang mudah di masuki kontol. Bagus tidak kesusahan memasukkan kontolnya.

"Hmmmmmmmaaaaaarrrgghhhh" Desah haris merasakan kontol menusuknya dari belakang menyentuh titik g-spotnya. Kontol bagus yang besar panjang benar benar bisa dirasakannya.

"Argh mas.... Ough"

"Hmmmmmaaaaarrrghh" Desah bagus.

"Yeah maaaaaas.... Terus mas, ough shshshhhhhhhaaaargghh"

Haris merem melek. Kontolnya ngaceng keras dikocoknya. Berasa nikmat yang haris rasakan.

"Ough mas, haris nggak tahan lagi.... Ough"

Haris mengcok kontolnya lalu

CROT CROOOT CROOOT.

"ough mas... Aku dah keluar aaaargggghhh"

"Terusin mas..... Enaaaak" Desah haris.

Bagus pun merasakan nikmat benar benar nikmat. Di sodok sodok kontolnya semakin cepat.

Dengan hentakan keras dan tiba tiba diam haris merasakan semburan pejuh di lobang pantatnya. Hangat dan penuh di lobang. Bagus mengejang memeluk erat haris. Lalu mencium bibirnya. Keringat terlihat butir butirnya. Membasahi muka dan seluruh badannya.

Diam sesaat berdua menikmati saat saat titik klimaks telah berdua capai.

Kontol pun masih tertancap.

Bibirpun masih bersatu dalam lamutan.

Tangan saling berpelukan. Lama dalam keindahan dan kenikmatan.

"Terimakasih mas"

"Sama sama"

Bagus lalu mencabut kontolnya lalu ke kamar mandi untuk membersihkannya.

Haris pun menyusulnya.

Dengan air hangat bershower mereka mandi bersama sama. Saling bermanja dan saling berciuman. Selesai membersihkan diri dan mengeringkannya mereka telanjang masuk dalam selimut. Kembali berpelukan dalam keadaan telanjang.

"Selamat tidur mas" Kata haris sambil mencium keningnya.

"Met tidur juga dik" Bagus membalas dengan mencium bibir haris lama dan lalu....

Mereka tidur dalam pelukan dan buaian kemesraan.

Saat bangun paginya. Bagus dan haris segera mandi dan berpakaian rapi.

"Hari ini kamu acara kemana ris? " Tanya bagus.

"Saya ke tempat dinas mas" Jawab haris.

"Yaudah mungkin kita akan berpisah disini"

"Setelah selesai pekerjaan hari ini mas langsung pulang sesuai jadwal tiket" Ucap bagus.

"Ya mas" Kata haris sambil merapikan seragam dan memasang atributnya.

Bagus mendekati haris memandangi wajah nya.

"Makasih ganteng semalam sudah memberikan kenikmatan yang tidak akan kulupakan. Benar benar beda dan untuk pertama kalinya merasakan sensasi yang luar biasa" Kata bagus lalu memeluk dan mencium bibirnya.

"Ya mas ku sayang, adik akan selalu berikan yang terbaik buat mas" Senyum haris.

"Ya dik, terimakasih" Kembali mereka saling berpelukan dan berciuman.

Selesai merapikan barang mereka berdua bersiap dan keluar kamar bersamaan.

"Dik, saya dijemput driver kantor"

"Adik searah nggak menuju jalan imam bonjol? " Tanya bagus.

"Nggak usah masku, adik naik taksi aja" Jawab haris.

"Yaudah kalo gitu"

Sesampainya di lobi bagus sudah ditunggu drivernya.

"Dik, mas jalan dulu ya" Ucap bagus

"Ya mas, hati hati di jalan ya"

"Kabarin adik kalo sudah mau balik" Kata haris.

"Ya dik" Ucap bagus sambil masuk kedalam mobil jemputan.

Hari memandangi kendaraan bagus yang sudah melaju ke jalan raya. Haris pun segera memanggil taksi lalu dia pun berlalu menuju ke kantornya.

Bagus seharian di sibukkan dengan pekerjaannya yang ternyata masih ada kendala kendala dan kekurangan data dalam pelaporannya.

Dia melupakan semua hal hanya fokus dengan pekerjaan.

" Pak, untuk data bulan juli agustus ada selisih dan kesalahan input. Bisa saya minta revisinya? " Kata bagus kepada kepala cabang.

Saat jam istirahat dan makan siang, pak andre mendekati bagus.

"Pak bagus, untuk laporannya maaf sedang dikerjakan. Maklum ada pergantian karyawan sejak dua bulan terakhir" Kata pak andre.

"Mungkin nanti sore baru selesai" Tambahnya.

"Ya pak andre" Ucap bagus pasrah.

"Kita makan siang dulu pak bagus" Ajak pak andre.

