Pagi-pagi buta seperti ini Rio sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia turun ke bawah untuk membuat roti yang akan ia berikan pada Ify nanti disekolah.
"LHOO!" Rio terpaku sejenak, lalu mengucek matanya untuk memastikan apakah sosok yang kini tengah berkutat dengan masakan itu Mamanya atau bukan?
"MAAA!"
Wanita paruh baya yang masih cantik diusianya kini menoleh, menatap putra sulungnya yang terdiam kaku melihat kearah dirinya kini.
"Lho, Yo. Udah bangun kamu jam segini?" Tanya Mama Amanda
Rio mendekat kearah Mamanya "Ini Mama beneran kan?"
Mama Amanda hanya terkekeh "Masa hantu, kaget ya?"
Rio mengangguk polos lalu mendudukkan dirinya dikursi "tumben Mama ada dirumah"
Mama Amanda hanya tersenyum tipis, beliau sadar sudah lama rasanya dirinya tidak memasak dan berdiam diri untuk mengurus ke-2 putranya "Udah lama banget ya Yo?" Rio hanya diam tak berniat menyahut, rasanya masih shock melihat mamanya kini sedang memasak seperti ini "Kayaknya mulai sekarang, Mama diem aja deh dirumah ngurus kalian"
"MAAAAMAAAAAAAAA" Baru saja Rio akan menyahut tiba-tiba datang Ray yang masih berbalut baju tidurnya berlari menghampiri sang Mama
Mama Amanda tersenyum lebar mengelus rambut putra bungsunya itu yang kini memeluknya erat "Hei, kok belum mandi!"
"Duh Ma, Ray gak mimpi kan? Kak, gue mimpi kagak sih?" Racau Ray, padahal sudah jelas sosok itu tengah ia dekap erat.
"Mending mandi sana lu, bau!!" Dengus Rio geli.
Ah, tiba-tiba perasaan Rio 1000x lebih menghangat. Beberapa hari lalu, Ify resmi menjadi kekasihnya, dan sekarang Mamanya memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik.
"Ya Allah, hamba tidak tahu kebaikan apa yang hamba lakukan di masa lalu, hingga kau memberikan kebahagiaan berlipat ganda seperti ini"
"Lho, Yo! Roti buat siapa?" Tanya Mamanya ketika melihat Rio memasukkan roti yang ia tadi olesi selai kedalam kotak makan.
"Buat pacar Rio dong, Ma"
"Lho, kamu punya pacar?"Rio hanya mengangguk kecil "nanti ajak kesini ya, Mama mau kenalan"
Rio menatap sang Mama "Gak bakal Mama introgasi aneh-aneh kan?"
Mama Amanda mengernyit heran "interogasi apaan sih Yo?"
"Kayak Mama nanyain dia anak holkay atau bukan gitu kayak di ftv-ftv terus ujungnya gak setuju" ujar Rio
Mama Amanda tergelak, ini anaknya kenapa sih? "Mama bingung, sebenernya apa sih yang kamu tonton? Drama amat kamu, Yo"
"Ah pokoknya pacar Rio itu cantik, udah ya Ma. Rio berangkat!" Rio bergerak mendekati Mamanya dan menyalami tangan sang Mama "Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam, masih jam 6 lho ini Yo!!"
"SEKALIAN BUKA GERBANG SEKOLAH, MA!!" Sahut Rio sambil berjalan keluar rumah.
Mama Amanda hanya geleng-geleng kepala dan terkekeh geli melihat kelakuan putra sulungnya itu. Tidak menyangka juga, ia kira anaknya itu akan menjadi sosok dingin nan angkuh, tapi nyatanya? Anak itu punya 1001 kata yang bikin geleng-geleng kepala. Tadi apa katanya, dia punya pacar? Ah, ia ingin liat betapa cantiknya gadis yang berhasil menjadi pacar anaknya.
Tak lama Ray, dan Papa Zeth bergabung dimeja makan. "Rio kemana Ma?" Tanya Papa Zeth
"Udah berangkat, Pa" jawab Mama Amanda sambil menuangkan nasi beserta lauknya untuk suaminya itu.
"Sepagi ini?"
"Paling nyamper Kak Ify" sahut Ray
Kedua orang tuanya menoleh dan mengernyit heran "Kak Ify? Siapa?"
