Berulang kali Rendra menarik napas dalam-dalam, tapi selalu berakhir menghembuskannya kasar. Kepalan tangannya juga terus mengerat, tanda bahwa dia jelas kesulitan menenangkan emosinya sendiri.
"Bangsat!" umpat Rendra dengan suara tertahan penuh penekanan.
Begitu mendengar laporan soal kondisi Kirana yang memburuk pasca Bara kembali berulah, hal pertama yang terpikirkan oleh Rendra adalah pertanyaan yang selama ini belum pernah sekalipun membuatnya penasaran.
Berapa harga jasa pembunuh bayaran?
Rasanya terlalu lama jika harus mengikuti prosedur hukum untuk memastikan Bara mendapatkan ganjaran sepadan. Jika memang bisa, Rendra ingin langsung melenyapkan sampah bernyawa itu.