"Bunga, aku sangat mencintaimu. Kenapa kamu sangat kejam? Kamu bisa membunuhku, Bunga, seberapa besar kamu membenciku, atau kamu memang tidak pernah mencintaiku?"
Di dalam pertanyaan Ridwan itu, ada sedikit kesejukan, seperti angin musim gugur yang meniup dedaunan yang tersisa di tanah, membuat Bunga tercengang.
Pada saat ini, Ridwan langsung meraih cangkir di tangan Bunga dan melemparkannya ke lantai, lalu bergegas menindih Bunga di bawah tubuhnya.
"Bunga, karena kamu tidak lagi mencintaiku, aku tidak perlu memikirkan perasaanmu. Hari ini aku menginginkanmu." Ridwan tidak akan melepaskan Bunga untuk apapun.
"Ah, biarkan aku pergi, Ridwan. Dasar bajingan, biarkan aku pergi." Bunga berusaha melawannya.
Perlawanan Bunga justru tampak seperti godaan di mata Ridwan. Ridwan menciumnya tanpa bersikap lembut sama sekali, dan dia juga membiarkan pukulan dan cubitan Bunga di perutnya.