"Pacarnya Kak Rio" kata Ray kalem
"Ray kenal juga?" Tanya Mama Amanda
Ray mengangguk "kenal, kan Kak Ify juga kakaknya si Deva temen Ray"
"Ray punya fotonya Kak Ify gak? Mama mau lihat, penasaran"
Ray mengangguk lalu membuka aplikasi Instagram dan mencari profil Ify "tuh Mama liat aja foto-fotonya, cantik banget"
Mama Amanda mengambil ponsel milik Ray dan melihat satu persatu foto yang ada disana. Hingga akhirnya Mama Amanda melihat foto Ify yang bersama kedua orang tuanya "Lho!" Gumamnya pelan "Pa, liat deh!" Mama Amanda memperlihat foto itu pada Papa Zeth.
"Yaudah, Ray berangkat ya Ma, Pa!" Ray bangkit dari duduknya dan menyalimi kedua orangtuanya itu "Assalammualikum"
"Waalaikumsalam"
Ray berjalan keluar rumah dengan senyum lebar yang tidak bisa lepas dari bibirnya, berbeda dengan kedua orangtuanya yang tengah saling berpandangan.
"Pa itu tadi Gina sama Hanafi kan?"
"Iya, Ma"
Tiba-tiba Mama Amanda tersenyum begitu saja "Ternyata dunia sempit banget ya, Pa. Belum aja kita mau kenalin udah pacaran aja mereka"
Eh apa ini?
"Tapi, tetep aja Ma. Kita harus tetep melangsungkan rencana kita. Kita gak tau kedepannya kayak apa kan?" Mama Amanda mengangguk senang sambil mengetikkan beberapa kata untuk dikirim pada seseorang.
***
"ASSALAMMUALAIKUM, PAKET!!" Teriak Rio didepan pintu rumah kekasihnya itu.
Tak lama terdengar langkah seseorang yang berjalan membuka pintu "Waalaikumsalam, oh paket untuk siapa Mas?" Kalian tahu siapa? Itu Papanya Ify yang keluar dengan seringai jahilnya
Rio mengerjap polos "Oh ini untuk saudari Ify Alyssa Om" ujar Rio sambil memberikan kotak makan berisi roti itu
Om Hanafi menerimanya "Perlu di foto dulu nggak?"
Dengan polosnya Rio mengangguk sambil mengambil ponselnya dan mulai memfoto Om Hanafi itu "Udah, Om"
Om Hanafi mengangguk lalu tersenyum dan masuk kembali kedalam rumahnya begitu saja. Rio juga tanpa sadar berjalan kembali keluar "Eh sebentar" ujar Rio "Lho gue kan mau jemput si Ify"
Dengan cepat Rio kembali mengetuk pintu "OM RIO KAN MAU JEMPUT IFY, BUKAN NGANTER PAKET!!"
Terdengar gelak tawa dari balik pintu yang ternyata itu Om Hanafi "lagian kamu, Yo. Segala bilang Paket"
Rio hanya menyengir tak tahu malu, padahal ini kalau anak-anak sekolahannya tahu bisa-bisa Rio jadi bahan olokan. Masa Bos Geng dikira kurir paket beneran.
"Yaudah hayu masuk, Ify lagi sarapan" Rio mengangguk dan berjalan mengikuti Om Hanafi yang duduk diruang tamu sambil baca koran.
Tak lama Ify muncul "Paket punya siapa, Pa?" Iya, Ify mendengar suara Rio yang ia kira kurir paket itu.
Om Hanafi memberikan kotak makan itu pada Ify "tuh dari kurir paket kesayangan kamu" ujar Om Hanafi sambil melirik Rio yang sedang cengar-cengir gak jelas.
Ify mendengus geli, emang ya si Rio ini gak henti-hentinya pake penyamaran kurir paket. "Yaudah hayu berangkat"
Rio mengangguk lalu bangkit dan bergerak menghampiri Om Hanafi untuk berpamitan "kita pergi dulu, Om"
"Hati-hati bawa motornya, Yo"
"Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam"
.
.
.
"Sayang, tau gak?"
Ify spontan maju kedepan dan menempelkan dagunya di bahu Rio "apa?"
Rio mengerjap polos, tingkah Ify yang seperti ini ternyata masih cukup menganggetkan untuk Rio, padahal tiap mereka ngobrol di motor juga Ify pasti begitu, huuuuu lemah kau Yo.
"Mama ada dirumah"
"Serius?" Pekik Ify senang, jelas Ify tahu bagaimana keluarganya yang super sibuk itu. Jadi, mendengar Mama Rio berada dirumah pasti membuat Rio dan Ray senang dan rasa senang itu juga turut Ify rasakan.
Rio mengangguk membuat helmnya dan helm Ify berbenturan "Ih ini kejeduk, diem dong kepalanya" omel Ify sambil menepuk helm Rio.
