'Kata ibumu, kamu lagi tidur. Kami nggak mau mengganggu waktu istirahat kamu, jadi sengaja minta biar kamu nggak usah dibangunin. Pembatas bukunya udah kami bawa, ya. Istirahat yang banyak, Agnyyys!'
Pesan yang dikirimkan Damar lebih dari sejam yang lalu membuat Kirana tersenyum saat membacanya. Sungguh menyenangkan punya editor buku yang pengertian seperti Damar.
Walau masih agak malas, Kirana pun beranjak dari kasurnya. Dia ingin membasuh wajahnya dengan air dingin untuk menghilangkan sisa rasa kantuk, lalu turun ke bawah untuk makan siang.
Kirana berjalan pelan tanpa terlalu memerhatikan sekitarnya. Barulah saat sampai di depan kamar mandi, dia mendadak sadar ada benda mencurigakan di meja riasnya.
"Apaan, tuh? Kayak nggak asing sama logonya."