"Ya pak" Bagus mengiyakan karena sudah penat memikirkan pekerjaannya yang belum juga tuntas.

Bahkan dia sudah konfirmasi ke pusat bahwa bagus harus selesaikan pekerjaan. Kalau perlu jangan pulang terlebih dahulu sebelum semuanya selesai.

Dalam perjalanan bagus mengutarakan perihal laporan dari pusat mengenai pekerjaannya.

"Ya nggak apa apa pak bagus beberapa hari lagi disini" Kata pak andre.

"Saya yakin pak bagus bisa menyelesaikannya"

"Biar tenang saya akan hubungi kantor pusat agar bisa mengakomodasikan beberapa hari tambahan di sini" Kata pak andre.

Pak andre langsung menghubungi kantor pusat dan membicarakannya.

Bagus sendiri bingung dan segera mengabari tentang hal ini kepada istrinya. Hal pertama dia chat duluan karena nggak enak membicarakan hal keluarga di depan kepala cabang. Terlalu privacy.

Sesampainya di sebuah restoran pak andre dan bagus beserta dua rekan kerjanya pak andre memesan makanan khas jogja.

"Pak bagus orang jogja ya?" Tanya pak andre.

"Iya pak"jawab bagus.

" Kebetulan di sini masakan jawa nya enak enak pak bagus" Ucap pak andre memberikan semangat.

"Ya pak, daftar menunya sama dengan masakan istri di rumah" Jawab bagus segan.

"Wah istrinya pandai masak, pasti cantik ya? " Gurau pak andre.

Bagus hanya tersenyum malu.

"Pak bagus untuk hari ini nggak usah pulang, sekretaris saya sudah mencoba memesan tiket buat oak bagus akhir pekan ini" Dan sedang di carikan hotel lain biar pak bagus bisa menyelesaikan pekerjaannya" Kata pak andre. "Baik pak" Kata bagus lega.

Sambil makan siang mereka hanya memperbincangkan masalah pekerjaan dan tanya sedikit tentang keluarga masing masing. Selesai makan siang mereka kembali ke kantor dan melakukan pekerjaannya. Benar perkiraan bagus bahwa sore itu data belum juga di berikan kepadanya. Karena di perpanjang tugasnya sebelum jam kantor pulang dia menelepon istrinya.

"Assalamualaikum, ma" Kata bagus.

"Walaikumsalam. Ya yah"

"Iya ma, maaf ayah pulang akhir pekan. Tiket belum tahu kapan. Sedang di persiapkan pihak kantor.  Karena pekerjaan ayah belum selesai datanya. Maaf ya sayang" Kata bagus.

"Iya yah, nggak apa apa"

"Ayah baik baik saja kan disana" Tanya istrinya.

"Iya ma, alhamdulillah baik baik saja"

"Gimana anak anak ma? " Bagus balik bertanya.

"Baik baik aja yah, yaudah mama mau mandiin anak anak dulu"

"Ya ma, nanti ayah telp lagi. Assalamualikum"

"Walaikumsalam"

Bagus menunggu di ruang tunggu kantor. Dia sudah membawa koper dan tas ranselnya. Melihat tiket yang harus berangkat malam ini hangus sudah. Tidak berlaku lagi.

Dia menunggu tiket pesawat dan juga booking hotel malam ini.

Lama menunggu dia mengecek wa  . Tidak ada wa dari wawan dan dia merasa bersalah dengannya. Dia merogoh tas mengambil sebuah jam tangan pemberiannya. Lalu menukar jam tangan yang sedang di pakainya dengan jam tangan dari wawan. Dia mengetik mengirim pesan kepada wawan.

"Dik, apa kabar?"

"Wa dari mas sejak kemarin belum juga terbaca"

"Adik gimana keadaan disana?"

Dia menunggu tanda tanda wa terbaca namun juga tak ada respon apapun. Lalu di telp nya wa itu. Tak ada jawaban. Di ulangnya beberapa kali juga tidak ada jawaban. Di cobanya telp ke nomor gsm. Tidak aktif.

Bagus mulai kawatir dan bersalah dengan sikapnya.

Dia mulai gelisah datang seorang wanita menghampirinya.

"Pak bagus" Kata wanita itu dengan logat balinya.

"Ini pak, tiket dan booking hotelnya" Kata wanita itu seraya menyodorkan amplop berisi tiket dan booking hotelnya.

"Ya mbak, terimakasih" Jawab bagus menerima amplop dengan sopan.

Lalu wanita itu pergi meninggalkannya.

Di bukanya amplop itu dan ternyata hotel nya bukan hotel yang semalam dia tempati. Dan tanggal tiket ternyata hari sabtu pagi penerbangan pertama. Berarti dia harus menginap dua malam lagi disini. Lalu dia memasukkan dokumen itu kedalam tas lalu berjalan keluar mencari driver kantor yang akan mengantarkannya.

