Bahkan ketika dia bertemu dengan seorang teman biasa, dia harus melakukan yang terbaik sebagai tuan rumah, belum lagi Byakta sudah baik padanya.
Sudah bagus bagi orang seperti Byakta untuk menawarinya.
Jika Byakta ditolak, orang itu pasti sangat tidak tahu malu.
Memikirkan hal ini, Fira tidak lagi ragu-ragu, dan berlari ke depan untuk menyusul.
Untungnya, Byakta tidak pergi dengan cepat, Fira bisa menyusulnya dan berdiri di depannya, "Byakta, tunggu sebentar."
Byakta berhenti dan menatapnya dengan tenang.
"Byakta, aku sudah lama berada di Keraton Suryadharma, dan aku cukup akrab dengan tempat ini. Karena kamu pergi kesini untuk menikmati pegunungan dan sungai, izinkan aku … "
"Tidak perlu." Dengan acuh tak acuh, Byakta menolak tanpa ragu-ragu. Fira jatuh ke dalam situasi yang canggung.
Wajahnya agak tak tertahankan, apakah ini yang disebut wajah panas dan pantat yang dingin?
"Fira, kita masih ada sesuatu yang harus dilakukan. Mari kita berpisah disini lebih dulu."
