"Maaf.." ucap Nadira ketika ia baru saja mengatakan bahwa ia sedang haid dan tidak bisa menuruti Abim. Mungkin Abim harus berpuasa lagi menahan nafsunya sampai satu minggu ke depan.
"Baru banget apa?" Tanya Abim yang tidak percaya.
Dira berdecak. "Ya kalau nggak percaya kenapa aku nolak sih.. bener-bener baru keluar tadi pagi pas aku mandi. Lagian kan tadi malam kita juga udah melakukan dua kali. Mas, aku baru sembuh loh."
Abim tersenyum dan mengecup singkat pipi Dira. "Iya iya Yang.. maaf deh.."
"Nih aku bukain kalau mau lihat darahnya nih!!"
Sontak saja Abim menjauhkan diri dan langsung membelakangi Nadira yang menyibakkan roknya, hendak memberitahu bahwa kini kewanitaannya dibalut benda putih. "Yang! Jorok ah!" Sungut Abim.
Ini yang paling Dira sukai. Jika Abim bisa menjahilinya berkali-kali, kenapa dia tidak bisa. Tentu saja ia bisa, apalagi Abim takut dengan darah.