"Pak ke hotel ini ya? " Sambil menunjukkan kertas kepada drivernya.

"Siap pak" Kata driver. Lalu berangkatlah.

Bagus memanfaatkan menikmati suasana kota dalam kendaraan. Diam membisu melihat kearah luar melalui jendela mobil.

"Pak, boleh saya merokok? " Kata bagus kepada driver dengan sopan.

"Silahkan pak" Kata driver sambil memencet tombol agar kaca jendela terbuka. Lalu mematikan ac kendaraannya.

Sore yang cerah dan dan tidak panas seperti di kotanya.

"Jauh ya pak?" Tanya bagus merasa sudah sejam lebih di dalam kendaraan.

"Bentar lagi pak" Kata driver.

Bagus kembali diam sambil menghisap asap rokoknya.

Bagus langsung tersadar dia melihat kejauhan pantai kuta yang semlam dia bersama haris datangi.

Dia terlihat senang dengan hal ini.

Kendaraan masuk ke sebuah hotel nggak jauh dari tempat itu.

"Sudah sampai pak" Ucap driver berhenti tepat di pintu lobi hotel.

"Ya pak, terimakasih" Kata bagus.

"Sama sama pak, saya langsung pulang ya pak" Kata driver.

"Ya pak, silahkan"  Bagus keluar lalu berjalan ke belakang kendaraan mengambil koper dalam bagasi.

Setelah itu dia melihat kendaraan berjalan menjauh menuju jalan raya bagus berbalik dan masuk kedalam hotel.

Saat akan mendekati meja reseptionis ada seseorang yang memanggilnya.

"Mas bagus"

Bagus menoleh sumber suara yang memanggilnya dan tidak asing dengan suara itu.

Di lihatnya dedy yang duduk di sofa nggak jauh darinya lalu berdiri berjalan mendekatinya.

"Mas nginep disini?" Kata dedy.

"Ya" Ucap bagus yang ternyata kebetulan bertemu dedy.

"Mas kenapa ga wa" Tanya dedy.

"Hehehe" Bagus terkekeh. "Maaf sibuk pekerjaan" Ucap bagus.

"Bukannya mas harus balik malam ini? " Kata dedy.

"Iya, di perpanjang" Kata bagus.

"Kenapa mas" Dedy mulai kepo nya.

"Biasa urusan pekerjaan" Jawab bagus singkat.

"Bentar ya, saya cek in dulu" Kata bagus menenteng koper berjalan ke arah meja resepsionis.

"Ya mas, kita ngobrol ngobrol dulu ya mas" Kata dedy.

"Ok" Bagus cuek dan terburu buru berjalan menjauh.

Setelah bagus cek in, dia melihat dedy duduk di sofa tadi sambil menyruput secangkir kopi.

Bagus berjalan mendekatinya lalu duduk di sofa dekat dedy duduk.

Ternyata dedy sudah memesankan secangkir kopi.

"Di minum mas kopinya" Dedy menawari bagus untuk meminum kopi yang sudah di pesannya.

"Terimakasih dek" Kata bagus.

"Wah jam tangan specialnya di pake nih" Senyum dedy menatap bagus dengan senangnya.

Bagus menaruh cangkir kopinya lalu tersenyum. "Ya"

"Mas rencana malam ini kemana?" Tanya dedy.

"Nggak kemana mana paling disini aja, capek mau istirahat".

Tiba tiba hp nya berdering, telp dari istrinya. Di terimanya telp itu.

" Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

" Yah, jadi pulang nya malam ini?"

"Nggak ma, di perpanjang hingga sabtu nanti. Ayah sekarang sudah di hotel"

"Yaudah yah, hati hati disana"

"Ya ma, anak anak gimana sayang?"

"Baik baik aja yah"

"Ya ma, nanti ayah wa ya"

"Ya yah, assalamualaikum. I love you"

"Walaikumsalam. I love you too"

"Cie romantisnya" Ucap dedy.

"Biasa aja dek"

"Dek, aku mandi masuk dulu ya. Mau mandi" Kata bagus.

"Mas, boleh nggak dedy ikut" Ucap dedy.

"Ikut mandi? " Bagus terkejut.

"Hehehe ya nggak lah mas, maksudnya ikut mampir berkunjung ke kamar mas. Pengen ngobrol ama mas"

"Kalo boleh ikut mandi ya nggak apa apa" Dedy tersenyum simpul.

"Haish ada ada aja kau de" Balas bagus tersenyum.

"Lha mas nya yang nawarin? " Ucap bagus.

