Chapter 2 - Bab 2

" Nirina bangun " tepukan di pipi membuat ku terbangun, aku yang masih linglung memulai memejamkan mata lagi. Tapi suara paman Thomas mulai mengoceh lagi.

" bangun dan buka mata mu Nirina, kita masih di pesawat jangan berteriak dan menangis itu membuat ku malu " kata paman Thomas dengan sedikit berbisik.

Diri ku yang mulai sadar kalau ini ternyata masih di pesawat, jadi tadi itu aku mimpi. Huh sungguh mimpi yang mengerikan batin ku. Di dalam pesawat seorang pramugari mengumumkan kalau pesawat akan mendarat .

Wow .....sungguh dingin sekali tempat ini seperti di kutub, aku menyesal karena hanya memakai jaket biasa. Rasanya aku bakalan kena hipotermia, dan bagai mana mungkin paman Thomas tidak memberi tahu ku kalau suhu disini mungkin bisa mencapai minus dari suhu dingin di Indonesia. Saat berjalan tak henti - hentinya ku peluk diri ku sendiri agar terhindar dari hawa dingin, siaaaallll.....kenapa masih dingin dan membuat tubuh ku hampir terjatuh. Sebuah tangan menangkap tubuh munggilku dan memberi mantel, aku yang syok hanya bisa memandangi wajah tampan di depan ku saat ini. Apakah aku beneran jatuh dan sudah mati sampai tidak merasakan sakit saat jatuh serta melihat malaikat tampan. Andai ini mimpi jangan bangunkan aku paman Thomas gumam ku.

" ah apa yang kau lakukan brengsek " seketika kesadaran ku muncul tak tanggung - tanggung lelaki tampan yang itu panggilanku langsung ku tonjok mukanya. Sialll lagi kenapa malah tangan ku yang sakit, sedang kan lelaki tampan itu hanya tersenyum mesum, bagaimana tidak dia mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia memegang payudaraku waktu aku terjatuh tadi.

" Nirina kamu berulah lagi, tidak kah kau di pesawat sudah membuat ku malu dan ini juga . Kalau tahu kau anak pembuat onar aku tidak sudi menjemputmu. Ini kalau bukan karena permintaan Ayah dan orang itu " Kata paman Thomas dengan tegas.

" Maafkan aku paman tapi cowok brengsek ini memegang memegang em memegang da...da..ku " sahut Nirina dengan gugup dan malu.

" Ayo kita pergi kita sudah dijemput dengan mobil " ujar Paman Thomas lagi.

Sementara itu lelaki yang tadi di membantu Nirina langsung pergi dengan senyum Devil nya.

" menarik sebentar lagi kamu akan jadi milikku mate " ujar lelaki tampan dalam hati.

Di sebuah rumah yang megah tampak seorang lelaki sedang tersenyum-senyum sambil membayangkan kan wanita yang kemarin ditolongnya. Para Maid yang melihatnya dibuat heran ,karena selama ini seorang Darryl Edison Smith jarang tersenyum.

" hai kak, apa ada sesuatu yang membahagiakan bolehkah aku tahu " tanya seorang gadis kecil yang bernama Clara Angel Smith adik Darryl.

" ya kau tau Clara, aku sudah menemukan mate ku dan dia sungguh unik " sahut Darryl dengan senang.

" kau pasti cocok dengannya Clara dia sama sepertimu si ceroboh " sahut Darryl lagi dannitu membuat Clara cemberut, meski begitu Clara sudah tidak sabar lagi bertemu dengan calon kakak iparnya.

" Ayolah nona Nirina Anda harus memakai gaun ini dan cepatlah sedikit karena tuan besar sudah menunggu anda " kata kepala pelayan. Ya di sinilah Nirina berada di rumah megah yang ternyata adalah rumah ayah bulenya Edwin Sebastian. Kemarin Nirina dibuat kagum dengan rumah ayahnya, tapi kekagumannya itu hilang saat bertemu dengan ayahnya. Dan ketika Nirina ingin bartanya kepada ayahnya Edwin Sebastian hanya dibalas dengan kata - kata perintah, sungguh ingin sekali pria tua itu dilempari sepatu kets

Kata kepala pelayan nanti malam ada tamu penting yang akan datang, dan itu membuat ku harus tampil cantik, bukankah aku sudah cantik. Seseorang masuk ke kama ku dan menyuruh semua pelayan keluar, ah ternyata itu si tua Edwin.

" aku tahu kamu mengataiku Nirina, jaga ucapanmu pada ayah mu ini " ucap ayahnya.

" hooo...ayah hahahahaha...sejak kapan seseorang mengaku - aku menjadi ayah ku. Apakah kamu ingin aku menggapmu sedangkan selama ini kamu bahkan tidak pernah menemui ibu atau aku di Indonesia " sahut ku dengan senyum sinis

" maaf, tapi ini demi kebaikan kalian. Sekarang pakai gaun mu itu dan turun, karena sebentar lagi seseorang yang akan menjadi suami mu akan datang dan satu lagi jangan bertingkah yang tidak - tidak " tegas Edwin langsung pergi.

