Hampir satu jam telah berlalu, namun tidak ada suara perbincangan di ruangan yang terisi dua orang itu. Suara pendingin ruangan dan detakan pada jam bandul terdengar lebih kencang dari biasanya. Terlalu sepi, namun cukup menenangkan bagi siapapun yang menginginkan ketenangan dalam menentukan sebuah keputusan. Elizabeth sudah meminta tamunya itu pulang karena ia perlu waktu dalam memutuskan di tengah pekerjaan yang harus diselesaikan, namun Killian menolak dan berkata kalau ia punya banyak waktu untuk menunggunya. Meskipun Elizabeth paham mengapa Killian ingin terus di sini, tapi ia tidak nyaman ada orang bukan dari kerabatnya berada cukup lama di ruangannya. Apalagi pria itu sedang menulis sesuatu di buku kecilnya sambil sesekali memandanginya jika ia membuat sedikit gerakan. Seakan ia sedang dijadikan objek pengamatan bagi Killian yang harus dicatat setiap ada sebuah perubahan.
"Apa yang kau tulis?" Akhirnya Elizabeth bertanya.