"Ngga usah kamu pikirin ya Kei, namanya juga orang sirik pasti ada aja tingkahnya ngga peduli sudah seberapa banyak kita berbuat baik," ujar Shella menyadarkanku.
"Kamu benar, aku hanya perlu mengabaikan mereka," balasku.
Shella mengangguk setuju.
Setelah itu, tibalah Farel dan Arwan dengan motornya. Mereka berdua sama-sama memberikan kami helm. Aku berangkat bersama Farel, sedangkan Shella bersama Arwan. Sudah tidak aneh jika kami menjadi pusat perhatian.
Mereka berdua mulai melajukan motornya. Begitu kami keluar dari wilayah sekolah, kami disambut oleh kemajetan yang cukup padat. Walaupun sudah tidak sering kali terjadi, mengingat hari ini merupakan hari Sabtu kami berempat dapat memakluminya, tetapi tetap saja merasa kesal.
Kami menempuh perjalanan cukup jauh dan lama untuk sampai ke tempat karaoke yang berada di pusat kota. Lalu, kami sepakat akan berkaraoke selama 2 jam.