Seorang gadis kecil membuka mata dan mendapati dirinya sedang berbaring di atas lantai bersama dengan berbagai karya lukisannya yang sudah rusak. Ia tidak tahu apa yang terjadi, sampai ia mencoba bangkit dan merasakan perih di punggungnya, di balik pakaian terusan kelabunya. Ingatannya samar-samar muncul di permukaan ketika ia melihat jam bandul yang menunjukkan waktu pagi menjelang siang. Ia juga tidak tahu sudah berapa lama ia berbaring, tapi rasa sakit dan nyeri yang dirasakan saat ini tidak kunjung hilang dari punggung mungilnya cukup membuat ia mengira kalau ia tidak terlalu lama berbaring. Ia tidak ingat mengapa ia bisa tidur di lantai. Antara ia sangat lelah akibat menangis atau ia tidak kuat menahan pukulan kayu di punggung dan berakhir pingsan. Tapi ia lebih percaya pada kemungkinan pertama… untuk setidaknya membuat ia merasa sedikit lebih baik setelah menangis.