Satya membebaskan satu tangan untuk meraih dagu Citra, memaksanya untuk sedikit membuka mulutnya, lalu menundukkan kepalanya dan mencium dalam-dalam tanpa gerakan yang lembut. Kali ini dia tidak menggigit bibirnya lagi, tetapi lidahnya bergerak-gerak dan menyedot dalam-dalam, seolah ingin menelan semuanya.
Ciuman seperti itu membuat Citra kesulitan bernapas, juga membuat tubuhnya menjadi lemas. Jadi, dia harus mengulurkan tangan dan mendorong dada Satya.
Satya mundur. Napasnya berat, dan suaranya parau, tapi jari-jarinya yang memegang dagu Citra tidak mengendur. Bibir tipisnya membentuk senyuman, "Kamu ingin memakai cara ini untuk menebus kesalahanmu? Sepertinya tubuhmu memang tidak berharga bagimu. Kamu santai sekali."
Handuk mandi di tubuh Citra sudah dilepas dengan sembarangan oleh Satya. Kini di tubuhnya tidak ada sehelai kain pun. Di sisi lain, Satya masih mengenakan kemeja dan celana panjang dan celana dalam yang diturunkan.