Semilir angin sore di sebuah perkebunan menyejukkan pemetik the yang kala itu sedang melakukan tugas mereka untuk memeriksa kondisi kebun teh milik Tuan mereka. Perempuan ayu dengan wajah berbentuk oval berdiri diantara banyaknya tanaman teh yang berjajar disana. Warna kuning diantara pucuk daun teh karena pantulan sang surya menambah keindahan hamparan teh yang luasnya berhektar-hektar itu.
"Lina, sebaiknya kamu cepat pulang. Raka menangis dan tidak mau digendong siapapun." Kata Ibu Milah tetangga rumahnya.
"Ya bu, terima kasih, saya akan segera pulang." Sahut wanita bernama Lina Maulida.
Lina mengambil perlengkapan yang Ia gunakan untuk bekerja, lalu segera berlari menuju ke sebuah rumah pangung yang tak jauh dari jalan menuju ke kebun teh tersebut.
Dari kejauhan terdengar suara seorang balita yang sedang menangis tersedu, disampingnya ada seorang perempuan muda yang meneman balita tersebut.