Shella merasa malu karena telah tertidur di rumahku sampai pukul 4 sore. Ia terus menjauhkan diri.
"Shella, ayo sini … ngga usah malu-malu," panggilku.
"Tau ya ih! Mau diem disitu sampe besok pun ngga merubah fakta kalau kamu tidur sampe sore hahaha …" sambung Arwan.
"Nah bener hahaha …" timbal Farel.
Perkataan Arwan dan Farel membuat Shella enggan beranjak dari tempatnya. Karena hal itu, aku menjitak mereka berdua.
Tak!
Tak!
"Aduh Kei, sakit tau …" rintih Farel yang mendapat anggukan setuju dari Arwan.
"Lagian seneng banget sih gangguin Shella!" omelku.
"Kalau jailin orang sih seneng-seneng aja," balas Farel.
Aku mengabaikan mereka. Lalu, melihat Shella kembali.
"Shel, ngga usah didengerin. Mereka kalau ngomong ngga pernah disaring, yuk sini!" ajak aku lagi.
Perlahan-lahan Shella beranjak dari tempatnya. Ia pun duduk di sebelahku.
"Awas ya kalian berdua!" ucap Shella mengancam Farel dan Arwan karena masih kesal sudah diledek oleh mereka.