Sambil menunggu anak perempuan itu selesai menuangkan keinginannya di satu lembar kertas, Lagossia mengelilingi kamar itu dalam wujud kelincinya. Ia terkesan dengan lukisan yang dibuat oleh calon manusia yang akan membuat perjanjian kontrak dengannya. Jika dilihat dari betapa niatnya Lizzie membuat lukisan itu dan betapa gembiranya ia ketika tahu kalau ia dapat menyatukan jiwa dengan objek utama lukisannya tersebut, Lagossia tidak kaget kalau nanti alasan pertama Lizzie ingin menjual jiwa padanya adalah untuk bertemu dengan Thomas dan minimal dapat berteman dengannya dulu.