Bagi Kirana, menulis adalah caranya menyembuhkan diri. Dia menemukan ketenangan ketika mencurahkan apa yang dia rasakan dalam untaian kata. Dia belajar memupuk kembali harapan lewat kisah fiksi dalam bayangannya.
Lima tahun lalu, setelah Kirana merasa kehilangan dunianya, dia tidak bersemangat melakukan apa pun. Semuanya jadi terlihat tak menarik setelah dia gagal menikah.
Kirana menarik diri dari kehidupan sosialnya. Setelah rencana pernikahannya dibatalkan gara-gara sang tunangan malah menghamili perempuan lain, Kirana menjadi sangat pendiam dan sering mengurung diri di kamar.
Sebelumnya, dia adalah seorang jurnalis yang penuh semangat. Beberapa hasil liputannya pernah mencuri atensi publik karena dinilai cukup berani. Dia sangat menyukai pekerjaan itu.