"Hiks.. kangeeeeeeennnn... kaaannnggggeeeeennn banggeeetttt..hiks.." ujar Nadira gemas dan menitikkan air matanya sedikit.
Abim melepaskan pelukan mereka dengan pelan. Ia menatap wajah calon istrinya itu yang tiba-tiba menangis seperti anak kecil. "Sekangen itu kah?" Tanyanya polos.
Dira menganggukkan kepalanya cepat. "Iyalah! Kamu tega banget gak ke sini sama sekali hampir ada tiga minggu. Padahal kamu bilangnya dua minggu doang." Gerutu Dira sebal.
Abim terkekeh sambil mengusap kedua pipi Nadira, menghapus jejak air mata di sana. "Maaf yah.. aku benar-benar sibuk. Hari ini saja diijinkan Risa. Diperbolehkan bebas untuk mengurus persiapan nikah sama kamu."
"Hari ini doang? Yah mas.. aku udah terlanjur ambil cuti dua hari tauk. Hari ini sama besok."
"Iya.. sesuka kamu. Aku bakalan nemenin kamu kok Yang.. hari ini maupun besok."
"Lah tadi katanya hari ini aja diijinin Mbak Risa?"