"Yaudah yuk. Gerah nih! " Ucap bagus seraya meraih tas dan koper lalu berdiri berjalan masuk ke dalam hotel.

"Sini mas, koper nya biar adek yang bawa! " Dedy menawari bantuan.

"Nggak usah dek" Tegas bagus.

"Nggak apa apa mas, sini" Dedy merebut koper dan menentengnya.

Bagus diam aja lalu berjalan berdua menuju kamar.

Setelah sampai dikamar bagus menaruh tas dan mengambil koper yang sudah di taruh dedy di dekat ranjang.

Dedy membuka tirai jendela yang ternyata view nya menghadap ke pantai.  Sudah lewat isya jadinya hanya kegelapan yang tampak diluar dengan cahaya lampu menghias di sekeliling area. Dedy menyalakan ac nya lalu duduk. Mengambil remote tv dan menyalakannya juga.

Bagus melepas sepatu kemeja dan celana panjang nya. Hanya mengenakan celana dalam dan singlet. Melipat kemeja dan celana lalu membungkus dengan plastik. Lalu berjalan ke arah meja dekat dedy duduk di tepi ranjang.

Meraih ganggang telp dan menelepon operator hotel untuk mengambil baju yang akan dia laundrykan.

Dedy hanya melihat body sexy bagus yang berdiri di hadapannya dengan lekuk lekuk badan yang proposional. Serta menatapi tonjolan yang ada di dalam celana dalamnya. Bagus yang sedang menelepon menoleh ke arah dedy yang fokus menatapi bagian celana dalamnya.

Selesai telp bagas memutar badannya hingga berhadapan dengan dedy. Dedy yang duduk terus menatapi bagian celana itu tak sadar tonjolan celana dalam itu sudah dekat di depan hidungnya. Bagus berhenti dan diam. Tiba tiba tangan dedy terangkat ingin memegang bagian celana itu tiba tiba bagus langsung memutar badan lalu berjalan ke arah pintu setelah mendengar suara bel berbunyi. Bagus meraih handuk lalu melilitkannya di bagian pinggang. Lalu membuka pintu. Dedy menoleh kearah pintu itu dengan rasa sebelnya.

Berdiri di depan pintu opertor hotel . Bagus menyerahkan kantong plastik berisi kemeja kotornya.

"Besok malam ya mas" Kata bagus.

"Ya pak" Jawab operator itu menunggu uang tips. Bagus lupa kembali mengambil selembar uang dari dompet lalu menyerahkannya kepada operator itu. Lalu di tutupnya kembali pintunya.

Bagus menaruh dompet di atas meja lalu ke kamar mandi. Dedy melihat kearah mandi terus, gelisah. Seperti bingung antara ingin ikut masuk ke kamar mandi atau nggak. Terdengar suara air shower yang mungkin telah membasahi tubuh seksi bagus, terbayang dengan dada yang bidang air menetes di atasnya lalu turun ke perut datar melalui lekuk lekuk walau tidak jelas lekukannya.  Dengan telanjang terlintas bayangan kontol menggantung membal dan lembut. Kalem menunggu untuk dia elus elus. Bersamaan bulu jembut tersiram air bagai embun embun air pelepas dahaganya. Jakunya turun menelan ludahnya sendiri. Dedy makin gelisah ingin mengintipnya. Tetapi rada takut salah orang.

Pintu kamar mandi tidak di tutup sempurna oleh bagus. Terbuka celah diantaranya ada bayangan tubuh bagus mandi dari pantulan cermin. Dedy berdiri mendekat melihat bayangan bagus mandi dari pantulan itu. Tubuh proposional bagus begitu menggoda gairahnya. Paha yang sekel terlihat kuat dan lengannya terbentuk alami terlihat tonjolan di bisepnya. Urat di lengan menonjolkan akan kekuatan bagus  untuk memperkosanya. Dedy mendekat lagi matanya tetap tertuju pada pantulan cermin itu.

Bentuk pantat yang sempurna kencang, tidak besar dan tidak pula kecil. Punggungnya yang terlihat kekar bahwa lelaki ini pernah bekerja kasar. Tiba tiba bagus memutar badannya untuk agar siraman air membasahi punggungnya. Bagus tidak mengetahui bahwa dedy sedang mengintipnya. Dedy melihat dengan jakun menelan ludah.... Kontolnya besar menggantung manis. Perutnya datar dengan pusar sedkit bodong ada bulu bulu rambut tumbuh kebawah hingga ke bawah. Bagus menggosok gosok kontolnya untuk membersihkan sisa sisa sabun. Kontol bergoyang goyang seperti kepala kucing yang di elus elus lehernya. Begitu manis dan menggoda. Dedy kembali terpancing gairah melihat keindahan yang bagus berikan.

