Chapter 3 - PROMISE:|02|

Happy Reading guys...

.

.

.

Banyak sekali orang di depan sebuah kedai ramyun di pusat kota Seoul. Kedai ramyun terbesar di kota Seoul tersebut baru saja meluncurkan menu baru, yang membuat puluhan orang sibuk mengantri hingga keluar kedai saking banyaknya orang yang ingin mencoba menu baru tersebut.

Ramyun-ramyun tersebut berbeda dengan kebanyakan ramyun pada umumnya. Dia memiliki ciri khas tersendiri seperti; rasa, penyajian, dan juga toping. Semua itu berkat sang pemilik kedai sekaligus peracik ramyun renomenal tersebut—Kim Chae Young gadis berumur 25 tahun—Berkat eksperimennya di dapur dirinya dapat membuka kedai ramyun hingga seperti sekarang.

Chaeyoung mulai belajar memasak saat usianya 10 tahun, saat itu dia rindu dengan masakan mendiang ibunya. Jadilah semangkuk ramyun besar yang dia sajikan untuk dirinya dan sang kakak, awalnya dia ragu apa seenak itu ramyun buatannya? Sampai sang kakak—Kim Dongyoung minta di buatkan lagi hingga dua kali.

Sampai saat keluarga besar Chaeyoung sedang kumpul, Dongyoung memberitahu bakat sang adik dalam meracik ramyun, setelah itu Chaeyoung diminta untuk ikut bersama paman dan bibinya pergi ke Selandia baru. Untuk ikut serta dalam kelas tata boga yang didirikan paman dan bibinya disana.

Tak sia-sia dia belajar dalam meracik makanan juga menghidangkan makanan. Karena diusianya yang masih muda seperti ini, dirinya sudah menjadi pengusaha kuliner terkenal di negaranya.

*****

Saat di Selandia baru Chaeyoung lebih lebih akrab dipanggil Rose. Karena Chaeyoung menyukai bunga mawar terlebih lagi mawar merah segar, tapi bagi Chaeyoung selain arti dari nama Rose tersebut, dirinya menambahkan bahwa sesuatu yang indah sepeti mawar sebenarnya terdapat duri dibaliknya, duri yang menyakitkan seperti kisah kelam yang dialami Chaeyoung.

Ibunya meninggal dunia karena bunuh diri, tepat dihadapan Chaeyoung sendiri. Saat itu ibunya mengajak dia untuk pergi ke tempat favorit mereka berdua— sebuah rumah pohon tepat di pinggir sungai yang terdapat taman juga disana. Saat Chae Young sedang bermain, tiba-tiba saja dia melihat ibunya tersenyum kearahnya namun di dalam mobil. Chae Young membalas senyuman ibunya. Tak lama mobil tersebut bergerak, menuju sungai dengan kecepatan tinggi.

Chae Young kecil yang melihat kejadian tersebut hanya dapat melihat betapa ibu kandungnya lenyap dengan mobil tersebut.

Di pemakaman ibunya saja dia tak datang, dia kecewa dengan ibunya. Mengapa ibunya harus mengakhiri hidup dengan cara seperti itu? Dan apa alasan mengapa ibunya tega meninggalkan dirinya juga kakak dan ayahnya.

Setelah Dong Young memberitahu bakat sang adik kepada keluarga besarnya. Chae Young diajak untuk tinggal ke Selandia Baru, dirinya akan di sekolahkan di sekolah khusus memasak milik paman dan juga bibinya. Awalnya dia ragu karena nantinya dia akan jauh dan tidak akan bisa bertemu kakak dan ayahnya seperti biasa, namun setelah pikir panjang akhirnya Chae Young bersedia ikut bersama paman dan juga bibinya.

*****

Ternyata sekolah khusus memasak tersebut adalah sekolah memasak internasional. Banyak anak-anak dari berbagai negara disana dan salah satunya ada yang dari Korea yaitu Bae Juhyun—teman sekelas sekaligus teman sebangku Chae Young. Juhyun bersama kakaknya—Bae Jaehyun pindah ke Selandia Baru karena pekerjaan ayah mereka. Mereka berdua memilih sekolah khusus tata boga karena ingin menyajika makanan enak sekaligus yang bisa ibu mereka makan, karena ibu mereka tidak bisa makan-makanan sembarang.

Chae Young sekolah di Selandia baru sampai tamat SMA, lalu dirinya memohon ijin kepada paman dan bibinya untuk kembali ke Korea dan pastinya dia ingin membuka sebuah kedai ramyun juga disana. Rencana Chae Young untuk membuka kedai disambut baik oleh ayah serta paman dan bibinya. Mereka setuju untuk memberikan pengalaman tersendiri bagi Chae Young. Apalagi yang harus diragukan jika keterampilannya saja sudah di buktikan dari berbagai lomba-lomba memasak yang dia menangkan.

