Aku mengurungkan keinginanku untuk bertanya pada Farel, Arwan dan Nadine. Setelah memikirkannya kembali bahwa tidak hanya ada kami berempat di sini. Ada Shella dan Mia yang dimana aku tidak ingin mereka ikut terlibat masalah kami.
Sebenarnya aku tidak mempersalahkan Shella, tetapi Mia karena ia bisa saja menyebarkannya sampai menambah bumbu cerita.
Aku yang terlalu memikirkan ini dalam-dalam membuat Shella menepuk pundakku pelan.
"Kei, kamu kenapa? Masih belum sehat ya? Sana gih isitirahat, kita bakalan membiarkanmu istirahat," ujar Shella.
Aku menggelengkan kepala. "Ngga kok, maaf ya buat kamu khawatir lagi."
"Ih minta maaf terus deh! Kamu tuh ngga salah … emang apa sih salahnya aku khawatir sama kamu?" omel Shella.
"Nahkan jadi dimarahin," gumam Farel.
"Bagus Shella," puji Arwan.
"Eh? Ngga ada yang salah sih …" kataku.
"Nah, kalau gitu jangan pernah minta maaf lagi disaat aku khawatir sama kamu," pinta Shella.
Aku mengangguk.
***