Saat bagus membasuh badan sambil melihat dirinya di kaca bagus melihat pantulan dedy yang sedang mengintipnya. Saat itu juga bagus lalu menengok kalo pintunya tidak tertutup rapat. Lalu di tariknya hingga terbuka dia pun melongok keluar.

"Nggak jadi ikut mandi?" Ucap bagus menatap dedy yang terkejut karena ketauan mengintipnya.

"Eh iya mas, boleh? "

"Ya ayoo sini" Ajak bagus.

Dedy lalu berdiri menanggalkan semua pakaiannya. Bagus melanjutkan mandinya di bawah air shower yang hangat.

Dedy lalu masuk menyusulnya.

Dedy hanya berdiri di depan pintu melihat bagus yang telanjang menggairahkan di hadapannya. Kontolnya saat itu juga langsung ngaceng tanpa dia sadari.

"Walah udah ngaceng aja" Lirih bagus menarik tangannya untuk masuk lalu mendekatinya. Di bawah guyuran air shower dedy yang tertahan di pepet ke dinding kamar mandi dengan kontol yang sudah ngaceng menyentuh kontol bagus yang masih menggantung dengan manisnya.

Bagus dan dedy saling bertatapan.

Dedy saat itu juga mencoba mencium bagus tapi di hindari olehnya. Bagus mendongak keatas  di bawah shower pancuran.

Bagus hanya mendapatkan leher nya yang segera di kecup dan cumbu. Bagus hanya diam tak bergerak.

Dedy mengusap usap badan bagus dengan mesra lalu mencumbu keseluruhan tubuhnya.  Tangan dedy meraih kontol bagus yang belum juga bangun.

Dia menengoknya lalu jongkok di hadapan. Di cium dan di endus endusnya kontol itu. Dan kemudian di emut kontol. Kontol besar membal di dalam mulutnya makin lama makin membesar dan keras. Akhirnya dedy melihat kontol super yang dia idam kan. Begitu mempesona dengan bentuk dan ukurannya. Lama dedy memainkan kontol bagus lalu berdiri. Bagus menatapnya dengan tubuh lebih tinggi darinya. Dedy memeluk pinggangnya. Saat itu juga dedy langsung membalikkan badannya. Menempelkan duburnya tepat di depan kontol bagus. Dengan sedikit nungging.

Di goyang goyangkan pantatnya menggesek kontol bagus yang sudah tegang maksimal.

Bagus lalu meraih sedikit sabun cair lalu meratakan di seluruh batang kontolnya.

Lalu di arahkan ke dalam dubur dedy.

"OUGH.... YEAAAAAH" Dedy mendesah saat kontol bagus dengan mudah menembus duburnya.

Bagus menyodok tanpa halangan dan mentok ke dalam.

Kontol begitu mudah nya keluar masuk dalam dubur karena licinnya busa sabun. Hingga sodokan kencang bagus begitu mudah hingga pahanya beradu keras dengan pantat dedy menimbulkan bunyi yang khas.

PLEK PLEK PLEK dan suara desiran air shower tubuh mereka berdua.

Dedy terus mendesah dan mendesah tidak jelas.

"Ough mas.... Enak.... Ough ough ough ough ough sshhhhh argh ough argh ..... "

Bagus pun dengan mudah dan lancar terus menyodok tanpa merubah irama. Kecepatan yang konstan dan posisi sudah tepat.

Tak terasa hingga bermenit menit berlalu lalu .....

"Dek, mas mau keluar..... Ough"

"Keluarin di mulut adek mas" Kata dedy mendesah . Bagus mencabut kontolnya lalu mengocoknya. Dedy  langsung jongkok di hadapannya memgambil alih tangan bagus untuk menggantikan mengocok kontol serta mengarahkannya ke mulutnya. Kontol tersiram air membilas bersih busa sabun lalu dedy menngemutnya sambil mengocok.  Bagus berdiri sambil menggoyang pantat maju mundur menyodok kontol dalam mulut dedy.

"Ough yes. Ough mau keluar ..... Ough"

Dedy makin kencang mengocok dan melumat lumatnya.

CROOOOT CROOOOT CROOOOT

Bagus menahan pantat dan kontolnya berkedut. cairan kental sangat sangat kental karena semalam sudah keluar hingga tetes tetesnya. Pejuh kental itu di telan langsung di mulut dedy. Melihat bagus yang sudah crot dedy bergairah dengan mengocok kontolnya sendiri. Sambil mengemut kontol lemasnya bagus  menjilat jilat dan meraba raba bijinya. Akhirnya dedy memuntahkan pejuhnya ke lantai kamar mandi. Bagus menahan gelinya kontol yang masih di emut dan di kenyot kenyot olehnya. Setelah dedy puas memuntahkan pejuh dan puas telah mendapatkan apa yang dia harapkan. Akhirnya dia duduk lemas dan melepaskan kontol bagus dari mulutnya. Bagus segera mandi untuk kedua kalinya. Begitu juga dedy berdiri dan mandi .

