"Sudah dapat kotak perkakasnya?"
Thomas mendengar suara di sebelah kanannya. Ia mengangkat kepala yang sempat terpendam di atas dua lutut, lalu menoleh ke sumber suara. Kimberly bertanya lagi saat ia beranjak berdiri sambil mencoba membawa kotak merah itu untuk diberikan padanya. Namun tidak bisa. Kotak itu terasa jauh lebih berat dari sebelumnya.
"Kenapa kau duduk di sana? Habis dikejar hantu?" celetuknya.
Hantu. Ya, mungkin tadi itu memang hantu. Tapi apa maksudnya? Apakah hantu itu sama seperti wujud Alice? Arwah juga? Banyak pertanyaan berputar di benak Thomas, namun ia tidak ingin mencari jawabannya sekarang. Ia melirik ke benda yang dipegang adiknya. "Untuk apa senter itu?"
Kimberly melihat senternya sejenak. "Oh ini. Aku mau memberimu ini untuk mengambil kotak perkakas itu. Tapi sepertinya kau tidak terlalu takut pada gelap."
"Bukankah lampu basemen masih menyala?" heran Thomas.
"Mati. Lampu basemen putus dari dua hari yang lalu. Aku belum sempat mengganti lampunya."