Chereads / secret admirer boss / Chapter 3 - Si Abang CEO apartmen

Chapter 3 - Si Abang CEO apartmen

Derap langkah sepatu fantofel dan stilleto beradu nyaring dengan lantai marmer sebuah apartemen mewah, seorang laki-laki tampan dan wanita cantik berjalan beriringan, tak berapa lama laki-laki itu menempelkan kartu disamping pintu, dan seketika pintu apartemen pun terbuka.

Laki-laki tampan itu kemudian masuk diikuti sang wanita dibelakangnya.

"Bikinkan saya kopi, dapurnya ada disebelah sana, kamu bikin saja minuman yang kamu suka untuk kamu sendiri."

"Baik Pak."

Mayang segera menuju dapur untuk membuat kopi dan segelas sirup segar untuk dirinya sendiri. Sedangkan laki-laki tampan yang tak lain adalah firman, langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.

Didalam kamar, Firman duduk ditepi ranjang, tangan kirinya menarik dasi dari lehernya, sedangkan tangan kanannya menarik laci nakas, dan mengambil sebuah buku tulis anak sekolahan dan ada pulpen terselip disana.

'May, kamu dimana? Aku kangen sama kamu, bodoh, memang aku pria yang bodoh dan pengecut, aku tak seberani kamu yang berani menyatakan apa yang kau rasakan, maafkan aku May, kamu pasti terluka waktu itu, aku akan terus mencari kamu May.'Gumam Firman, yang masih terus memandang benda bersejarah dan penyemangatnya, Buku pelajaran milik Mayang yang tertinggal di dalam laci meja sekolah.

Tok Tok

"Pak Bos, Kopinya sudah jadi." Suara Mayang dari balik pintu kamarnya melunturkan lamunannya tentang si kutu buku dan cupu namun membuatnya merasakan cinta dan rindu yang tak berkesudahan.

"Taruh saja dimeja depan tv, sebentar lagi saya keluar."

"Baik Pak Bos."

Firman buru-buru masuk kedalam kamar mandi untuk menyegarkan diri. Mayang duduk di sofa depan tv, matanya melirik ke kanan ke kiri dan tangan kanannya mengengam segelas air sirup.

Tak sengaja matanya melihat sebuah album foto di kolong meja. Mayang meletakkan gelas di atas meja kemudian tangannya meraih album foto tersebut, ternyata album itu berisi foto-foto masa-masa SMU, lembar pertama adalah foto Firman dan teman-temannya, lembar kedua berisi ketika dia memenangkan lomba basket nasional bersama teman-temannya, dan pada lembar ketiga Mayang mengernyitkan dahinya, foto Mayang ketika duduk diperpustakaan sedang membaca buku, kemudian foto dia sedang berjinjit ingin meletakkan buku di rak teratas, di lembar berikutnya lagi-lagi dia dibuat tercengang melihat fotonya sendiri yang sedang tersenyum setelah mendapatkan penghargaan cerdas cermat tingkat nasional.

foto selanjutnya tak perlu ditanya lagi, hingga lembaran terakhir masih dengan foto-fotonya dalam berbagai pose.

Mayang benar-benar bingung. bagaimana Firman memiliki sebegitu banyak foto-fotonya padahal Mayang sendiri tidak ingat tentang kejadian didalam foto itu. Otaknya berfikirdengan keras, untuk apa Firman menyimpan foto-foto itu, dan siapa yang mengambil foto itu?

"Ngapain kamu buka-buka album foto saya?" Mayang terkejut bukan main, segera dia meletakkan album foto itu ke tempatnya semula,

"Maaf Pak Bos, saya terlalu lama menunggu anda, saya iseng saja membuka album foto milik pak bos, maafkan saya pak."

"alesan aja kamu, mana kopi saya?"

"Itu Pak Bos."

"Ini sudah dingin, bikinkan lagi."

Mayang menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar.

'Sabar...sabar...ingat kamu lagi butuh duit banyak.'bisiknya dalam hati seraya mengambil gelas kopi di atas meja kemudian dibawanya menuju dapur.

Firman meletakkan kembali Album foto itu di kolong meja, hanya dengan itulah dia bisa melihat May.

Foto-foto yang sengaja dia ambil secara sembunyi-sembunyi.

"Ini pak kopinya."

"Hm."

"Terus saya harus ngapain Pak?"

"Kamu siapkan keperluan saya untuk tiga hari kedepan. Kamu masuk ke kamar saya, semua barang-barang saya ada dilemari, jangan lupa siapkan juga alat mandi saya, saya tidak suka pakai peralatan dari hotel, ehm.. juga dokumen jangan lupa kamu masukin sekalian."

"Baik Pak Bos." Baru saja kakinya mau melangkah sudah dihentikan lagi oleh bos rese-nya itu.

"Ada apa lagi Pak Bos?"

"Kenapa kamu panggil saya Pak Bos?"

"Lalu saya harus panggil bapak siapa? kan bener bapak itu bos saya, lalu salahnya dimana?"

