Dira kesal bukan main setelah keluar dari mobil Rendra. Setelah ini lebih baik Dira menyetir sendiri saja dengan membawa mobil Pradipta. Pasti juga akan diperbolehkan.
Dira menghentak-hentakkan kakinya kesal dan menatap mobil Rendra yang sudah melaju menjauh meninggalkan area kantornya. "Dasar. Abang gak guna!! Diperhatiin malah kayak kentut. Wussshh ilanh gitu aja. Pakek ngebentak lagi. Serem juga lu kalau main bentak!!" Sungutnya kesal.
"Hahaha.. lagi kesal sama siapa?" Tanya Darka yang berada di belakang Nadira.
"Eh, Mas Darka.. gapapa. Lagi berdebat aja sama abang aku."
"Oh.. yuk absen." Ajak Darka.
Dira mengangguk. "Iya. Yuk.."
Darka malah mengikuti Nadira ketika arah Nadira menuju loby kantor. Dira mengernyit dan memandang Darka dengan tatapan bertanya. "Kenapa ngikutin?"
Darka nyengir. "Udah lama gak pernah nganterin kamu ke loby.. hehe.."
Dira terkekeh. "Hehe iya.. udah mas Darka ke sana aja. Gak enak banyak yang lihat."