Chereads / Saranghae My Superstar / Chapter 7 - Gadis itu dan kantung matanya

Chapter 7 - Gadis itu dan kantung matanya

Junhyuk sedang berada dalam perjalanan menuju penthouse nya, ia lelah seharian ini. Jadwal yang padat memang harus ia jalani setiap hari membuat ia merasa seperti sebuah robot yang tak tahu lelah. Segala macam vitamin dan suplemen selalu ia konsumsi agar tak ambruk, fisiknya harus kuat untuk pekerjaannya, apalagi sekarang sedang masa promosi yang mengharuskannya bekerja dari pagi ke pagi.

Suho menyetir dengan santai karena tahu Junhyuk sedang lelah dan sedikit tidak fokus karena kurang istirahat. Artis asuhannya itu duduk di kursi belakang agar dapat tidur sejenak selama perjalanan.

Junhyuk memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil SUV nyaman inventaris agensinya, mobil itu memang dikhususkan untuk mempermudah mobilisasi Junhyuk kemanapun, sedangkan Junhyuk sendiri memiliki beberapa unit mobil pribadi yang terparkir rapi di basement penthouse yang ia tinggali saat ini.

Bantal leher selalu menemani dirinya ketika di mobil, catat ya! selalu! tak pernah tinggal. Saat ia memejamkan mata, bayangan wajah lelah Hana selalu menghantuinya, setiap memejamkan mata, ia akan selalu teringat mata panda itu, kantung mata yang sudah bergelambir ngeri, baginya yang seorang superstar, tentu saja kantung mata adalah momok mengerikan karena pekerjaannya menjual penampilan yang menarik. Ditambah lingkaran hitam di sekeliling mata gadis itu membuat ia geram ingin sekali meletakkan timun segar disana.

"HAAH!!"

Suho terkejut, hampir saja ia nge-rem mendadak karena pekikan Junhyuk di belakangnya.

"Kenapa? Ada yang sakit?"

"Hyuuuung~~~~~" rengeknya pada Suho, merengek seperti bocah, iya benar...dia akan seperti ini jika dengan Suho.

"Ada apa? Bicara yang jelas"

"Aiiisssh....aku tidak percaya ini...hhaiih..aku sudah gila aaakkhhh" kesalnya sambil mengacak rambutnya dan menjambak-jambaknya pelan, ia masih sadar kalau sampai rambutnya rontok bisa bahaya, rambut juga termasuk aset baginya, jadi ia melampiaskan kekesalannya sekedarnya saja agar rambutnya tak jadi korban.

"Apa sih? Yang jelas lah, kau kenapa?" Suho mulai tak sabar, jarang-jarang Junhyuk begini.

"Akh! Sudahlah, lupakan saja!"

Jawaban Junhyuk membuat Suho jadi kesal, apa-apaan sih orang ini! batinnya, tapi ia tahan kekesalannya dan hanya menghembuskan nafas berat, Junhyuk seperti sedang sangat lelah jadi ia mengurungkan niatnya untuk mengomel.

Junhyuk lelah? iya lelah batin beybii...dibayang-bayangi wajah Hana yang nampak memelas, bukan fergusooo... bukannya jadi kasihan atau iba, anehnya Junhyuk jadi sedikit tertarik pada Hana karena yang ia lihat dari wajah lelah itu adalah cerminan dari Hana yang pekerja keras dan tak manja. Ya! itu adalah tipe cewek kesukaan Junhyuk selain cewek imut yang menggemaskan.

Junhyuk memutuskan tetap memejamkan matanya dan berusaha menghitung domba agar segera terlelap, setiap wajah Hana muncul di pelupuk matanya, segera ia menggeleng keras dan menghitung ulang domba-domba di dalam kepalanya, begitu terus sampai 76 kali terulang.

Suho mendengus kesal sekaligus heran, apa aku bawa dia ke psikiater saja ya? batin Suho.

--o0o--

Hana sudah dipembaringannya, belum melepas pakaian kotor yang menempel pada tubuhnya, ia sangat lelah dan ngantuk samapai sulit ditahan, ia bahkan hampir terlewat halte pemberhentian karena tertidur di dalam bus yang ditumpanginya.