Bagus selesai mandi duluan mengambil handuk lalu keluar untuk berganti pakaian. Lalu rebahan di kasur menonton tv.

Tak lama dedy selesai mandi dan berganti pakaian. Lalu duduk di sofa single dekat jendela.

"Mas" Ucap dedy dimana saat berucap terdengar hp bagus berdering.

Bagus meraih hp nya dan panggilan itu dari istrinya.

"Ssttttt istri" Kata bagus sambil nunjuk hp dan menyuruh dedy untuk diam.

"Ya assalamu'alaikum'

" Walaikumsalam"

"Ya ma"

"Ayah dimana?"

"Di hotel sayang"

"Sedang apa yah? "

"Ayah habis mandi"

"Sudah makan?"

"Belum sayang"

"Yaudah jangan lupa makan ya"

"Ya sayang, mama juga jangan lupa makan ya! "

"Anak anak gimana yang"

"Baik baik aja yah, dede nanyain ayah mana ma"

"Hehehe salam buat mamas dan dede ya sayang"

"Ya yah"

"Yaudah nanti ajak anak anak vc sebelum tidur ya yah"

"Ya sayang"

"Yaudah, assalamualaikum"

"Walaikumsalam, i love you"

"I love you to ayah"

Telepon ditutup.

"Ya, kenapa tadi de? " Kata bagus setelah berbincang dengan istrinya di telp.

"Nggak apa apa mas" Jawab dedy.

"Yaudah mas, dedy balik ke kamar dulu ya" Ucap dedy.

"Lho kok buru buru" Kata bagus.

"Nggak apa apa mas, takut nanti ganggu waktunya mas" Kata dedy lirih.

"Kamu di kamar berapa dek?" Tanya bagus.

"109"

"Yaudah nanti aku kesana kita makan bareng ya! " Ajak bagus.

"Nggak usah mas, dedy ada acara nanti di pantai" Ucap dedy.

"Yaudah dek, makasih ya"

"Ya mas"

"Mas"

"Ya dek"

"Boleh minta wa nya"

"Oh ya, bentar aku chat kamu sekarang ya dek"

"Ya mas, makasih"

Bagus mengetik sesuatu lalu di kirimnya ke dedy.

Dedy membuka chat wa nya lalu tersenyum.

"Terimakasih mas, dah dulu ya mas" Kata dedy mendekat lalu meraih tangan bagus untuk mengajaknya bersalaman dan di ciumnya tangan bagus.

Lalu berjalan ke arah pintu dan keluar menuju ke kamarnya.

Bagus menatapnya hingga di pergi hilang dari pandangan.

Tiba tiba sebuah pesan wa masuk. Bagus mengeceknya ternyata dari haris.

Haris : "bang, ada dimana?"

Bagus  : " Di hotel dek"

Haris : " "Lho kok masih di hotel, abang kan harus naik pesawat? "

Bagus : " Ya dik, tiketnya di batalkan"

Bagus : " Abang masih di hotel, di perpanjang sampai weekend nanti"

Haris : "lha abang kok nggak kasih kabar? "

Bagus : "maaf dek, mendadak dari pusat. Pekerjaan belum kelar"

Haris : " Yaudah adek ke hotel ya bang".

Bagus : " Hotelnya pindah dek"

Haris : " Dimana bang? "

Bagus : " #share location# "

Haris : " Ya bang, adek kesana sekarang"

Bagus : " Ya dek"

Bagus tersenyum haris pasti kesel merasa di kerjain. Dia berpikir kenapa haris begitu perhatian dan peduli sama dirinya.

Tidak jauh dari bandara kemungkinan sejam lagi haris akan tiba.

Bagus membuka apl wa nya kembali lalu video call bersama anak anak dan istrinya.

Lama saat bagus video call hingga lupa waktu. Sudah sejam lamanya dia menutup telp nya lalu mengecek wa.

Ada banyak history missed call dan voice call. Bagus langsung nyengir melihatnya.

Di bacanya wa dari haris.

Haris : " Mas, dimana?"

"Mas"

"Halo"

😡

Banyak chat dengan banyak macam kata dan emoticon.

Bagus nyengir lagi.

Kemudian di telp lah haris yang ternyata sudah 15 menit yang lalu sudah berada di lobi. Haris duduk di ruang lobi dengan wajah kesal dan cemberut. Bingung dan galau, emosi, kesel, jengkel semua menjadi satu rasa dan satu tempat. Dia hendak pergi meninggalkan tempat itu. Namun saat dia berdiri berderinglah hpnya.

