"Kak Ridwan, apa yang kamu bicarakan? Banyak wanita sudah menjadi milikmu, dan kamu benar-benar ingin agar aku menjual tubuhku? Lalu, bagaimana aku bisa melayanimu di masa depan nanti?"
Lili berdiri berjinjit, bibir merahnya menggoda dan mencium leher Ridwan. Tenggorokan Ridwan menjadi sesak, dan gairah yang menggebu menyelimuti dirinya.
Lili melihat bahwa Ridwan masih mencoba bertahan dengan susah payah. Ia segera meraih tangan Ridwan dan meletakkannya ke bagian depan kemejanya. Ridwan tidak sabar lagi. Dia segera memasukkan tangannya ke dalam kemeja gadis itu. Setelah berhasil melakukanya, dia meletakkan tangannya di dada Lili dan meremasnya dengan keras.
"Kenapa kamu bertanya?"
Ridwan meraih tangan Lili. Wanita itu hanyalah sebuah keberadaan yang menyusahkan, dan tidak akan ada yang berakhir dengan baik kalau dia terus berurusan dengannya. Tapi dia menyukai hubungannya dengan gadis ini untuk saat ini.
