Sambil memeluk Bunga, dia berkata dengan lembut di telinga Bunga, "Bunga, kalau kita tidak bisa punya anak, maka aku tidak mau punya anak. Kalau kamu mau, kita bisa mengadopsi mereka. Di mataku, itu semua sama saja."
Suara Arnold sehangat angin musim semi, dan seperti sinar matahari yang terik di musim dingin, membuat orang ingin menikmatinya. Dihujani cinta yang seperti itu, Bunga tidak punya alasan untuk tidak menerimanya.
Kata-kata penolakan yang tersangkut di tenggorokan akhirnya ditelan kembali oleh Bunga, dan dia berbaring diam di pelukan Arnold dengan tenang, seolah-olah itu adalah tempatnya seumur hidupnya.
Ridwan pulang ke rumah dan memeriksa ponselnya setiap beberapa waktu untuk melihat apakah ada pemberitahuan transfer rekening bank. Mengingat dia pernah bekerja di perusahaan Arnold, kalau Arnold ingin memberinya uang, itu hanya akan memakan waktu beberapa menit. Tapi beberapa jam telah berlalu, dan dia masih belum menerima satu sen pun.