Rio jadi terkekeh geli, ini yang kadang bikin dia seneng kalau naik motor sama Ify tuh bisa jeduk-jedukin helm "Gak sengaja, ampun deh ah"
Ify mendengus sebal "Oke skip. Jadi gimana ceritanya Mama kamu tumben ada dirumah"
"Gak tahu juga sih aku, yang pasti Mama bilang mau mutusin buat ada dirumah aja"
"Akhirnya, seneng lho aku dengernya" Rio dibuat tersenyum lebar, kalian tahu gak? Semenjak pacaran Ify tuh jadi lemah lembut gitu ngomongnya. Gimana gak makin cinta coba itu si Malika.
"Mama nyuruh kamu kerumah, btw"
"Hah kumaha maksudna?"
"Ish gausah pake bahasa Sunda dong, insekyur nih otak aku"
"Halah insekyur insekyur, makanya banyakin makan sayur biar pinter" omel Ify
"Heh, aku juara pararel terus ya"
"YA APA HUBUNGANNYA KALO BEGITU!" Duh rasanya kalau ngomong sama Rio gak ngegas tuh gak afdol.
"TUH KABEL" Ujar Rio asal sambil menunjuk kabel yang membentang diatas
"DUH MENDADAK INSEKYUR NIH OTAK"
"MAKAN SAYUR BIAR PINTER!"
Gimana maksudnya? Oke, hanya Ify, Rio dan Tuhan yang tahu.
Mereka terus melanjutkan obrolan absurd mereka sampai akhirnya tiba disekolahan. Dan para penghuni Bina Bangsa masih saja dibuat kaget oleh kedatangan keduanya ini, mereka masih bingung, ini si Bos geng beneran punya pacar? Atau cuma prank?
Ify turun dari motor tinggi Rio itu dengan Rio yang selalu sigap memegang tangan Ify "Makanya minum cucurmaplus biar tinggi"
Ify hanya mendelik sebal sambil membuka helm nya "eh kok susah sih?"
Tiba-tiba Rio menarik Ify mendekat dan menunduk sampai wajahnya tepat didepan wajah Ify yang melongo. Dengan santai nya Rio membuka helm Ify, tanpa tahu si empunya tengah menahan nafas.
"Plis deh makin sini ini cowo kenapa makin ganteng, Ya Tuhan"
Duh, Fy. Kemana aja sih?
Lagi-lagi kelakuan Rio itu menjadi tontonan siswa yang memang sedang berada diparkiran. Gak nyangka juga ini Macan bisa se sweet itu, gitu.
"Eh, kenapa nih?" Tanya Rio sambil mencubit pelan pipi gembul Ify "kok merah?" Ify buru-buru menjauh "ih ini kenapa pipi merah? Panas ya?"
Ya Tuhan, sabar Fy "MAU BERUBAH JADI KACANG GARUDA" Dengan cepat Ify meninggalkan Rio yang masih nangkring diatas motornya itu dengan wajah bingung.
.
.
"Duh si Rio gak nyangka bisa se sweet itu"
Alvin, Cakka, dan Gabriel yang memang tengah menunggu Rio diparkiran hanya mendengus geli, mereka juga sih agak gimana gitu liat si Rio jadi bucin begitu.
"Emang ya itu budak kerjaannya bikin ini rakyat Bina Bangsa kaget mulu" celetuk Gabriel
"Biar dikata kayak bonsai..."
Gabriel dan Alvin saling pandang "kenapa jadi kek bonsai sih?"
"Yang loncat-locat pas imlekan itu, anjir masa gak paham"
"BARONGSAI ITU MAH BAZEEENG!!"
Cakka menyengir begitu saja "ahelah, lidah gue gugup nih"
Alvin mendelik sebal "itu mah otak lo aja yang emang spaneng"
Sedangkan Gabriel malah tertawa begitu saja, pliss deh ini masih pagi. Kenapa otak temen-temennya udah spaneng aja?
.
.
"Assalammualaikum Ukhttiii!!" Sapa Ify dengan riang
"Waalaikumsalam"
"Harus banget ya TI nya tajem banget" celetuk Sivia
"Iya biar lekoh kayak seblak" sahut Ify asal.
Mereka serempak terbahak begitu saja, emang ya pantes aja mereka itu dijuluki Tim Receh, orang dikit-dikit ngakak, dikit-dikit ngakak.