"Ya sudah sana." Kata Firman sambil mengalihkan pandangannya pada tab yang dia pegang.

Ting Nong Ting Nong

Suara bel apartemen berbunyi beberapa kali, setelah melihat siapa yang datang melalui CCTV di dalam tabnya, pintu apartemen otomatis terbuka setelah Firman memencet beberapa kode pada ponsel pintarnya.

"Hai Fir.." sapa sahabatnya yang tak lain adalah Rangga. Firman hanya menatap sekilas pada wajah sahabatnya itu dan pandangannya kembali pada tab di tangannya.

"Tumben lo ga mampir ke kafe gw, biasanya sampai gw usir baru pulang."

"Kerjaan lagi banyak di kantor, lagi pula gw besok harus ke luar kota, jadi mending gw istirahat aja."

"Ow, by the way lo sama siapa? kog itu ada gelas sirup?"

"Oh, Itu gelas sekertaris baru gw."

"Pasti cantik.."

"Emang."

"Sip.. berarti cocok sama gw yang lagi jomblo."

"Jomblo? Yang kemarin kemana? siapa tuh namanya Rina, Rani atau siapa.. lupa."

"Ratna." Jawab Rangga kesal

"Ow iya..." ucap Firman sambil nyengir.

"Dimana sekertaris lo, kog ga kelihatan?"

"Di kamar gw tuh."

"Serius lo?" Rangga kaget setengah mati, baru kali ini sahabatnya membawa perempuan masuk ke apartemen, dan diperbolehkan masuk ke kamarnya pula.

"Kenapa lo kaget gitu?"

"Ya ga., tumben aja lo mau bawa masuk perempuan ke apartemen lo, masuk kamar lo pulak."

firman hanya mengendikkan bahu, tanpa mereka sadari Mayang sudah berdiri di depan pintu kamar Firman sambil menatap dua pria di hadapannya, dan Mayang sangat tahu siapa pria di sambing bos ngeselinnya itu, yap!! rangga.

Temen sekelasnya yang telah membuat malu dia didepan kelas, dan mendapat cibiran dari teman-temannya, tangan Mayang mengepal ingin rasanya dia menengelamkan pria bernama Rangga itu ke samudra Atlantik, namun Mayang segera menguasai deru emosinya.

Dia berjalan dengan anggun ke arah dua pria yang sedang mengobrol dengan santai.

"Semua sudah siap Pak, semua sudah saya masukkan ke dalam travel bag di samping lemari baju bapak, berikut dokumennya sudah ada disana."

"Ya sudah terimakasih, kamu boleh pulang."

"Ba..."

"Tunggu... lo kejem amat sama sekertaris lo, suruh duduk dulu kek, minum dulu kek, kan kasian dia capek kali habis beres-beres keperluan lo."

""Gw tahu lo modus." Kata Firman pada Rangga.

"Dah sana kamu pulang, ada buaya darat disini, nanti habis kamu diterkam sama dia."

"Baik pak."

"Busyet dah, bener-bener deh lo, kenalin dulu kek sm gw, baru pulang."

"Tuh kan bener modus."

"Saya permisi dulu pak." Kata Mayang setelah mengambil tasnya di dekat meja dapur.

"Hm."

Rangga masih mengamati sosok sekertaris baru sahabatnya itu, hingga teringat akan seseorang.

"Perasaan wajahnya ga asing deh, pernah gw lihat tapi dimana ya?"

"Ya elaahhhh.... lo kebanyakan cewek sih, jadi semua cewek sama dimata lo."

"Gw serius, wajahnya mirip sama Mayang."

"Emang namanya Mayang." Jawab Firman Santai.

"Serius?" Rangga menegakkan tubuhnya, menatap tajam ke arah Firman.

"Iya, Mayang."

"Mayang temen sekelas kita dulu, Mayang yang bikin lo jadi kayak orang gila setengah mati."

Firman menatap jengah wajah sahabatnya.

"Mana mungkin Mayang bisa sekurus itu?"

"Kayaknya lo ga rela banget sih kalo Mayang kurus, lagian lo ya aneh banget dimana-mana cowok suka cewek seksi cantik, bohay.. lah elo? ckcckck... ga habis pikir gw ama lo."

"Lo kan tau alasannya."

"ga semua cewek cantik bakat jadi pelakor asal lo tau itu."

"Mungkin."

"Lo harus rubah paradigma otak lo tentang cewek cantik."

Firman tak menjawab perkataan sahabatnya itu, entah sampai kapan hatinya apatis terhadap cewek berwajah cantik, menurutnya cantik itu pembawa bencana untuk sebuah hubungan.

Itulah Firman cowok ganteng tapi menyukai perempuan gendut dan cupu, seperti Mayang tempo dulu.

Entah bagaimana reaksinya jika tahu bahwa sekertarisnya adalah Mayang si gendut, yang sangat dia cintai selama ini? apa Firman akan tetap mencintainya atau dia akan mencari gadis gendut yang lainnya? kita tunggu waktu nya ya pemirsa...