°
°
°
Hari demi hari yang Alena lalui membuat gadis itu semakin merasa tertekan, keputusan yang ia ambil saat itu semakin membuatnya tercekik oleh keadaan. Tapi disisi yang lain, jujur saja gadis itu juga semakin menikmatinya. Ia merasakan dirinya kembali kepada dirinya yang dulu, yang dimana ia tak lagi melepaskan 'senyuman penuh' pada wajahnya itu. Gadis itu juga semakin dingin dengan apa yang ada di sekitarnya dan yang lebih mendekati lagi adalah perasaannya saat menambah jumlah 'boneka' di rumah kayu yang biasa Riana kunjungi, ia tak lagi merasakan apa itu arti dari kata 'jijik'. Gadis itu bahkan menghirup aroma amis dari darah 'boneka' itu seakan-akan benar-benar sedang menikmati suasana yang sedang berlangsung.