Ketika Lagossia mengumpulkan nyawa sambil memandang langit-langit ruangan yang tampak hampir runtuh itu, telinganya bergerak menangkap suara derit pintu. Ia pun refleks bangkit berdiri dan menghadap ke arah pintu. Napas yang sempat tertahan, akhirnya ke luar juga ketika tahu kalau yang membuka pintu itu adalah seorang pemuda yang untuk saat ini berada di pihaknya, Killian. Ia agak kesulitan mendorong pintu itu menggunakan sebelah pundaknya. Dua tangannya penuh dengan dua karung goni yang tampak penuh itu. Tanpa disuruh, sebelah tangan Lagossia terangkat dan jarinya bergerak seakan sedang memegang sebuah gagang pintu, lalu ia menariknya. Pintu tersebut bergerak sesuai dengan arahan tarikan dari tangannya.
"Oh, terima kasih, Madam," ucap Killian ketika melihat Lagossia juga yang menutup dan mengunci pintu tersebut dari dalam.