Kedua mata Nadira perlahan terbuka. Langsung terpampang tirai jendela yang masih tertutup rapat, namun sinar mentari seolah ingin menelusup. Dirasakannya badan sebelah kirinya hampir mati rasa. Ternyata posisinya dari semalam masih sama dan tidak bergerak sama sekali.
Tangan kiri Abim juga masih setia menjadi bantalan kepalanya. Perlahan Dira bergerak menggeser tubuhnya ke sisi kasur. Lebih tepatnya mendekati pinggir kasur. Menjauhi badan Abim yang masih tertidur pulas bahkan tidak merasakan pergerakan Nadira yang sudah melepaskan pelukannya.
Dira terduduk. Gadis itu membenarkan kaitan branya kembali dan menarik selimutnya sampai ke lutut. Lalu berbaring lagi menghadap ke kanan dan memandangi wajah Abim yang tertidur pulas seperti bayi. Harusnya pemandangan seperti ini ia saksikan ketika sudah resmi menjadi seorang istri. Namun apa boleh buat kalau ada insiden seperti itu kemarin. Ah, mereka masih muda. Masih belajar mengontrol hawa nafsu.