Citra mengangkat wajahnya, masih berada di dalam pelukan Satya. Beberapa helai rambut jatuh di wajah putihnya. Dia mengangguk, "Jika ini membuatmu merasa lebih baik, kamu bisa melakukannya sekarang."
Membuatnya merasa lebih baik? Satya menatap wajah cantik Citra yang tertutup rambut gelapnya. Mendengar Citra mengatakan ini, Satya merasa seperti ada tangan yang meraih dadanya, dan kemudian dengan kuat mencengkeram hatinya. Tidak ada perasaan lain, hanya sesak napas berat.
Satya menundukkan kepalanya dan menatapnya. Napasnya menjadi lebih cepat dan berat. Karena keheningan yang menyebar dengan cepat, dia melumat bibir Citra lagi. Kali ini bukan lagi ciuman, Satya murni menyerang bibir merah itu seperti sedang melampiaskan kebencian.