"Setelah saya ingat-ingat lagi, calon istri Anda memang sangat luar biasa di ranjang. Dia tidak pernah sekalipun mengecewakan saya. Rasanya selalu menyenangkan dan bikin ketagihan."
Bara terus menguji kesabaran Rendra dengan mengatakan kalimat provokatif dan dia senang melihat usahanya membuahkan hasil. Dia yakin Rendra mulai terpancing emosinya.
"Anda pasti setuju soal itu, kan?"
Rendra tidak berniat menjawab pertanyaan Bara. Dia sibuk mengendalikan perasaan marah yang muncul dalam benaknya. Biarpun wajah Rendra tidak menunjukkan perubahan ekspresi berarti, kedua tangan pria itu tampak telah mengepal keras.
Sambil tersenyum sinis, Bara lalu mengatakan, "Oke, sekarang saya paham kenapa Anda tertarik dengan perempuan itu. Dia pasti juga berhasil memuaskan Anda."
Kesabaran tentu ada batasnya dan Rendra merasa emosinya sebentar lagi akan meledak. Dia tidak suka semua hal yang keluar dari mulut Bara. Cara Bara berbicara juga membuat Rendra sangat marah.