*****

Kedai ramyun milik Chae Young sukses besar. Saat umurnya 20 tahun dirinya sudah bisa membeli mobil dan rumah sendiri, kabar kedai ramyunnya saja sudah tersebar ke penjuru kota Seoul. Bahkan banyak sekali turis yang mampir ke kedianya.

*****

Untuk masalah kekasih Chae Young bukan ahlinya, Karena dirinya juga tak pernah berniat untuk memiliki kekasih. Pernah ada satu seniornya di Selandia Baru yang mengajaknya berkencan namun dia tolak. Seniornya tersebut adalah Bae Jaehyun.

Jaehyun merupakan salah satu seniornya yang paling populer. Bukan karena wajahnya saja yang tampan, tapi juga bakat yang dimiliki Jaehyun. Setiap ada perlombaan di Selandia Baru, Chae Young dan Jaehyun lah yang dipilih menjadi wakil dari sekolahnya. Bahkan Juhyun adik kandung Jaehyun sendiri pun mendukung penuh kakaknya untuk berkencan dengan Chae Young.

"Aku akan mendukung Oppa! Kalau perlu kalian langsung menikah saja." Itulah kata-kata enteng yang dikeluarkan Juhyun waktu itu.

Satu alasan yang membuat Chae Young menolak Jaehyun.

Ditinggalkan.

Ya, Chae Young takut ditinggalkan, apalagi pergi tanpa alasan yang jelas. Seperti mendiang ibunya waktu itu.

*****

30 July 2018

Chae Young mendapat kiriman paperbag hitam dari seseorang. Di dalam paperbag tersebut terdapat sebuah amplop, jepitan berbentuk bunga mawar, juga sebuah sobekan foto.

Pertama Chae Young mengambil amplop. Tidak ada nama pengirim dari kiriman tersebut. Karena penasaran akhirnya Chae Young membuka amplop tersebut, yang berisikan sebuah surat dengan kertas hitam, dan bertuliskan tulisan tangan dengan tinta emas.

Chae Young membaca surat tersebut. Dia tak mengerti apa maksud dari surat tersebut hingga dia baca berulang kalipun dirinya masih belum paham. Sampai matanya tertuju pada tulisan kecil dipojok kanan kertas tersebut

Tuan besar J

Tuan besar J? Siapa dia? Pikir Chae Young bingung. Lalu dirinya beralih pada sebuah sobekan foto,seperti foto lama. Foto satu anak laki-laki dan--- ayahnya?

Iya jelas sekali itu ayahnya. Tapi jika dilihat-lihat lagi anak laki-laki sekitar 10 tahun tersebut bukan kakaknya. Wajahnya tak asing, juga Chae Young suka dengan senyuman anak laki-laki tersebut. Hangat dan sangat manis. Lalu Chae Young beralih pada sebuah jepit rambut. Chae Young ingat dengan jepit rambut ini, ini merupakan pemberian mendiang ibunya. Tak ada lecet sama sekali dari jepit rambut tersebut, terakhir dia memakainya saat ibunya mengajaknya pergi ketempat favorit mereka, ya hari dimana ibunya meninggalkannya.

Perlahan Chae Young memasangkan jepit rambut tersebut di kepalanya.

Perlahan air matanya turun membasahi mukanya yang cantik. Chae Young rindu ibunya, sangat dan sangat rindu sekali.

*****

Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamuan Chae Young, yang sekarang sudah berumur 25 tahun. Seorang wanita berpostur seperti model masuk ke ruang kerjanya dia asisten pribadinya. Yang sedari tadi dia tunggu kedatangannya.

"Sudah dapat titik terang?" tanya Chae Young.

"Kami mendapat sebuah petunjuk baru mengenai kasus kedua. Yaitu orang yang memberi Paperbag kepada anda dua tahun lalu."

"siapa? Katakan."

Asisten pribadinya—Sena membuka berkas ditangannya. Lalu membacakan didepan Chae Young.

"Tuan besar J, atau yang biasa di kenal Tuan besar Park J. Merupakan pebisnis kaya raya dari keluarga Park. Dia memiliki dua anak laki-laki bernama Park Jimin dan Park Jungkook. Kedua putranya juga pebisnis terkenal Korea, istrinya Merisa meninggal dunia saat melahirkan putra kedua mereka yaitu Park Jungkook. Tuan besar J meninggal saat kecelakaan 2 tahun lalu di Jerman. Perusahaannya sekarang dipegang penuh oleh anak kedua, karena sang anak sulung—Park Jimin mengalami kebutaan permanen akibat kecelakaan kira-kira 1 tahun lalu.",Sena menutup berkas tersebut.

"kasus pertama belum kami pecahkan. Dan untuk kasus kedua apakah menurut anda sudah selesai? Ah maaf ada satu informasi yang saya lupa memberi tahu",kata Sena membuka berkasnya kembali.

"foto anak laki-laki bersama tuan yang sempat anda kirimkan ke saya. Dia adalah Park Jimin, putra dari Tuan besar J."

🌹