Kirana merasa sangat kesulitan menentukan siapa yang paling layak disalahkan, jadi dia berakhir memilih dirinya sendiri. Jika ditanya semua ini salah siapa, Kirana akan selalu menunjuk dirinya sendiri.
Ini semua adalah kesalahan Kirana sendiri. Dia tidak akan hancur begini jika sejak awal tidak memberikan kesempatan pada pria berengsek itu untuk berbuat macam-macam.
Kirana seharusnya tidak diam saja saat Bara mengecup bibirnya tanpa persetujuan untuk pertama kali. Ciuman-ciuman yang terjadi setelah itu, semestinya juga bisa ditolak, tapi mengapa Kirana malah menerimanya begitu saja? Dia bahkan menikmati momen intens yang bukan hanya 1-2 kali terjadi selama bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Bara.
Kirana seharusnya juga tidak memperbolehkan Bara menyentuh dirinya sesuka hati. Jika bisa kembali ke masa itu, Kirana akan bersikap lebih tegas, bahkan tak segan meninggalkan pria sialan itu tanpa berpikir dua kali.