Selama Arwan ikut menikmati suasana tenang di atap. Ia merenungkan bagaimana jika ia mengutarakan perasaannya dengan benar. Arwan membuka matanya ketika keputusannya sudah bulat. Beberapa menit kemudian, Arwan menyadari aku sudah membuka mata. Arwan melirik sedikit padaku yang tengah memandang langit.
"Kei," bisik Arwan sudah siap untuk mengutarkan perasaan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Aku tuh suka sama kamu. Jadi pacar aku yuk!" bisiknya lagi.
Aku menengok ke arah Arwan sembari membelalakan mata tidak percaya, sedang yang aku tengok mengembangkan senyumnya.
"Wow sungguh berani!" batin Shella tidak bisa menolak untuk tidak mendengarnya.
"Tunggu ... kamu bilang apa?" tanyaku memastikan.
"Aku suka kamu, jadi pacar aku yuk!" jawab Arwan tersenyum.
"Kamu serius? Kamu, kan tau kalau aku suka sama Devan," balasku.
"Tentu saja aku tau ... tetapi, bohong jika aku masih mengharapkan terlepas Devan telah tiada," jelas Arwan.