Chapter 5 - PROMISE:|04|

Happy Reading guys...♡

.

.

.

Jimin sedang duduk di balkon kamarnya, menikmati cemilan buah yang dibawakan oleh Jungkook 10 menit yang lalu. Dengan sabar Jungkook menyuapi kakaknya sambil menunggu seseorang  yang katanya akan datang berkunjung. Setelah memakan buah dan juga meminun obat Jimin meminta Jungkook untuk keluar, Dia---sedang tidak ingin diganggu dan ingin sendiri.

*****

Tiga mobil hitam mewah memasuki pekarangan rumah Jimin, tak lama beberapa Bodyguard keluar dari mobil tersebut, dan salah satunya membukakan pintu. Keluarlah Tuan Kim dan Chae Young.

Beberapa hari yang lalu Tuan Kim memberi kabar tentang dirinya dan Chae Young yang akan berkunjung perihal perjodohan Jimin dan Chae Young, juga ingin menjenguk Jimin. karena, semenjak Jimin pulang ke rumah, Tuan Kim sama sekali belum menjengukNya.

Chae Young melangkah masuk dengan persaan ragu, dan entah mengapa jantungnya berdegup sangat kencang, tidak seperti biasanya. Kepala pelayan rumah Jimin mempersilahkan mereka masuk, dan meminta menunggu Tuannya sebentar. Reflek Chae Young menahan Tuan Kim Dia---benar-benar gugup dan takut. Karena tau apa yang dirasakan putrinya saat ini, Tuan Kim tersenyum. Menggenggam tangan Chae Young. Dan Memberi kehangatan disana.

*****

Jungkook tertegun. "Jadi ini dia. Kim Chae Young." Chae Young hanya menunduk sedari tadi, dari awal masuk ke rumah Jimin sampai bertemu dengan Jungkook saja dia hanya menunduk.

"Kalau tujuan kalian kemari ingin bertemu kakakku. Silahkan saja, aku akan antar kalian ke kamarnya." kata Jungkook sambil pergi melangkah diikuti Tuan Kim dan Chae Young.

Ada yang harus kalian tau. Sampai saat ini Jimin masih memakai cincin pertunangannya dengan Soo Young. kenangan manis bersama Soo Young selalu berputar dan selalu mengingatkannya. Seperti saat ini, Jimin mengingat hari pertunangannya sambil memutar-mutarkan cincinnya. Senyum bahagia Soo Young, tepuk meriah dari para tamu, semuanya benar-benar terasa terulang kembail. Hingga tepukan di pundak Jimin membuyarkan kenangan tersebut.

*****

Chae Young terpaku saat pintu terbuka. Pandangannya langsung tertuju pada seorang pria bertubuh kurus yang sedang duduk di kursi roda. PandanganNya--- benar-benar kosong, hanya menatap kedepan. Jungkook mempersilahkan mereka masuk dan membawa Jimin. Jimin sempat menoleh kearahnya sekilas. Lalu Jungkook menuntun Jimin berjalan, sangat perlahan, dan sangat hati-hati.

Tuan Kim menyapa Jimin, memeluknya, menumpahkan rasa rindunya kepada sosok Jimin. Tuan Kim sempat meneteskan air mata, karena kondisi Jimin saat ini, bahkan saat masuk ke kamar Jimin dia sempat ragu benarkah Jimin yang di depannya? Tak ada sapa hangat seperti dulu dari Jimin, tak ada senyumannya yang dulu, Jimin yang sekarang benar-benar sangat tertutup baginya.

Setiap Tuan Kim menanyakan sesuatu kepada Jimin, Jimin hanya terdiam. Dia enggan menjawab, dia juga hanya menatap datar kedepan. Chae Young yang melihat keadaan Jimin yang seperti ini jadi makin ragu, kalau dia menerima perjodohan ini apa dia sanggup mengurus Jimin sendiri? Tiba-tiba Jimin berucap sesuatu.

"Aku hanya menunggu jawabannya saja. Aku tidak memaksa Dia menerimaku, karena aku sadar seperti apa diriku yang sekarang. Jika Dia menerima perjodohan ini aku hanya meminta satu hal, aku tidak ingin melangsungkan pernikahan satu tahun kemudian atau satu bulan kemudian, karena aku tidak ingin kejadian yang dulu terjadi lagi."

Chae Young tahu masalah Jimin dulu, dia mengerti. Pasti sangat berat dan terpukul bagi Jimin, terlihat jelas cincin pertunangannya saja masih dia pakai sampai saat ini. Mereka yang berada di kamar Jimin saat ini menunggu jawaban dari Chae Young. Karena mendengar perkataan Jimin barusan yang seolah-olah menyerahkan semua keputusan ada di Chae Young. Chae Young bingung mulutnya mengatakan Tidak namun hatinya mengatakan Ya. Tiba-tiba Chae Young teringat perkataan ibunya dulu.

