Teriknya mentari yang memancarkan sinarnya dari balik kepulan awan tipis-tipis tidak menghalangi dua anak perempuan kembar berlarian di sebuah jalan setapak. Pohon-pohon rimbun dengan daun dominan hijau menjadi atap mereka. Derak ranting kering di tanah dan desir angin lembut dari langit menemani mereka di setiap langkah kaki. Bukan serangga saja yang saling mengadu vokal dari tempat bertenggernya di batang-batang pohon, tapi kedua anak perempuan itu juga. Jantung mereka berpacu antusias. Senyum di wajah yang hampir mirip itu tidak memudar meskipun napas mereka tersengal. Yang berlari paling depan, paling sering cekikikan sambil sesekali menoleh ke belakang.