Chereads / Yo, Yo Bucin Amat Lau!!! / Chapter 12 - Pensi atau pesta kampanye?

Chapter 12 - Pensi atau pesta kampanye?

Semenjak kejadian konser tunggal yang berakhir dalam sebuah pelukan dikamar Rio waktu itu, Ify mendadak jadi malu-malu kucing oren tiap ketemu Rio.

"CALON ISTRI!!" Ify mendengus malas walau dalam hatinya dia geli sendiri mendengar panggilan itu. Dengan malas Ify menoleh dan mendapati Rio yang tengah melambai-lambaikan tangannya ditengah lapang.

"YO MAEN BASKET DULU NJICCC NGEBUCIN MULU LO!!"

"IRI? BILANG BOSS!!"

Ify terkadang heran, kenapa Rio bisa dikaruniai otak pinter padahal kelakuannya ada bikin orang keder. Disaat yang lain masih berkutat dengan soal ulangan, dia bersama ketiga temannya malah asyik main basket. Ini Ify aja bisa keluar kelas ya karena emang izin mau ke toilet.

"FY SANA MASUK LO, MAKIN SINTING NANTI SI RIO!!" Teriak Alvin

"SAYANG NANTI KALAU OTAK KAMU MENDADAK INSEKYUR PANGGIL AKU, NANTI AKU BANTUIN NGERJAIN SOAL ULANGANNYA"

Ify tertawa ditempatnya mendengar celetukan Rio itu, memang Rio tuh ada aja kosa kata nyeleneh yang keluar dari mulutnya. Ify hanya membalas perkataan Rio dengan lambaian tangan lalu berlalu begitu saja.

Membuat Rio yang tengah berdiri ditengah terik matahari melompat kegirangan, dan melupakan image bosgengnya yang cool dan sengak.

"Makin hari makin gila aja lo" ujar Alvin sambil menepi dan berjalan kepinggir lapang, diikuti oleh yang lainnya.

"Sepupu lo tuh!" Sahut Rio santai

"Potensi bucinerisasi lo makin meningkat aja, Yo" kata Cakka yang masih shock melihat tingkah Rio yang mendadak bucin itu.

"Buciner buciner, kayak enggak aja lo!!" Sahut Gabriel

"DAH YA KITA TUH SESAMA BUCIN UDAH JANGAN BACOT!" Seru Alvin yang mulai jengah ketika harus membahas bucin-bucin ini, padahal sih aslinya dia malu, hadehhhh Vin Vin..

"Eh nanti kita latihan?" Tanya Gabriel

"Gue nganter si Ify dulu tapi" sahut Rio yang tengah mengibaskan kerah seragamnya karena kegerahan.

"Ngapain nganter? Dia bawa motor sendiri njir" ujar Alvin yang memang tadi berangkat bareng Ify, tentunya dengan motor masing-masing.

"Ya gue kawal lah" sahut Rio kalem.

"Bucin amat sia " Cakka tuh ya, apa-apa bucin. Emang cocok tuh kalau jadi duta bucin.

"Sirik aja klean" Rio membenarkan poisis duduknya "khawatir gue tuh"

"Kayaknya si Ify cuma digigit semut doang lo pasti nangis" ejek Gabriel

"Nah tuh lo tau" ketiga temannya saling lirik tak percaya "gue nih ya mau ke toilet doang aja pasti bilang sama dia" Makin bingung deh tuh Cakka, Alvin dan Gabriel. Maksudnya si Rio tuh apaan sih?

"Biar apa lo cuma ke toilet izin segala?" Tanya Alvin

"Biar dia gak khawatir lah, nanti dia malah ngira gue selingkuh lagi" Ketiganya hanya mendengus malas, jadi gini kalau bosgeng mendadak bucin? Cringe sih.

"BUCIIINNNNNNNN!!"

"EH, tapi bentar.. emang lo udah jadian sama si Ify?" Tanya Cakka membuat Rio bungkam seketika

"Ohiya.."

"HAHAHAHAHAHHAHA BELOON"

"DAHLAH YO, KALO BELOM JADIAN GAK USAH NGEBUCIN"

"GUE SIH OWH AJA!!"

Rio hanya diam, menghiraukan olokan ke-3 orang yang gak ada akhlak itu yang sayangnya malah menjadi teman seperjuangannya itu. Dia baru sadar, kenapa waktu itu gak nembak Ify langsung aja? Biar makin mancai? Hadehhh. Eh tapi, gak apa-apa deh itung-itung sambil ngeyakinin si Ify dulu kalau perasaan Rio tuh gak main-main, baru deh habis itu dia resmiin atau langsung lamar aja ya? Oke, Rio itu urusan belakangan.

