Rendra melihat ke sekelilingnya. Memandangi berbagai perabot berkelas yang ada di kamar hotel. Memang tidak sama persis, tapi komposisinya mirip dengan kamar yang biasa dia tempati di Jakarta.
"Seperti tempat ini, kamar itu sangat mewah, tapi rasanya bagai dipenjara," ungkap Rendra.
"Sebenarnya aku bisa saja tinggal di apartemen atau rumah, tapi pada akhirnya akan sama saja. Entah bagaimana caranya, Bos Besar akan tetap mengawasiku. Dia seperti terobsesi untuk memastikan aku tidak melakukan sesuatu yang bisa merugikan perusahaan di kemudian hari."
Adnan memang tidak mau rugi sedikit pun. Dia merasa sudah menginvestasikan banyak uang untuk menjadikan Rendra sebagai salah satu orang yang paling disegani di dunia bisnis. Jadi, dia harus bisa menuai keuntungan sebesar-sebesarnya.