" apaaa...." belum sampai aku ingin protes Edwin si tua bangka udah keluar. Jadi mereka menyeretku dari Indonesia ke Alaska hanya untuk menjodohkan ku dengan seseorang yang bahkan tidak ku kenal. Cih...aku bahkan belum mengenal ayah dan keluarganya disini mereka main jodohin aja. " awas saja aku akan membuat onar biar cowok yang akan jadi suami ku ilfeel hehehehehe...." gumam ku. Gaun yang tergeletak di ranjang ku pakai, tidak perlu cantik - cantik, toh bibit, bebet, dan bobot ku sudah bagus. Tak lama terdengar suara pintu kamarku di ketuk, muncul seorang wanita.

" kau cantik mirip sekali dengan ibu mu nak " kata wanita itu mendekati ku dan langsung memeluk ku. Aku yang tanpa persiapan hampir saja terjatuh karena pelukan wanita itu. Dilepasnya pelukan ini sambil memperkenalkan diri, wanita itu ternyata nenek Rose ibu dari ayahku. Aku saja kaget, bagaimana mungkin wanita yang mungkin ku tafsir berusia 40 dengan kulit putih bersih, mulus meski tanpa polesan make up itu nenek ku. Masih dalam keadaan bingung nenek Rose menggenggam tanggan ku dan tersenyum membuatku juga tersenyum. " ayo kita turun sayang, ayah dan calon suami mu sudah menunggu " ucapnya membuat mood ku yang ceria berubah masam lagi.

Di sinilah aku, di ruang makan yang penuh dengan orang - orang asing, hanya ayah, paman Thomas dan juga nenek Rose yang ku kenal. Ku pandangi orang di ruang makan dengan senyum kaku sampai pandanganku tertuju pada seorang pria yang sepertinya pernah bertemu tapi dimana aku lupa. Pria itu tersenyum kepada ku membuat ku salting. Ayah ku mulai berdiri dan berkata " selamat datang di rumah kami alpha Darryl, alpha steve dan luna Cristin " sambil membungkukan badan. Lalu orang yang dipanggil luna Cristin berdiri dan langsung memeluk ku " senang bertemu dengan mu sayang, ternyata moon god nes tidak salah pilih " ucapnya yang membuat ku tidak paham. Lalu acara pun berlanjut, aku merasa seseorang bernama alpha Darryl ini dari tadi menatapku terus hal itu membuat entahlah hatiku seperti ingin melompat dari sarangnya.

" son, kau membuatnya malu dan lihat dia sedikit takut padamu. Lebih baik selesaikan makan mu dan ajak dia keluar untuk saling mengenal ok " kekeh seseorang yang bernama alpha Steve.

" ummm..mate apa kau sudah selesai, aku ingin mengajakmu ke taman belakang " kata alpha Darryl. Karena merasa bukan yang bernama mate aku diam saja dan itu membuat alpha Darryl langsung menarik ku keluar ruangan.

" lepaskan aku " kata ku galak.

" apa kamu tidak tahu kalau aku ingin mengajakmu keluar dan mengobrol sambil menikmati suasana kebun mawar ini " ucapnya dengan nada jengkel.

" nama ku Nirina buka mate ok. Dan jangan menatap ku seperti itu brengsek " kata ku lagi dengan sedikit emosi.

" memangnya aku menatap mu seperti apa mate, katakan aku ingin tahu " godanya lagi sambil merapatkan tubuh ku ke tembok. Sial kenapa ada tembok di sini si, tubuh ku bahkan sudah merapat ke tubuhnya. Dan sial nya lagi dada ku bergesekan dengan dadanya membuat ku berfikir yang tidak - tidak.

" ummm..alpha Darryl bi bi bisakah anda menjauh dari ku " kata ku dengan gugup.

" mate aku tahu saat ini kamu kedinginan, mau ku hangatkan seperti kemarin waktu di bandara " kekehnya setelah melihat ekspresi wajah ku. Apa waktu di bandara.

" sial jadi kamu pria mesum itu " ucapku marah ingin menamparnya, tapi tangan ku langsung di tangkap dan dicium.

" mate jangan kasar, aku hanya ingin membuat mu hangat saja. Bukankah disini udara nya sangat dingin berbeda dengan tempatmu tinggal. aku masih bisa menahannya, tapi ijinkan aku meraba, menyentuh dan menikmati sedikit, karena setelah kau jadi luna ku, aku akan terus menyentuhmu " kata alpha Darryl mesum membuat ku entah kenapa ada sisi lain dari diri ku yang senang dengan kata mesumnya itu.

" ahh...umm..." desahku ketika Darryl mulai mengesekan dadanya ke dada ku, tak hanya itu bibir ku langsung di cium dengan sedikit kasar.

" Darryl ayo kita pulang, upsss...maaf sayang seperti nya mommy mengganggu mu dengan Nirina " kata luna Cristin kikuk lalu pergi dengan senyum gembira.

" kita lanjutkan lain kali mate " ucap Darryl lalu melepaskan kunkungannya. Sementara aku hanya bisa mengumpat dalam hati.

" mate jangan pernah mengumpatku ok, atau kau ingin dihukum oleh ku hm.." kata nya lagi sambil mengacak rambutku. " besok aku akan menjemputmu ok dan pastikan aku tidak menunggu lama " ujarnya lagi dan kali ini pipi ku yang dicium. Brengsek ....batin ku.