***

"Fy!!" Panggil Agni

"Apa?" Sahut Ify yang sibuk mencari lagu apa yang cocok buat mereka bawakan nanti.

Ify, Agni, Shilla dan Sivia sekarang sedang berada dirumah Ify, tepatnya diruang musik keluarga Hanafi, latihan untuk pensi nanti, tentunya setelah berhasil membujuk Rio yang memaksa ingin mengantarkannya pulang tadi.

"Lo jadian gak sih sama Kak Rio?" Tanya Agni penasaran, ya gimana enggak? Ify yang biasanya gak nyantai tiap ketemu Rio, kini malah mendadak sok malu-malu walau ekspresi judesnya tetap nyata sih.

"Enggak lah" sahut Ify santai.

Shilla dan Sivia yang memang sedang menonton MV Blackpink kini ikut mendekat kearah Agni dan Ify. "Serius Fy, gak jadian?" Tanya Sivia, dan Ify hanya menggeleng.

"Kok lo gak minta kepastian sih? Udah macem orang pacaran gitu juga" Memang sih apa yang dikatakan Shilla benar, apalagi udah 'aku-kamu'an begitu.

Ify menghela nafasnya pelan lalu menatap ketiganya "Ya emang kenapa kalo gak jadian? Tetep sama aja kan? Cuma status doang elah"

"Emang lo gak takut kalo Kak Rio tiba-tiba ngilang terus malah jadian sama cewek lain?" Tanya Sivia

"Eh, tapi bentar emang Kak Rio berani sama si Ify?" Tanya Shilla yang sukses mengundang tawa geli dari Ify.

Haha, jangan lupakan fakta bahwa segalak-galaknya Rio, dia bakal ciut kalau dihadapan Ify.

"Iya juga sih, si Ify kehabisan pulpen aja Kak Rio paniknya kayak si Ify jatoh dari motor" kini ke-4 nya tertawa jika mengingat itu.

Jadi, saat itu Ify tengah berlari-lari dikoridor dan kebetulan kelas Rio yang saat itu pelajaran olahraga bisa melihat Ify yang tengah berlari itu. Dengan cepat dan panik Rio menyusul Ify, dan menanyakan kenapa gadis itu berlarian dengan tergesa? Salah Ify juga sih bilang kehabisan pulpennya pake nada panik, jadi Rio yang emang sebucin itu malah ikut panik dan malah dia yang berlari cepat kearah koprasi sekolah membelikan pulpen untuk Ify bahkan ia sampai membelinya 1 pack, katanya biar Ify gak harus lari-larian kalau kehabisan pulpen lagi.

"Tapi, gak menutup kemungkinan kan? Kalo suatu saat nanti Rio berpaling?"

Ify terdiam mendengar perkataan Agni. Memang setelah kejadian dikamar Rio waktu itu, Ify sempat dilema. Padahal Rio udah bilang sayang, tapi kok gak nyatain aja gitu langsung dan minta Ify jadi pacarnya? Tapi perkataan Mamanya mematahkan kedilemaan Ify itu

Flashback on

Ify tengah terdiam disofa ruang tv, dan mengabaikan acara yang sedang berlangsung didepannya kini. Membuat Mamanya yang tak sengaja lewat mengernyit heran menatap putri sulungnya itu yang sedang ditonton oleh tv, bukan malah dia nya menonton tv. Dengan langkah anggunnya Mama Gina mendekati Ify.

"Fy!"

Ify menoleh dan tersenyum "kenapa Ma?" 

Mama Gina ikut duduk disamping Ify "kamu ada masalah? Malah bengong depan tv"

Ify meringis dibuatnya, kenapa sih Mamanya itu harus tahu? Tapi, yasudahlah mending cerita aja sekalian. Gak ada salahnya kan?

"Ify bingung Ma, sama Kak Rio?"

"Rio? Bingung kenapa?" Tanya Mamanya, beruntungnya kedua orangtuanya itu sudah mengenal Rio, beberapa kali juga Rio terkadang mampir kerumahnya atau sekedar menjemput Ray, jadi Ify tak harus capek-capek menjelaskan siapa itu Rio.

"Sebenernya dia tuh serius gak sayang sama Ify"

"Coba ceritain dari awal, biar Mama ngerti"

Dengan terpaksa dan malu-malu Ify menceritakan kejadian saat dikamar Rio waktu itu, membuat Mamanya terkekeh geli dan merasa gemas sendiri "Jadi, Ify bingung aja, kok gak sekalian aja nembak gitu Ma. Ify gak ngarepin juga sih cuma ya ngeganjel aja dipikiran"

Mama Gina tersenyum lalu mengelus surai hitam putrinya itu "Kamu percaya gak Rio sayang sama kamu?"

