Chapter 177 - Empat Saudara

Keempat pemuda Surabaya itu berkumpul dan menyaksikan Galang Mahardika terus minum secangkir satu demi satu.

Aldo Gustama menggoda di samping, "Bukankah kamu mengatakan kamu pantas mendapatkannya? Aku meminta kamu untuk tidak menyembunyikannya dari Luna Aswangga. Bagaimanapun, wanita itu bekerja di perusahaanmu. Ketika Luna Aswangga pergi ke sana, kamu mungkin menemukan bahwa kertas tidak dapat menahan api. Kamu harus terus menjaga kerahasiaannya." Aldo Gustama bertepuk tangan dan berkata lagi," Ini akan baik-baik sajai. Kamu bilang kalau dia tidak ditemani di negara ini, akan lebih baik mengandalkanmu seperti sebelumnya, tapi sekarang berbeda. Ah, saudaraku ada di sini, dan itu masih menjadi kekuatan yang tidak mampu kami tanggung. Bukankah kamu baru saja menendang plat besi? "

Dia dilemparkan ke bantal oleh Edgar Cendana begitu dia selesai berbicara," Jangan bicara dua kali! "

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS