Kirana menghela napas berat sambil menjatuhkan tubuhnya ke sandaran kursi yang dia seret ke meja kerja Mirza begitu sampai di kantor beberapa saat lalu. Mereka langsung bersama-sama membaca ulang dan membandingkan beberapa artikel yang kena masalah plagiarisme dengan tulisan-tulisan yang diklaim si penulis sebagai referensi.
Hasilnya? Kirana merasa semakin frustasi. Dia benar-benar merasa malu dan putus asa. Tidak ada celah untuk membela diri.
"Mau dibaca berapa kali pun, ini bukan terinspirasi atau cuma referensi, tapi mencuri."
Ucapan Mirza yang juga terdengar putus asa itu membuat Kirana menghela napas sekali lagi. Dia juga tampak mulai memijat keningnya yang sejak tadi terasa pening.
"Dia cuma mengganti sejumlah kata dengan padanannya atau menghapus beberapa bagian yang mungkin nggak dianggap terlalu esensial. Kalau dilihat secara struktur tulisan, ini artikel kembar, Mbak," imbuh Mirza.