Hari ini adalah hari yang campur aduk, ia di maki dan dibentak Junhyuk tapi ia juga dilibatkan dalam pekerjaan dan rapat dengan PD-nim, itu sudah merupakan suatu pencapaian yang besar baginya yang hanya karyawan magang. Kalau saja tidak ada senior busuk hati itu, Hana pasti berdoa siang-malam untuk minta agar dapat bekerja disana selamanya.

Dan lagi baru pertama kali ia melihat Junhyuk yang salah tingkah, biasanya Junhyuk yang ia tahu di kehidupan nyata adalah orang yang tenang dan dingin, emosinya labil dan menyebalkan saat bicara, tapi ternyata dia bisa juga salah tingkah bahkan seperti orang tidak fokus.

Hana tersenyum kecil, ternyata ada juga sisi manusia biasa pada diri Junhyuk. Heheheh

Ia memaksakan dirinya beranjak menuju kamar mandi, membersihkan diri dan berganti baju lalu segera naik ke kasurnya, menarik selimut dan terlelap kurang dari 5 menit kemudian. Dia benar-benar lelah jiwa raga.

--o0o--

Hari ini seperti biasa kantor Hana sibuk dengan segala macam urusan, ia hari ini sekali lagi harus mengerjakan pesan kecil untuk di selipkan pada album terbaru seorang penyanyi pendatang baru besutan Moonlight yang mulai naik daun, tidak sebanyak bingkisan Junhyuk yang lalu, jadi ia bisa dengan santai mengerjakannya di ruang rapat seperti biasa.

Drrrkk...

Pintu ruang rapat dibuka, seorang lelaki tampan nan imut dan tampak jauh lebih muda dari Hana berdiri disana dengan senyum sumringah ala iklan pasta gigi. Ia menyapa Hana ramah sambil memasuki ruangan.

Anak itu adalah Kim Leo, penyanyi yang baru saja ber-solo karir setelah keluar dari idol grupnya dan pindah ke Moonlight. Dan ya, dia pemilik album-album yang sedang dikerjakan Hana.

"Annyeong haseyoo~~"

"Nae, Annyeong haseyo~~" ujar Hana tak kalah ramah dengan senyum manisnya.

"Wah, sepertinya anda lebih tua dari saya, boleh saya panggil Noona? biar lebih akrab" ujarnya dengan cengiran ceria di wajahnya membuat Hana terkikik geli.

"Yaa...boleh, panggil aku Hana Noona"

"Hana Noona~~ mohon bantuannya~" Leo membungkukkan badannya sopan pada Hana, gadis itu membalas dengan melakukan hal yang sama.

"Noona sedang mengerjakan albumku kan?" ujarnya seraya mendekati Hana dan duduk di kursi sebelahnya.

"Emmh..kenapa? kau mau bantu?" Hana mengangguk dan sengaja bertanya untuk menjahilinya saja, karena sebenarnya dia bisa menyelesaikannya seorang diri.

"Baiklah, aku juga akan ikut menulis pesan-pesannya hehe" jawab Leo dengan senyuman lebar yang nampak bagus berpadu dengan matanya yang ikut melengkung saat ia menarik tepi bibirnya.

"Hahah..baiklah, ayo bantu aku!" ujar Hana semangat, padahal tadi ia tak berharap banyak. Kebanyakan artis biasanya akan memberi jarak pada orang lain selain tim nya bahkan pada karyawan agensinya sendiri, tapi Leo berbeda. Ia sangat mudah akrab dan ceria, membuat orang senang saat bicara dengannya.

Leo masih terus bicara tanpa henti sepanjang mereka bekerja, membuat Hana sesekali terbahak karena leluconnya. Ia anak yang ramah dan menyenangkan dan Hana sangat nyaman ngobrol dengannya. Padahal mereka baru pertama kali bertemu, Hana jadi teringat adik laki-lakinya di rumah, sudah lama mereka tidak bertemu dan bercengkrama seperti saat mereka kecil, dan kehadiran Leo membuat Hana senang, membuatnya merasa sedang bicara dengan adik sendiri.

