Perlahan tapi pasti, seorang anak laki-laki melangkahkan kaki menaiki tiap anak tangga menuju lantai dua dengan hati-hati. Kaos kaki yang masih membaluti kedua kaki, membantunya merendamkan tiap langkah di atas tangga keramik. Tapi ia tahu sekali kalau waktunya cuman sebentar. Tidak lama lagi, seseorang—bukan, tapi sesosok yang seharusnya tidak ada di dunia ini, dimensi ini, pasti akan melewati tangga yang sedang dilewatinya itu.
Sesampainya ia di depan pintu kayu polos yang tidak memiliki tempelan atau gantungan apapun, ia meletakkan tangan di atas gagang pintu. Kemudian, tangannya bergerak pelan-pelan ke bawah hingga terdengar suara klik. Ia membuka sedikit dan melewati batas kusen. Saat menutup pintu pun, ia juga hati-hati.
