"THOMAS!!"
Seruan itu tidak pernah sampai ke telinga pemilik nama tersebut. Orang yang diserunya sudah tidak ada di balik pintu rumah, atau bahkan di sekitar lingkungan rumah. Kimberly melewati pagar pekarangannya, lalu berjalan cepat menyusuri pinggir jalan. Matanya ia tajamkan dan terfokus pada wujud anak laki-laki dengan pakaian serba hitam. Ia tidak menggubris sahabatnya yang menyusul sambil memanggil namanya. Di pikiran Kimberly saat ini hanyalah Thomas, Thomas, dan Thomas. Ia tidak mau kakaknya itu pergi meninggalkannya tanpa izin, lagi.