Tapi disisi lain, seseorang yang tidak sengaja melihat mereka bicara sambil tertawa-tawa di ruang rapat yang pintunya terbuka itu sedikit mengeraskan rahangnya, entah kenapa rasa kesal muncul di hatinya. Ia kesal kenapa gadis itu bisa menunjukkan wajah senangnya saat bersama cecunguk bau kencur seperti Leo.

Junhyuk menatap mereka dari arah luar ruang rapat sekilas lalu melangkah dengan cepat ke arah ruangan Yoon PD, hari ini ia dipanggil oleh Yoon PD karena draft rencana tournya sudah selesai direvisi oleh Hana selama 3 harian ini.

Dia melangkah dengan dongkol di hatinya yang ia sendiri jadi kesal karena rasa dongkol yang tak mau hilang ini. Disela-sela rasa kesalnya, otaknya tak mau kalah, benda cair dikepalanya itu malah membuat Junhyuk terngiang-ngiang dengan wajah ceria gadis itu, selain matanya yang cantik ternyata senyumnya juga cantik, kata otaknya. Membuat sensor lain diotaknya merespon dengan mengirim asupan darah berlebih di bagian telinga dan pipinya, Junhyuk merona malu.

Sial! batinnya.

"Kau kenapa? Kau demam?" Suho menempelkan telapak tangannya di kening Junhyuk yang kemudian di tepis si empunya jidat.

"Aku tidak apa-apa..jangan berlebihan.." ujarnya sebal.

Ini tidak benar! Ini tidak benar! batinnya memberontak, tapi sisi lain hatinya mengatakan hal sebaliknya, ia kesal melihat Hana bekerja sama dengan bocah ingusan itu. Harusnya Hana hanya mengerjakan urusan Junhyuk kan? bukannya selama ini begitu? tanya nya dalam hati.

Ia termangu dengan bermacam pikiran soal gadis cerobohnya, membuat dirinya jadi budeg dan tak mendengar walau beberapa kali dipanggil oleh dua orang di hadapannya sampai Suho harus menggoyangkan bahu gagah Junhyuk barulah ia tersadar dari lamunan.

"Kau kenapa sih? Dari kemarin sulit sekali untuk fokus"

'Gara-gara gadis berkantung mata tapi cantik itu yang bikin aku begini' ucap Junhyuk dalam hati.

Ia akhirnya hanya menghembuskan nafas berat atas respon dari pertanyaan Suho.

"Apa perlu kita ke psikiater?" tanya Suho dengan mimik khawatir.

Junhyuk seketika melirik sebal pada managernya itu.

"Memangnya aku gila?" kesalnya.

"Tidak semua orang yang datang ke psikiater itu gila"

"Aah..terserahlah, aku tidak apa-apa jangan bicarakan psikiater lagi hyung!" Junhyuk bergidik ngeri membayangkan dirinya harus berhadapan dengan psikiater, memangnya dia sakit mental? Eh, tunggu! Apa ini sakit mental? Apa dia benar-bebar sudah gila karena terus memikirkan gadis itu dan kantung matanya yang bikin gemas? Junhyuk bertanya-tanya dalam benaknya sendiri. Ia meragu, hampir saja ia bilang pada Suho untuk mengantarnya ke psikiater saat seseorang memasuki ruangan.

"Maaf, permisi..ini salinan draft rencana tour yang anda minta PD-nim.."

Hana! gadis itu masuk ke ruangan PD-nim, kali ini kantung matanya nampak lebih baik, tak separah kemarin dan wajahnya sedikit rileks. Junhyuk yang sedari tadi jadi uring-uringan sendiri seolah menyalahkan kondisinya itu pada Hana yang tak tahu apa-apa dengan cara menatap tajam pada manik gadis itu.

Ini luapan kesalnya, atas Hana yang tertawa-tawa senang dengan anak bau kencur si Leo itu, atas Hana yang membuat ia gemas pada kantung mata dan lingkaran hitam mata pandanya, atas Hana yang selalu nampak kaku saat berpapasan dengannya, atas Hana yang tidak pernah mau menatapnya, atas Hana yang berhasil membuat hari-hari padatnya jadi lebih menyebalkan dari biasanya, atas...apa lagi ya? yaah pokoknya Junhyuk kesal, merasa jengkel dan akhirnya lagi-lagi ia jadi memasang wajah tak suka pada Hana, membuat gadis itu terus salah paham.