-POV Reza-
Saya melihatnya di seberang sana, sedang bersama seorang lelaki, sepertinya saya pernah bertemu pria itu. Siapa ya?
Kenapa dia menarik-narik tangan Nayla? Mereka seperti tampak akrab sekali. Saya terus mencoba mengingat, hingga pikiran saya sampai pada satu kejadian di sebuah kedai fotocopy pagi itu.
Masa iya, dia anak SMA itu? Dewasa sekali gayanya dengan penampilan tanpa seragam sekolah.
Saya telpon saja.
"Hallo, Nayla."
"Iya, Pak. Aduh, ke sana dong, ngapain sih mepet mulu."
Setelah menjawab telepon saya, Nayla malah terdengar menggerutu pada seseorang, mungkin lelaki itu.
"Nayla, saya masih menunggu kamu di sini. Apa kamu akan segera datang?"
Saya berpura-pura saja tidak melihat, dan tidak mengetahui semua yang tampak tadi.
"'Bintang, Abang akan ikut pokoknya.' Eh, iya, Pak. Saya sedang jalan menuju ke sana."
