Firman berdiri dari kursi yang sudah beberpa jam Ia duduki, lalu berjalan pelan ke arah ranjang di mana sang anak terbaring di sana di temani oleh Mayang, istrinya. Wajah sendu dan kalut jelas tercetak di wajah cantik yang menghiasi hatinya sejak dulu. Rasa bersalah dengan apa yang terjadi dengan anak nya semakin menjadi saat melihat luka di kening dan beberapa memar di tubuh anaknya.
"Sayang, kamu istirahat dulu, biar aku yang menjaga Zee." Ucap Firman.
"Tidak, aku ingin melihat Zee bangun." Jawab Mayang dengan terus memegang tangan mungil Zee.
"Walaupun kau tak disisinya saat Ia bangun, tapi aku yakin dia akan tahu jika kau sangat mengkhawatirkannya." Tutur Firman, sambil membelai kepala sang istri dengan lembut.
"Tidak, biarkan aku disini." Sahut Mayang keras kepala.
Dan tak lama kemudian tangan yang Mayang gengam bergerak, jemari kecilnya bergerak seiring kelopak mata Zee yang ikut terbuka.