"Ikuti saja naluri hatimu, itu lebih baik. Dari pada kau mengikuti mulutmu, yang terkadang malah menjadi tak terduga nantinya." Chae Young menatap ayahnya, lalu menatap Jimin bergantian.

"A-aku---menerimanya."

*****

Mereka berdua---Jimin dan Chae Young diberi waktu berdua untuk saling mengenal. Sekarang keduanya berada di taman rumah Jimin. Chae Young suka dengan taman rumah Jimin karena,bener-benar dirawat sangat rapih dan bersih. Awalnya mereka hanya diam-diam saja terlebih Jimin, dia---benar-benar hanya membuka suara saat dikamar tadi. Sampai akhirnya Jimin bersuara lagi. Memecah keheningan.

"Aku tak menyangka kau akan menerimaku."

"I--buku bilang lebih baik ikuti naluri hati, karena itu lebih baik katanya."

Jimin diam tak menjawab. Pandangannya kosong kembali. Chae Young yang melihat itu sedikit sedih dan bingung mencari topik.

"Terimakasih."

"U--untuk apa?"

"Terimakasih kau mau menerimaku. Aku saja sudah pasrah dengan kehidupanku ini, kau tahu aku seperti mayat hidup. Jungkook berusaha memulihkan keadaanku, dia mencari pendonor mata kemana pun herannya tak ada yang cocok denganku. Aku saja baru-baru ini bisa berjalan lagi. Tapi tak bisa lama-lama. Sebelum kita benar-benar menikah aku ingin bertanya kepadamu. Apa kau serius dengan jawabanmu tadi? Apa kau siap merawat suami sepertiku? Menanggung malu karena kau akan menikah dengan Ahjussi yang seperti ini?"

Chae Young menatap Jimin. Yang ditatap masih memandang lurus kedepan sampai Jimin menoleh kearah Chae Young dan tersenyum.

Senyuman itu, senyuman yang hangat ketika Chae Young lihat di foto dan akhirnya dia bisa melihatnya secara langsung.

"Aku tetap pada keputusan ku. Menerima kau sebagai suamiku."

*****

Chae Young terdiam dikamarnya, ayah bilang pernikahannya dengan Jimin akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Itu benar-benar sangat cepat. Mereka akan menyebarkan undangan besok, lusa Chae Young akan ke butik bersama Tuan Kim dan kakak iparnya---Xiao. Kata Tuan Kim mereka akan mengadakan pernikahan secara privasi, mengundang orang-orang terdekat saja. Tidak ada liputan media, intinya benar-benar pernikahan secara tertutup.

Hari ini Chae Young berniat membawakan ramyun organik kepada Jimin, kakak iparnya bilang untuk orang seperti Jimin, Chae Young lah yang harus maju terlebih dahulu. Memang aneh, karena biasanya lelaki lah yang memulai dan ini justru sebaliknya. Saat datang kerumah Jimin, pria rambut merah dengan kulit putih bersih yang menyambutnya dia sedikit kaget melihat kedatangan Chae Young. Chae Young tersenyum dan membungkuk, Felix---pria yang didepan Chae Young langsung menunduk dan berucap, "Anda tak perlu seperti itu kepada saya Nyonya. Perkenalkan saya Felix asisten pribadi Tuan Park." ucap Felix memperkenalkan diri. Pipi Chae Young menjadi panas karena ucapan Felix barusan, yang memanggilnya Nyonya. Felix bilang Jimin sedang berada dikamarnya seperti biasa, dengan ragu-ragu Chae Young melangkah ke atas---menuju kamar Jimin.

Saat sampai diatas ternyata pintu kamar Jimin terbuka sedikit, Chae Young sedikit mengintip memastikan keberadaan Jimin. Namun alangkah terkejutnya saat Chae Young melihat Jimin bersama wanita. Wanita tersebut adalah Soo Young, dia seperti sedang menunggu Jimin bangun karena ternyata Jimin sedang tertidur. Samar-samar Chae Young mendengar Soo Young berucap.

"Aku rindu kau Oppa, kau apa kabar? Aku dengar kau akan menikah minggu depan. Selamat untukmu. Oh iya bayiku tumbuh dengan sehat, maaf kalau aku kemari menceritakan bayi ini. Karena aku bingung, dengan siapa aku membagi rasa senang, dan bersyukurku? Karena suamiku dia berada jauh dariku. A-aku kemari ingin meminta maaf kepadamu sekali lagi, Ma-maafkan aku. Maaf."

Chae Young mendengar Soo Young menangis. Tiba-tiba deheman dari seseorang mengagetkan Chae Young. Dia Jungkook, dia sempat membuang nafasnya. Karena Jungkook melihat Chae Young yang berkaca-kaca, Jungkook menduga pasti karena wanita yang sedang berada didalam bersama kakaknya tersebut yang membuat Chae Young ingin menangis. Jungkook menarik tangan Chae Young dan membawanya ke taman rumah.

"Kau salah paham. Aku bisa jelaskan semuanya kepadamu." ucap Jungkook yang segera menghapus air mata Chae Young.

🌹