Ternyata bagus yang menelponnya. Haris menahan emosinya dia duduk mengatur nafas.

"Ya halo"

"Maaf de, tadi lagi telpon anak istri"

"Ya "

"Jangan marah, naik aja kamar 507"

Haris kesal lalu menutup telp itu. Kembali berdiri berjalan kearah lorong hotel dengan rasa jengkel dan kesal. Dia memilih naik lift menunggu saatnya lift tiba. Ada beberapa orang yang juga sedang menunggu. Haris jengkel dan kesal dengan wajah cemberutnya.

Pintu lift sudah terbuka. Haris segera masuk dan beberapa orang yang antri  bersamanya. Haris berdiri di pojok memperhatikan orang yang memencet tombol lantai yang akan di tuju. Salah satunya seorang pria memencet tombol angka 5. Haris cukup tenang karena ada yang sudah memencetkan lantai tujuannya. Sebagian banyak orang orang yang turun di lantai 2 dan 3. Hanya tinggal haris dan pria itu yang ada di lift untuk tujuan ke lantai 5.

"Mau kemana mas?" Tanya pria itu dengan sopan menyapa haris.

"Ke lantai 5" Ucap haris dengan rasa enggan dan males karena masih jengkel dengan bagus.

"Oh, sama"

"Sendirian?" Ucap pria itu.

"Nggak, sama pacar" Jawab haris dengan nada sedikit ketus.

"Oh"

Lalu mereka diam. Pria itu tidak berani lagi bertanya atau mengajaknya ngobrol. Saat sudah mendekati lantai 5 pria itu bersiap siap sudah di depan pintu. Haris diam ngantri di belakangnya.

Pintu lift sudah terbuka dan pria itu langsung melangkah berjalan menyusuri lorong lantai lima. Di ikuti oleh haris yang kebetulan ke arah yang sama. Pria itu pun berhenti di kamar 509 tepat kamar bagus yang akan haris tuju. Haris bingung campur penasaran lalu berhenti dan menunggu dengan jaga jarak tertentu. Pria itu memandang ke arah haris merasakan hal yang sama. Curiga dan penasaran. Pria itu mengetok pintu kamar no 509.

"Masuk saja tidak di kunci" Teriak bagus dari dalam.

Haris mendengar suara bagus dengan suara khas nya.

Pria itu lalu membuka pintu lalu masuk dan menutup kembali.

Haris diam menunggu.

"Eh dek dedy?, ada apa kesini?" Tanya bagus bingung dan heran kenapa yang datang bukan haris malah dedy.

"Nggak ada apa apa mas, cuma main aja"

"Mas nunggu seseorang? " Tanya dedy.

"Iya. Kenapa?" Tanya bagus heran.

"Iya ada orang nunggu di depan"

Saat itu juga bagus terlonjak berlari menuju pintu. Di bukanya pintu dan melihat haris berjalan berbalik arah dari dirinya.

"Dik" Panggil bagus.

Haris berhenti dan menengok ke belakang. Bagus memanggilnya tapi haris diam saja.

Terpaksa hanya dengan celana boxer dan kaos singlet bagus rela malu mengejar haris ke lorong. Lalu di tarik tangannya di ajak menuju ke kamar. Haris sedikit enggan tapi nurut saja.

Bagus membawa haris masuk ke dalam kamar. Haris masih dengan sebal duduk dan mengambil minuman kaleng di lemari di dekatnya. Haris tak bicara sedikit pun dan tanpa tatapan mata ke mana mana cuek dan meminum bir kaleng di tangannya. Sambil menatap ke luar melihat  pantai dalam kegelapan malam.

"Mas, dedy pulang dulu ya. Ini barang titipannya" Kata dedy menyerahkan sebuah kotak ke tangan bagus lalu beranjak pergi. Setelah dedy pergi dan menutup pintunya kembali haris menatap bagus dengan penuh tanda tanya.

Bagus yang memperhatikan dedy pergi langsung menoleh menatapnya.

"Salah satu karyawan yang baru ketemu tadi"

"Ini barang titipan dari kantor"

Jelas bagus sebelum haris mengajukan pertanyaan.

"Yakin? Bukan siapa siapa nya mas?"

"Adik lihat sendiri kan?

"Apa?"

"Tidak terjadi apa apa" Jelas bagus .

Mereka berdua diam.

Bagus membawa kotak pemberian dari dedy mengamatinya sebentar lalu memasukkannya kedalam koper.

Berjalan ke arah meja memesan makanan dan minuman untuk 2 orang. Lalu kembali merebahkan diri ke kasur. Menatap layar TV dan menontonnya dengan serius.

Bagus tidak peduli dan cuek dengan sikap haris yang masih jutek menatapinya. Haris tetap diam dan meminum habis bir kaleng di tangannya.