"Em, ya percaya sih"

"Terus mau kamu gimana? Rio ngasih kepastian?" Ify hanya menggeleng, sebenarnya dia juga bingung.

"Gini lho Fy, kalo misalkan Ify nanya kepastian sama Rio, itu sama aja Ify gak percaya sama Rio. Mama aja percaya kok kalo Rio tuh sayang banget sama Ify, keliatan juga dari tingkahnya."

"Terus Ify harus gimana?"

"Ikutin aja alurnya, mungkin ini cara Rio menyanyangi Ify"

Flashback Off

Ify mengehela nafasnya lembut "Kalo misalkan suatu saat nanti si Malika berpaling, ya gak apa-apa mungkin emang gue sama dia gak ditakdirin bareng"

Lagi-lagi Shilla, Sivia dan Agni tercengang mendengarnya. Ini beneran Ify kan? Kok mendadak bijak begini.

"Tapi gak mungkin juga sih Kak Rio berpaling, pontensi bucin dia kan gede banget tuh" Oke, gak Cakka gak Agni yang di omongin tuh potensi membucin.

Mereka terdiam sejenak lalu tertawa lepas begitu saja, memang benar sih gelagat Rio tuh emang kayak gak mau banget Ify kenapa-kenapa, jadi gak salah kan kalau mereka berpikir Rio tidak akan berpaling dari Ify?

"Eh, btw gue tiba-tiba mikirin nasib nilai MTK gue. Remed kagak ya?" Celetuk Sivia tiba-tiba

Yang lain hanya mendengus, kok jadi bahas ulangan kemarin sih, Vi? Soalnya mereka kesel kalau inget gimana laknatnya itu soal.

"Plis deh Vi, gue suka snewen kalo ngomongin tuh soal MTK" ujar Agni

"Aslian sih anjir, yakali gue dapet soal tentang si Adi sama si Budi kan ya..." kata Ify menggebu

"Oh gue tau, yang peluang itu kan?"

Ify mengangguk antusias dengan raut wajah kesalnya "Nah iya itu, padahal kalo mau makan ya tinggal duduk aja sih kagak usah ngitung berapa banyak cara buat duduk. Keburu basi itu makanan tau rasa deh"

"Padahal selama si Adi dama si Budi ngitung banyak cara duduk itu makanan kasih ke gue aja mubadzir tuh" sahut Sivia yang langsung mendapat sorakan dari teman-temannya itu " Ih rame bener klean kek demo massal, eh tapi bener itu soal MTK kenapa bikin emosi gue meningkat aja"

"Belum lagi soal yang ngitung luas sengketa tanah, kan udah jelas itu tanah disita negara. Ngapain nyuruh kita ngitung lagi? Gabut banget apa gimana sih yang bikin soal?" Ujar Agni, gak heran memang kalau mendadak snewen.

"Gue mendadak pengen nyaranin kek yang buat soal deh" celetuk Shilla

"Nyaranin apaa lo Shill?" Tanya Ify

"Kalo mau tau siapa yang kepilih jadi bendahara, sekretaris sama ketua kelas gitu mending vote lewat ig story aja biar gak ngeribetin peserta ulangan"

"Anjir bangsul, jadi awkareen nanti admin kemendikbud nya cuiii"

"Lah iya!!"

"HAHAHAHAHA"

Dan sore itu malah mereka habiskan dengan membahas soal Ulangan Matematika kemarin yang setelah dipikir-pikir ada lucunya juga. Entah itu tentang mengkocok dadu sebanyak 600 kali, yang kata Agni itu kalau main monopoli pasti mereka udah punya rumah di hawai, dan tentang soal yang membahas jual-menjual tanah, padahal kalau kata Ify mending hubungi makelar tanah aja daripada nyuruh mereka yang notabenenya masih pelajar, dan Shilla yang masih ingin memberi Ide pada yang membuat soal kalau ingin menyewa hotel lebih baik menggunakan traveloka daripada harus menghitung matriks terlebih dahulu, dan Sivia yang sudah bisa menebak jika high note nya pasti lebih tinggi daripada nilai ulangan Matematikanya nanti.

Berujung mereka malah melupakan lagu apa yang akan mereka nyanyikan nanti.

***

Tak terasa hari ini acara gladi bersih untuk acara pensi yang akan dilaksanakan besok. Setelah disibukkan dengan beberapa remed dan latihan-latihan, akhirnya hari yang ditunggu Siswa-siswi Bina Bangsa besok akan tiba.

"WOYY!!!" Mereka yang berada di sekitaran panggung menoleh kearah sumber suara yang ternyata berasal dari suara Cakka yang berada diatas panggung bersama The Orion

"RAME AMAT KAGAK ADA YANG MAU MUTUALAN?" Celetuk Gabriel yang mengundang kekehan geli dari yang lainnya.

