"Aku mau kasih sesuatu yang pacarmu nggak bisa kasih…."
Jika bisa memutar ulang waktu, Kirana ingin memilih langsung pergi saja dari rumah Bara. Namun, apa yang dia lakukan hari itu hanya menambahkan daftar alasan mengapa Kirana merasa dirinya pantas disalahkan. Dia merasa bersalah karena membiarkan dirinya melihat sesuatu yang begitu menjijikkan.
Kirana membeku di depan pintu yang baru saja dia buka karena langsung disuguhi pemandangan tak senonoh. Bara duduk di sofa, sedangkan seorang wanita yang baju bagian atasnya sudah tampak tak karuan ada di pangkuan pria itu.
Posisi mereka sangat intim. Si perempuan mengalungkan kedua tangannya di leher Bara, sementara Bara mendaratkan miliknya pada pinggul wanita tersebut. Kirana bahkan masih sempat melihat Bara meremas apa yang pria itu sentuh.
Bara buru-buru mendorong si perempuan menjauh saat melihat Kirana berdiri di depan pintu dengan wajah yang sudah memerah karena marah sekaligus terluka.
"Sayang, jangan salah paham. Ini cuma…."