"Eh btw, di lapang komplek rumah gue ada pasar malem dong" celetuk Agni tiba-tiba
"Ya emang kenapa sih, Ag?" Tanya Shilla
"Siapa tahu kalian mau kencan kesana gitu"
"Gimana kalo kita kesana rame-rame aja?" Usul Sivia
"Boleh tuh, sekalian mau nyari kulineran anak SD siapa tahu ada" sahut Ify semangat
"Tenang Fy, semalem gue liat ada cilor, cilok, takres, kue cubit, bandros raos Mang Oos, dan banyak pokoknya" kata Agni sambil mengabsen makanan yang sempat ia lihat semalam
"Fy, Kak Rio kan anak konglomerat ajakan ke restoran bintang lima kek. Masa jajanan bocil terus" ujar Shilla
Ify terkekeh geli begitu saja "Kalo ke resto gitu bakal aneh sih vibe nya menurut gue. Kebiasaan jajan seblak sih"
"TAK SUDI BERTEMAN DENGAN RAKYAT JELATA, MENDINGAN LO SEMUA KELAUT AJA!!" Tiba-tiba Sivia bernyanyi sambil mendorong bahu Ify pelan
"SI ANJIR YAA!!" Ify menjitak kepala Sivia berkali-kali membuat si empunya meringis, Agni dan Shilla hanya tertawa saja. Sedangkan penghuni kelas lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua gadis itu.
***
Istirahat kali ini Rio dan Ify memilih ditaman belakang, duduk tepat dibawah pohon mangga. Ify tengah menunggu Rio membeli batagor dikantin sambil memakan roti yang Rio bawakan tadi pagi.
"GOFOOD!!" Ify menoleh mendapati Rio berjalan kearahnya dengan 2 porsi batagor dan 1 botol Cola dan 1 botol Aqua.
Ify langsung menerima batagor itu dengan senang hati dan mulai memakannya diikuti juga oleh Rio.
"Yang, nanti ikut kerumah kan?"
Ify menoleh kearah Rio "harus hari ini banget ya?"
Rio mengangguk sambil menyuapkan batagornya "Iya"
"Mama kamu galak gak?" Tanya Ify pelan
"Segalak-galaknya Mama aku, lebih galakan kamu"
Ify hanya mendelik tajam "Yaudah nanti pulang beli kue dulu berarti"
"Kue buat apa sih? Dirumah juga banyak"
"Ya masa kesana dengan tangan kosong"
"Yaudahsi biarin aja, Yang" ujar Rio sambil terus memakan batagornya hingga habis "Eh Yang, jangan minum soda" cegah Rio saat Ify meraih botol Cola miliknya
Ify mengernyit heran "Kenapa sih? Biasanya juga minum ini gak apa-apa"
"Nanti cepet Shadaqallahu adzim" celetuk Rio asal membuat Ify melotot
"HEH KAMU DOAIN AKU MATI?"
Rio terlonjak kaget "ENGGAK GITU SAYANG!!"
"TERUS ITU APA? SHADAQALLAHU SEGALA?"
"TAPI BUKAN MATI JUGA SAYANG, AH OTAK KAMU GAK NYAMPE TUH"
Ify makin mendelik tajam, sekarang malah ia menjewer telinga Rio "JADI AKU BEGO GITU?"
"AKU YANG BEGO MAH AKU, BUKAN KAMU. LEPAS SAYANG IH PEDES BANGET INI" Ringis Rio, ini jeweran ditelinganya bener-bener pedes banget aslian deh.
Karena melihat wajah Rio yang memelas membuat Ify melepaskan jeweran ditelinganya "Nah gitu, kamu emang bego!!" Ketus Ify dan berlalu begitu saja meninggalkan Rio yang masih meringis sambil mengusap telinganya yang memerah.
"Cewek gue galak amat, untung cinta"
***
"Ih aku gugup dong" ujar Ify pelan ketika turun dari motor
Ify sekarang sudah sampai didepan rumah keluarga Haling itu. Rio yang sudah turun dari motornya langsung menggandeng tangan Ify dan berjalan masuk kedalam rumah.
"ASSALAMMUALAIKUM, MA RIO BAWA CALON MANTU NIH!!" Teriak Rio yang langsung mendapat cubitan diperutnya oleh Ify "Sakit sayang!!"
"Waalaikumsalam" Mama Amanda keluar dari arah dapur "Wah akhirnya pesenan Mama datang"
Ify hanya tersenyum canggung lalu bergerak menyalimi tangan Mamanya Rio itu "Hallo tante, saya Ify"
Mama Amanda tersenyum senang lalu mengelus puncak kepala Ify "Tante udah kenal ko. Yaudah yu ke dapur, tante abis bikin kue" Mama Amanda menarik tangan Ify berjalan ke dapur meninggalkan Rio yang malah mesem-mesem sendiri dan tak lama ikut menyusul keduanya.