Hanya suara dari televisi yang channelnya selalu di ganti ganti oleh bagus.

"Mas" Kata haris membuka kata

"Ya dik" Jawab bagus sambil menatapnya.

Haris berdiri lalu berlari dan menubruknya menindihnya dan memelekunya

Kepala nya tertelungkup di dadanya sambil menangis.

"Maafin adik mas"

"Ya"

"Mas jahat"

"Jahat kenapa? "

"Cuekin adik"

"Siapa yang cuek? "

"Mas jahat"

"Jahat kenapa? "

"Nggak sayang sama adik? "

"Siapa yang nggak sayang?"

"Mas? " Dengan manja haris memukul dada bagus dengan gemas sambil menangis. Air mata membasahi matanya. Matanya memerah dan sedikit sembab.

Haris mendongak menatap wajah bagus. Bagus tersenyum lalu mengecup keningnya.

Haris gemas dengan apa yang bagus lakukan barusan. Dia pun malu menundukkan mukanya di dada bagus dan memeluk nya erat.

"Udah udah berat nih" Ucap bagus.

"Mas jahaaaaat" Teriak haris.

"Stttttt" Bagus melotot kearahnya lalu tersenyum.

Bagus mengusik usik rambutnya dan rela menahan beban badan haris yang menindihnya.

"Teeeeet" Bel pintu berbunyi dan haris segera membalik badan dan rebahan di kasur pura pura menonton tv.

Bagus berdiri berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Pelayan datang membawa nampan di mintanya masuk.

Setelah pelayan menaruh makanan dan minuman lalu pergi setelah menerima uang tips dari bagus.

"Ayo dik makan dulu" Ajak bagus.

Haris beranjak dari kasur lalu ke kamar mandi.

Melepas celana panjangnya dan kemeja. Hanya mengenakan kolor dan singlet lalu mencuci muka.

Bagus duduk karena sudah lapar sudah duluan dia makan tanpa menunggu haris.

"Sini dik makan?"

"Ya mas"  Bagus langsung menuju meja mengambil makanan trus duduk di lengan sofa yang bagus dudukin. Karena hanya satu sofa dan satu meja. Sebelum haris makan sendiri makanannya dia menyodorkan makanan di sendok untuk di suapin ke bagus. Bagus yang disodorin secara reflek langsung membuka mulut dan memakannya. Haris lalu mencium ubun ubun bagus dan mulai memakan makanannya sendiri.

Beberapa kali menyuapin bagus dan mengambilkan minuman padahal bagus belum ingin. Bagus menerima pelayanan haris dengan senang hati.

"Mas, kenapa nggak kasih kabar kalo di perpanjang"

"Adik dah nunggu lama di bandara"

"Hehehe maaf, mendadak dan karena sibuk pekerjaan"

"Jadi nanti balik nya hari sabtu? " Tanya haris.

"Ya dik. Sabtu siang" Jawab bagus yang sekarang membalas menyuapi haris.

"Memang adik sudah bebas tugas?" Tanya bagus.

"Iya mas, 2 hari bebas tugas"

Bagus selesai duluan lalu ke balkon duduk di kursi. Menyalakan sebatang rokoknya. Pemandangan  pantai kuta begitu rame malam ini.  Para turis banyak berkeliling dan pub pub penuh rame.

Tiba tiba haris memeluknya dari belakang. Mencumbu lehernya.

"Dik, nanti malam aja. Kita tidur dulu yuk..." Bisik bagus.

Haris tak bergeming. Dia terus melancarkan aksinya memeluk dan mencium bagus.

Bagus langsung berbalik badan mencium keningnya lalu berjalan masuk sambil menggandengnya. Bagus lalu naik ke atas ranjang berselimut langsung tidur. Haris menatapinya melihat bagus benar benar kecapean dan akhirnya dia menyerah dengan keadaan. Lalu dia mengambil sebuah pembakaran aroma terapi khas bali dan cairan pewangi ruangan dengan aromatic sensual. Meletakkannya di meja samping bagus yang sedang tidur dan di bawah meja televisi. Haris melepas kaos dan celana bagus hingga telanjang. Bagus tidur terlelap dan haris menonton tv. Dua jam kemudian haris menyalakan lilin pembakaran lalu mematikan lampu kamar dan lampu tidur. Di ambilnya sebuah lampu proyeksi kecil di tas. Di nyalakan lampu itu terproyeksi cahaya berbentuk hati yang bertebaran di seluruh ruangan. Dengan berbagai bentuk dan ukuran juga warna. Haris melepas kaos dan celananya hingga telanjang lalu  mematikan televisi dan tidur di samping bagus   menyandarkan kepala di dadanya dan memeluknya. .