Tubuh Satya segera menegang saat mendengar erangan Citra. Pria seusianya tidak perlu dirangsang seperti itu, Satya pasti akan secara otomatis ingin menyerang Citra. Terlebih lagi karena Citra membuat suara seperti itu ketika dia berada di pelukan Satya.
Suara Satya terdengar serak, "Bangunlah."
Citra perlahan teringat apa yang terjadi tadi malam, dan tiba-tiba mendengar suara dingin Satya. Dia merasa sedih untuk beberapa saat, jadi dia berguling dan langsung pergi dari sofa.
"Citra!" pekik Satya. Dia telah mengulurkan tangannya, tetapi karena keterbatasan ruang, dia tidak bisa menangkap gadis itu.
Ada lapisan karpet tebal di ruangan ini, jadi tidak akan terlalu menyakitkan untuk jatuh dari sofa seperti yang dialami Citra. Tapi saat dia berguling langsung dari pelukan Satya, Citra sedikit sedih. Untungnya, pria yang duduk itu langsung meletakkan lengannya di bawah kepala Citra dan memeluknya.
Suara Satya yang serak terdengar lagi, "Apakah itu sakit?"