Dean masih menatap QuenZel yang tertunduk dihadapannya. Jujur, dia amat-sangat curiga dengan gadis berambut pirang yang menyandang status sebagai tunangannya ini.
Tentu Dean punya alasan tersendiri akan hal itu. Memang sih, bila dilihat dengan mata orang awam. QuenZel adalah gadis yang sangat mempesona.
Hal itu terlihat dari, pupil matanya yang berwarna hijau bulat, layaknya batu Xavier. Rambut pirangnya yang panjang dan menyala bila terkena cahaya mentari. Bibir pinknya yang ranum, serta bentuk tubuhnya yang mirip gitar spanyol.
Bisa dibilang, QuenZel adalah kecantikan yang tidak dapat didefinisikan. Hanya saja, Dean tidak menyukai gadis itu.
Melihat QuenZel, justru mengingatkan Dean pada gadis berambut cokelat yang keras kepala itu.
Tunggu.
Siapa namanya? Dean benar-benar lupa.
Sebentar, biarkan dia mengingat. Memutar ulang memori dikepala tentang kejadian beberapa hari yang lalu.