"Duh tante ini enak banget lho!!" Ujar Ify merasa excited merasakan brownies lumer yang Mamanya Rio buat
Rio juga maju ikut mencicipi masakan Mamanya itu "Mama gaul ya, tau banget kue yang lagi hits"
Mama Amanda hanya terkekeh "Yaiyalah emangnya kalian doang yang bisa gaul, Mama juga gak mau kalah"
"Enak begini kalo dijual pasti laris nih, Tan" usul Ify yang mendapat anggukan dari Rio
Mama Amanda tampak berpikir, sepertinya usulan Ify boleh di coba "Tante pikir-pikir lagi deh"
"Nanti biar dijualin aja sama Rio disekolah"
Rio mendelik "eh kok jadi aku. Biarin aja Mama buka toko kue"
Reflek Ify menyentil kening Rio "Mama kamu tuh udah sibuk, kalo ditambah buka toko kue repot. Udahsi nurut aja bantu jualin"
"Ya masa aku sih Sayaaaaaang!!" Rengek Rio "Yaudah iya iya, bantuin tapi" akhirnya Rio mengalah karena mendapat pelototan dari Rio
Mama Amanda hanya tertawa geli, betapa takluknya putranya itu pada Ify. Ah, tapi gak apa-apa Ify sepertinya bisa diajak sekongkol untuk mengatur Rio.
"Kalian ini malah ribut, sekarang kan ada sosmed kalo beneran dijual ya lewat sana aja" lerai Mama Amanda
"Tuh yang, lewat sosmed aja" Ify hanya mendengus malas "eh tapi gak apa-apa deh Ma, Rio bantuin aja nanti uangnya buat jajanin Ify seblak"
Mama Amanda makin terbahak "Yo, bisa-bisa usus buntu ini si Ify kalo pacaran sama kamu"
"Ya Rio kasih yakult juga Ma, biar seimbang" ah sudahlah biarkan Rio dengan pemikirannya. Sedangkan Ify daritadi asik mencomot brownies.
"Ah terserah deh. Mama mau bagi-bagiin ini dulu ke tetangga"
"Perlu di bantuin gak, Tan?" Tawar Ify
"Enggak perlu, Fy. Kamu santai-santai aja dulu ya" Ify hanya mengangguk pasrah dan Mama Amanda berjalan keluar dengan beberapa brownies yang sudah ia pisahkan.
.
.
Dan sekarang Ify tengah menonton tv diruang tamu dengan Rio yang tengah berbaring dan menjadikan paha Ify sebagai bantalannya. Laki-laki itu tengah fokus memainkan game cacing yang berada di ponsel milik Ify.
"Ish itu cacing tetangga kenapa rakus banget sih" gerutu Rio
"Maen game doang berisik banget heran" sahut Ify sambil melirik Rio yang tengah fokus menghindar dari cacing tetangga.
"Ah mati deh" gerutu Rio lalu memilih menyimpan ponsel Ify diatas meja "Yang ngantuk!!"
"Ngantuk mah tidur bukan curhat" sahut Ify
Rio mendengus lalu memejamkan matanya begitu saja. Ify menunduk melihat Rio yang terpejam, spontan ia mengelus rambut kekasih gelapnya itu, eh tapi bukan kekasih gelap kayak sephia ya!
"Kak!!"
"Hmm"
"Btw kok kulit kamu makin gelap gulita ya"ujar Ify pelan sambil telunjuknya menusuk-nusuk pipi Rio
Rio reflek membuka matanya kembali "YANG KAMU MAH NGEBULLY MULU AKU. BODY SHINING ITU NAMANYA"
"BODY SHAMMING, DODOL!!!"
"SAMA AJA"
"SHINING MAH KAMU BERCAHAYA GLOWING BEGITU, BUKAN GELAP GULITA!!"
"SAAAAAYAAAANG!!"
Ify terbahak begitu saja menyaksikan raut wajah Rio yang tengah merengut sebal. Melihat ekspresi kesal kekasihnya itu memang moment menyenangkan bagi Ify, kapan lagi kan membuat seorang Mario Aditya kesal tanpa melakukan perlawanan apa pun?
Berbeda dengan Rio, meskipun merengut sebal tapi dalam hatinya laki-laki itu tengah tersenyum bahagia menyaksikan tawa bahagia kekasih cantiknya itu, apalagi dirinya sendiri yang menyebabkan tawa itu.
"Gak apa-apa deh, ikhlas aku Fy kamu ledek. Asal kamu bisa ketawa begini pasti aku rela setengah mati"