"INI GLADI BERSIH APA GEBYAR BCA SIH? RAME AMAT?"

"UDAH DEH GAK USAH BASA-BASI MAU NYANYI APAAN SIH LO EMANG SEMUA?" Teriak Dayat dari bawah

The Orion saling lirik "MARS PERINDO!!!" Sahut Alvin dengan singkatnya.

"YO MULAIII!!!" Instruksi Rio

Dan benar saja instrumen lagu Mars Perindo terdengar begitu saja dipenjuru Bina Bangsa. Ini bener The Orion nyanyi Mars Perindo? Mereka gak lagi nyalo kan? Atau mau masuk kabinet gitu? YAKALI, GAK MUNGKIN PISAN DONG YA

" MARILAH SELURUH RAKYAT INDONESIA"

"ARAHKAN PANDANGAN KEDEPAN"

"RAIHLAH MIMPIMU BAGI NUSA BANGSA"

"SATUKAN TEKADMU TUK MASA DEPAN"

Dengan gebukan Drum yang Alvin bawakan semakin menambah kesan semangat lagu itu. Mereka yang dibawah panggung hanya melongo menyaksikan The Orion, ini mereka lagi gladi bersih? Atau konser kemenangan partai?

Memang ya, para anggota The Orion itu tidak bisa ditebak. Tampang mereka boleh sangar macam Dilan dan Nathan yang suka tawuran, tapi otak mereka? Macam Beethoven yang jenius soal musik. Karena lagu apapun rasanya akan enak didengar jika dibawakan oleh mereka.

"JANGAN MENJAUH DARIKUUUUU"

EH?

Dari Mars Perindo kenapa jadi nyambung ke lagu tiktok?

"ITU OKNUM YANG BERNAMA CAKKA COBA TURUN!!" Teriak Abner dari jauh saat Cakka tiba-tiba mengubah lagu, tapi tak didengarkan oleh Cakka

"AKU TAK BISA HIDUP TANPAMU"

"HIDUP TAK BERARTI"

"JIKA TAK ADA KAMU"

"KAMU ADALAH INSPIRASIKU"

DAHLAH, Paling nanti bentar lagi ganti jadi koplo.

"DAHLAH GUE MAU JADI UMBI-UMBIAN AJA CAPEK GUE LIAT KELAKUAN ITU 4 OKNUM DIATAS PANGGUNG" Teriak Dayat frustasi, padahal yang bertingkah ke-4 Oknum itu, kenapa Dayat yang lelah?

Sedangkan tak jauh dari sana ada 4 gadis yang tengah menatap para laki-laki diatas panggung sana dengan tatapan jengah.

"Kita gak salah pilih mereka kan?" Tanya Sivia

"Salah sih enggak kayaknya, Vi. Cuma emang kita baru sadar aja gimana bobroknya mereka" sahut Agni

"BIARLAH SEMUA BERLALU PERGI DAN TAKKAN KEMBALI"

"KINI AKU RELAKAN"

"KINI AKU RELAKAN"

Hadehhhh, lagi-lagi ke-4 gadis itu hanya mengehela nafas lelah. Terlebih lagi Ify, perasaan dia gak bisa lihat letak kerennya Rio itu sebelah mana. Atau yang saat itu terjadi dikamar Rio hanya halusinasi Ify semata? Karena berbanding terbalik dengan yang saat ini terjadi.

Kalian tahu? Saat ini Rio tengah berjoget riang sambil memainkan gitarnya mengiringi Cakka yang asik bernyanyi lagu Semua Berlalu itu yang disahuti Alvin dan Gabriel.

Ify melirik kearah Agni, ternyata gadis itu tengah menatap geli kekasinya yang sedang mendadak jadi anak tiktokers diatas panggung itu.

"KAU TAK PERNAH BERPIKIR BETAPA BESAR CINTA INI..."

"KAU BUATKU TERLUKA, HINGGA KU TERJATUH DIDALAM HATIMU!!!"

OKE, sepertinya ini bukan gladi bersih, melainkan meet and  greet artis tiktok. Lagu yang daritadi mereka bawakan sering kali muncul diaplikasi tiktok soalnya.

"Ada tombol shut down buat hidup gue gak sih?" Tanya Ify pelan, entah pada temannya atau pada dirinya sendiri.

"Ada Fy, mau gue pencet gak? Siapa tau lo capek liat kelakuan Kak Rio yang mendadak gila itu" sahut Shilla

1

2

3

Oke, anggap saja Ify hilang. Ify baru akan kembali besok dan menyiapkan mental menyaksikan penampilan Rio yang semoga saja tidak benar-benar membuat pagelaran Orchestra dengan lagu Mars Perindo itu.