Abim yang masih memakai baju tidur dengan rambut berantakan itu terpaksa menyusul Nadira turun ke bawah menuju basement. Entah sudah ada banyak asanh mata yang menatapnya aneh karena penampilan Abim memang masih khas bangun tidur. Apalagi Abim celingukan ke kanan dan ke kiri karena kehilangan jejak Nadira.
Lelaki itu berkeliling ke depan apartemen, dan ternyata tidak menemukan istrinya sama sekali. Entah pergi ke mana Nadira. Abim gelimpungan dan sangat amat gelisah dan khawatir. Di Bekasi setahunya tidak ada teman Nadira satu pun. Kalaupun Nadira ke tempat Risa, istrinya itu belum tahu alamat sekretarisnya itu.
Abim berlari kembali naik ke atas. Masuk ke apartemennya dengan napas yang ngos-ngosan dan dengan cepat menyambar ponselnya yang berada di dalam kamar, di bawah bantal tidurnya.
"Halo.. Mas Abim? Ada apa?" Tanya Dela yang baru saja mengangkat telepon dari Abim.
Napas Abim msih ngos-ngosan karena tadi memilih berlari menaiki tangga dan tidak menggunakan lift.
"Halo?"