"Kamu ingin aku memalsukannya?" Ridwan berkata dengan tidak percaya.
"Jangan tanya terlalu banyak, kamu pasti bisa melakukannya!" Lili tidak bermaksud menjelaskan.
Ridwan mengerutkan kening saat berbicara di telepon, menghadapi pendekatan Lili yang semakin tidak bisa dimengerti.
"Oke, aku akan membuatkannya untukmu. Tunggu saja kabar dariku." Kemudian Ridwan menutup teleponnya.
Ketika Lili mendengar jawaban Ridwan, dia merasa hidup kembali. Dia bisa bangkit berdiri, berjalan keluar, memandang matahari yang bersinar, hatinya tidak lagi begitu kesal, karena dia bisa merasakan matahari dengan tangannya.
Di bawah terik matahari, Lili tersenyum kecil tapi senyum itu tidak terlihat lembut melainkan justru terasa dingin dan mengerikan.